☞ Undangan ☜

186 14 1
                                    

follow yah

secangkirmoca

votenya, dude

2568 words.

.

.

.


Kembali bertemu dengan hari Senin, hari yang entah mengapa tidak disukai banyak orang terutama bagi seorang pelajar seperti Adel dan Fanya. Sebab di hari itu mereka harus kembali bersekolah dengan seragam lengkap setelah satu hari kemarin bersenang-senang di rumah.

Sekolah 6 hari fullday, sekalinya libur masih tetap ingin libur. Bisa dibilang tidak cukup satu hari untuk mereka menghabiskan waktu dengan bersantai. Itu pun jika tidak dihadapkan dengan tugas tambahan. Ada yang sama?

"Udah Senin aja, sih." dumel Adel sembari membungkuk mengikat tali sepatunya.

Fanya yang sedang duduk di sofa sambil memoles kulitnya dengan skincare mahal, ikut berdecak. "Gak kerasa banget hari liburnya,gak marem."

"Gak marem? Apa deh marem? Tutup mata?" bingung Adel tak mengerti bahasa yang Fanya gunakan.

"Gak puas,"

"Bahasa mana anjir?"

"Bahasanya Laksono, mantap kan." kekeh Fanya mengingat logat pria itu saat bertemu dengannya hari lalu.

Adel memutar bola matanya. "Gak cocok lo pake bahasa gituan,"

"Cocok aja, kenapa emang?"

"Gak tau juga. Mungkin karena lo ditakdirin cocoknya cuma pake bahasa desahan." ujar Adel menahan tawa mengejek sahabatnya.

"Fuck you, sist."

"Fuck you more." balas Adel mengacungkan jari tengahnya.

Tin!

Kedua gadis itu menoleh ke pintu utama saat mendengar suara klakson mobil yang tepat di depan rumah mereka.

"SAYANG!" Teriak seseorang dari luar.

Adel buru-buru mengikat tali sepatunya yang sebelah lagi. "IYA BENTARR!"

"Bareng gak, Fan?" tawarnya pada Fanya.

"Gue dijemput Raden sebenernya, tapi gak tau kenapa belum dateng juga"

Selesai mengucapkan hal itu, tangannya sudah ditarik terlebih dulu oleh sahabatnya. "Eh—eh,"

"Lo gak lupa, kan? Raden gak pernah nepatin janjinya sama lo. Sekarang berangkat bareng gue sama Satria,"

Fanya diam karena sibuk celingukan ke luar gerbang mencari kedatangan cowok yang ditunggunya. Setelah Adel mengunci pintu dengan benar, dia hanya pasrah saat tangannya ditarik kencang oleh gadis itu. Mereka masuk ke dalam mobil Satria yang sudah menunggu, dengan Adel yang berada di kursi depan samping kekasihnya sedangkan Fanya yang duduk di jok penumpang.

"Pagi," sapa Satria saat melihat kekasih tercintanya masuk ke dalam mobil. Tangannya terulur mengusap sayang kepala gadisnya.

"Pagi, Sat." balas Adel tersenyum manis. Ia memajukan tubuhnya sedikit guna untuk mengecup sekilas bibir Satria yang seksi.

Anjay.

Fanya yang di belakang berdecak kesal. "Ini salah satu alesan gue gak mau bareng kalian,"

POSSESSIVE LOVER [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang