18. Fakta

285 122 115
                                    

HAPPY READING!❤

oOo

Bu Mira yang hendak meninggalkan sekolah karena ada kepentingan, menugaskan kelas 12 IPS 2 untuk mengerjakan soal matematika. Zetta satu-satunya murid di kelasnya yang telah selesai mengerjakan. Akhirnya, dia memutuskan untuk mengelilingi sekolahnya sebelum bel istirahat berbunyi.

Saat sudah menuruni tangga lantai 3 menuju lantai 2. Zetta mendengar suara orang yang sedang mengobrol. Karena rasa penasaran, gadis itu memutuskan untuk berjalan mendekati asal suara tersebut. Terlihat Alvin dan Melva yang sedang berdiri di lorong kelas 11 seraya mengobrol sesuatu yang tidak Zetta ketahui.

"Mau lo apa, Mel?" tanya Alvin.

"Putusin dia!"

Alvin terdiam, lalu menundukkan kepalanya. Memandang kosong lantai di lorong tersebut.

Melva menghela napas gusar. "Kenapa? Nggak bisa? Jadiin dia pacar aja bisa, kenapa putus nggak bisa?"

"Bertindak nggak semudah cara lo ngomong," sahut Alvin.

Melva meremas kasar rambutnya. "Harusnya gue nggak perlu sekolah di London! Biar ada yang ingetin di sini, kalo lo adalah orang yang bertanggung jawab atas semua yang terjadi sama Azusa! Dan sekarang lo malah udah punya pacar. Maksud lo apa, Alvin?!"

Lagi dan lagi, Melva kembali mengungkit-ungkit kejadian itu sudah lebih dari belasan kali. Hal itu membuat Alvin semakin merasa bersalah.

"Maafin gue, Mel." Setelah berkata seperti itu, Alvin melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Melva yang masih kesal kepadanya.

Zetta yang sedari tadi menyimak pembicaraan keduanya. Kini keluar dari tempat persembunyiannya di balik tembok.

"Siapa Azusa?"

Melva terkejut dengan kehadiran Zetta. "Nggak usah kepo lo!"

Zetta menahan pergelangan tangan Melva yang hendak pergi. "Siapa Azusa, Melva?"

"Mungkin cinta pertamanya Alvin," jelas Melva dengan nada malas.

Tubuh Zetta sedikit melemas setelah mendengar fakta yang baru saja dikatakan Melva. Membuat cekalannya pada pergelangan tangan Melva perlahan terlepas.

Melva nampak berpikir, kemudian mengeluarkan senyum liciknya. "Lo tau? Azusa suka banget sama strawberry smoothie. Dan Azusa juga satu-satunya orang yang bikin Alvin suka sama strawberry smoothie."

Ucapan yang dikatakan Melva kembali membuat Zetta terkejut. Mungkinkah itu alasan Alvin tidak memberi tahu Zetta mengenai minuman favoritnya? Tetapi, untuk apa harus disembunyikan?

"Mereka deket banget. Walaupun statusnya cuma sebatas sahabat. Tapi gue yakin, kalo Alvin nganggep Azusa lebih dari sahabat," lanjut Melva yang sepertinya sedang mengompori Zetta.

"Terus, di mana dia sekarang?" tanya Zetta penasaran.

Melva menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Kenapa gue harus jawab pertanyaan lo?"

"Karena semua yang ada kaitannya sama Alvin, itu urusan gue juga."

Melva menimang-nimang perkataan Zetta, lalu mengeluarkan senyum liciknya. "Gue akan kasih tau lo. Tapi, ada syaratnya."

"Apa syaratnya?" tanya Zetta.

"Memohon di kaki gue."

Zetta terkejut dengan syarat yang diberikan Melva. Yang benar saja? Seumur hidupnya, dia belum pernah melakukan hal serendah ini.

"Gimana?" Melva terkekeh pelan. "Anggep aja, lo lagi minta maaf karena nge-bully gue di toilet satu minggu yang lalu."

Zetta menatap Melva tidak percaya. Apa maksudnya? Untuk apa dia meminta maaf untuk kesalahan yang tidak dia lakukan?

SHAMBLES [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang