Chapter 1 [One]

252 25 1
                                    

Hai semuaa! Lynn udah buat fanfic baru, xixi. Ini chapter pertama masih buat perkenalan dulu yaa. Btw thankyou buat udah tap ke fanfic ini. Semoga suka yaa! Jangan lupa vote n comment! Enjoy-!! <333

Di suatu sore yang masih cerah di kastil ratusan tahun umurnya, seorang pangeran dan putri sedang bermain bola di halaman kastil

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di suatu sore yang masih cerah di kastil ratusan tahun umurnya, seorang pangeran dan putri sedang bermain bola di halaman kastil. Mereka bernama Pangeran Caspian dan Putri Cassie. Caspian berumur 13 tahun dan Cassie berumur 6 tahun. 

Saat mereka bermain bola, ia melihat perawat mereka, sebut saja Avery yang diusir oleh paman mereka, Miraz. 

"Paman kenapa perawat pergi?" tanya Cassie bingung. 

"Kuusir."

"Tapi kenapa?" tanya Caspian. 

"Dia melanggar apa yang ku larang." jawab Miraz lalu melangkah pergi. 

"Pian, apakah benar kata paman? Siapa yang akan menceritakan kita cerita?" tanya Cassie yang mulai menangis.

Sebelum Caspian menjawab, Miraz kembali dan mulai menegur. "Caspian, suruh adikmu diam dan kalian berdua masuk kedalam kamar kalian. Aku akan mencarikan guru untuk kalian."

"Baik paman," ucap Caspian yang langsung menggendong Cassie ke kamarnya. 

"Pian akan menceritakan semua hal yang Lia tanyakan." jawab Caspian menurunkan Cassie seraya tersenyum. Mata Cassie melebar dan senyumannya muncul. "Yayy!"

_____

Pagi pun tiba. Caspian dan Cassie yang sedang bermain di kamarnya dipanggil oleh Miraz untuk berjalan-jalan. Setiap dua kali dalam seminggu, Miraz selalu mengajak keponakan-keponakannya untuk berjalan-jalan di halaman kastil. 

"Caspian, apakah kamu sudah bisa menunggangi kuda dan menggunakan pedang dengan bagus?"

"Belum, Paman."

"Belajarlah. Aku sudah menemukan guru untukmu dan Lia," ucap Miraz. 

"Siapa, Paman?" tanya Cassie menyela. 

"Dia bernama Profesor Cornelius."

Lalu datanglah seorang yang memiliki badan yang pendek dan gemuk. Pria itu juga memiliki janggut yang sangat panjang sampai mencapai pinggangnya, dan wajahnya yang cokelat dan penuh kerut-merut, tampak sangat bijaksana, sangat jelek, dan sangat baik hati. Suaranya kasar dan matanya berbinar gembira. 

"Cornelius, sebelum aku pergi, jangan pernah kau menceritakan omong kosong tentang Narnia."

"Baik, Yang Mulia," jawab Cornelius. Lalu Miraz pergi. 

Cassie yang mendengar perkataan Miraz pun matanya berkaca-kaca. Caspian yang melihat adiknya hampir menangis pun langsung mendekati tubuhnya pada adiknya dan memegang tangannya. 

"Hey, aku akan menceritakan semua yang ku tahu tentang Narnia, Lia." Lia adalah panggilan keluarga untuk Cassie. Nama lengkap Cassie adalah Adelia Cassie Elvina. Lia adalah sebutan dari Adelia. 

"Tenang Putri Cassie, aku akan menceritakan semua tentang Narnia disaat waktu yang tepat." sela Cornelius. 

"Apa yang Profesor tahu tentang Narnia?" tanya Caspian. 

_____

Malam telah tiba, Cornelius memasuki kamar Caspian dan Cassie perlahan dan menyuruh mereka untuk menaiki menara yang letaknya tidak jauh dari kastil tetapi tidak akan ada yang bisa mendengar pembicaraan mereka disana. 

Cornelius menceritakan beberapa hal tentang Narnia pada Caspian dan Cassie, tapi pada akhirnya Caspian mengeluh. 

"Yah, sayang sekali Bangsa Narnia sudah punah."

"Siapa bilang mereka punah?" ucap Cornelius yang membuka tudungnya sehingga Caspian bisa melihat wajah Cornelius lebih jelas di bawah terang bulan. 

Caspian langsung menyadari yang sebenarnya dan merasa seharusnya dia sudah menyadarinya. Profesor Cornelius memiliki badan yang pendek dan gemuk, ia juga memiliki janggut yang panjang. Dia bukan manusia, dia dwraf!

"Kau sudah menebaknya?" dijawab anggukan kecil oleh Caspian.

"Halo, Lia tidak tahu apa yang kalian bicarakan." ucap Cassie yang melompat-lompat selayaknya Caspian dan Cornelius tidak melihatnya. 

Caspian yang melihat begitu gemas aksi adiknya pun mulai menggendongnya. "Profesor Cornelius bukanlah manusia. Dia adalah dwraf, Lia."

Mata Cassie membuka lebar dan matanya juga. "Benarkah?" tanyanya.

"Sebenarnya aku setengah dwraf dan setengah manusia."

"Ceritakan pada kami lebih banyak!" ucap Cassie. 

"Tidak sekarang, Yang Mulia. Kalian harusnya sudah tidur sekarang. Saat waktu yang tepat aku akan menceritakan yang lebih banyak." ujar Cornelius. Wajah Cassie yang terlihat senang berubah menjadi lebih sedih. 

"Tidak apa, Lia. Besok Profesor akan menceritakan kita banyak hal tentang Narnia. Tetapi kita harus sembunyi-sembunyi, aku takut kalau Paman akan tahu bahwa kita diceritakan semua ini." Cassie pun mengangguk pelan dan mulai menyenderkan kepalanya pada pundak kakaknya. Dan tak lama kemudian Cassie pun tertidur. 

-

-

-

-

-

REALITY-Edmund Pevensie x Cassie ElvinaWhere stories live. Discover now