10. Long Distance

1.2K 190 38
                                    

Klik di atas untuk mendengarkan lagu Jackie Chan - Endless Love (Yizhan MV)

🌼🌼🌼🌼🌼

You think it's easy
You think I don't wanna run to you
But there are mountains
And there are doors that we can't walk through

I know you're wondering why
Because we're able to be
Just you and me within these walls
But when we go outside
You're gonna wake up and see
That it was hopeless after all
🌸🌸🌸🌸🌸

Di ruang rawat inap sebuah rumah sakit di pusat Kota Beijing, seorang pemuda berparas manis tengah duduk di samping ranjang pasien. Pemuda itu menyuapi ayahnya, merawat pria paruh baya itu dengan telaten dan penuh kesabaran.

"Zhan, Ayah sudah kenyang," ujar Tuan Xiao sembari memalingkan muka.

"Satu kali lagi, Ayah. Kenapa Ayah makan sedikit sekali?!" Xiao Zhan bersikeras membujuk sang ayah untuk makan.

Satu minggu berlalu sejak Tuan Xiao dilarikan ke rumah sakit. Kesehatan pria itu berangsur-angsur membaik namun belum diijinkan keluar dari rumah sakit.

Selama satu minggu ini pula Xiao Zhan dan Cheng Xiao dengan sabar merawat sang ayah di rumah sakit. Xiao Zhan menginap di rumah sakit, sedangkan Cheng Xiao akan datang di pagi atau siang hari dan pulang sore harinya. Kebetulan saat itu Cheng Xiao sedang libur kuliah di awal semester baru, jadi gadis itu bisa fokus menjaga ayahnya yang sedang sakit.

"Tidak, Zhan. Ayah sudah kenyang," tolak Tuan Xiao.

Xiao Zhan meletakkan kotak makanan itu di atas meja nakas. Kemudian mengambil gelas berisi air putih.
"Ayah, minum dulu."

Tuan Xiao mengambil gelas itu, Xiao Zhan masih memegangi gelasnya, membantu sang ayah untuk minum.

Tok ...
Tok ...

Pintu ruang rawat Tuan Xiao diketuk dari luar, kemudian pintu itu terbuka. Yang datang berkunjung adalah Nyonya Wang, ibu Yibo.

"Ibu," sapa Xiao Zhan secara spontan.

Nyonya Wang tersenyum, "Selamat siang, Nak." Wajah wanita itu berubah datar ketika menatap Tuan Xiao yang kini duduk bersandar di kepala ranjang. "Bagaimana keadaanmu?"
tanya Nyonya Wang.

Tuan Xiao berdehem pelan, kemudian menjawab, "Jauh lebih baik."

Rrrrtttt ... Rrrrrtttt ...

Getar ponsel milik Xiao Zhan menginterupsi. Xiao Zhan berpamitan keluar dari ruangan untuk mengangkat telepon.
"Eum, Bu ... aku tinggal sebentar, ya. Ada telepon."

Nyonya Wang mengangguk sambil tersenyum lembut. Setelah Xiao Zhan keluar dari ruangan dan menutup pintu, wanita itu menghampiri Tuan Xiao. Duduk di samping ranjangnya dengan masih berekspresi datar.
Nyonya Wang membuang napas kasar, "Lihat dirimu, ini karena kau terlalu keras kepala," ujarnya.

Tuan Xiao memalingkan muka, "Aku hanya ingin yang terbaik untuk putraku. Apa aku salah?"

"Xiao Jun, mereka sudah dewasa. Mereka tahu apa yang terbaik bagi dirinya. Peran kita sebagai orang tua adalah mendukung mereka di kala mereka menemui kesulitan, bukan menentukan kebahagiaan macam apa yang layak mereka dapatkan," ujar Nyonya Wang.

Perkataan Nyonya Wang ada benarnya juga. Tapi bagaimanapun juga, Xiao Zhan adalah putra kesayangannya. Tuan Xiao tidak rela jika harus jauh dari putranya. Selain itu, dia juga ragu bahwa Yibo dapat membahagiakan putranya.

"Xiao Jun, apa lagi yang kau pikirkan? Kebahagiaan Xiao Zhan hanyalah dengan bersama putraku. Mereka saling mencintai. Tidak seharusnya kau bersikap seperti ini. Lihatlah Xiao Zhan sekarang. Apakah dia bahagia?"
Setelah mengucapkan hal itu, Nyonya Wang kembali menghela napas. Wanita itu kemudian melanjutkan, "Putraku adalah anak yang sangat baik dan tulus. Aku yakin dia bisa memegang kata-katanya. Meskipun sekarang putra kita berjauhan. Aku yakin hubungan mereka akan tetap baik. Mereka bisa mengatasi semua ini."

REWRITE THE STARS (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang