hai!
.
.
.
"Ngelawak lo?" kekeh Adel yang sejujurnya merasa salah tingkah.
Satria bangkit dari duduknya dan mendekat pada gadis itu yang sengaja menghindari kontak matanya. "Gue serius, Adel."
Adel membalas tatapan cowok itu yang kini wajahnya berada tepat di depannya. Ia sedikit mendongak karena tubuh Satria yang memang lebih tinggi darinya. Mencari sesuatu di manik mata Satria tetapi ia tak menemukan apapun selain ketulusan yang terdapat di matanya.
"Lo suka sama gue?" Tanyanya serius.
Satria menggeleng. "Bukan suka lagi, gue udah jatuh sejatuh-jatuhnya sama lo,"
Terkejut.
Itu yang Adel rasakan saat ini. Bagaimana bisa? Padahal mereka baru bertemu beberapa menit yang lalu. Itupun dengan pertemuan dan perkenalan yang sedikit tidak wajar.
"T-tapi kita baru aja saling kenal," Ucap Adel sambil menghilangkan rasa gugupnya. Dia menunduk dengan mata yang melirik sekeliling.
"Terus?"
"Ya-y-ya gak ada terus-terus. Masa lo udah suka aja sama gue. Padahal kan-"
"Lo gak percaya kalau cinta itu beneran datang tiba-tiba, kapan aja, dan dimana aja?" Ujar Satria menyela perkataan Adel.
"Bukan gak percaya. Tapi gue gak yakin kalau itu beneran cinta, siapa tau perasaan lo itu cuma sesaat. Lagian lo baru kenal gue dari luar, belum tau dalemnya gue kaya apa," Ujar Adel memberi pengertian pada pria itu.
Gadis itu bingung harus menolak bagaimana lagi. Bahkan dirinya tidak memiliki rasa apa-apa saat bersama Satria. Tetapi jujur saja, jantungnya selalu berdetak sedikit lebih cepat dari biasanya ketika berdekatan dengan cowok itu. Entah perasaan apa itu, dia tidak ingin menyimpulkan sebelum dirinya benar-benar yakin.
"Kalau gitu kasih gue kesempatan buat kenal lo lebih dalem. Bisa?"
Adel terdiam. Bergelut dengan otaknya yang seolah berkata tidak, sedangkan hatinya yang mengatakan iya.
Dia menghela nafas pelan sebelum akhirnya menatap Satria beberapa detik lamanya. "Fine! Gue kasih waktu 10 hari buat lo," final Adel pada akhirnya.
Sudut bibir Satria terangkat membentuk senyum manis yang mampu membuat Adel terpesona.
"Makasih, Adel."
Adel mengangguk. "Kalau selama 10 hari lo gagal, gue minta lo jangan ganggu gue. Deal?"
"Deal."
"Soal uang lo gimana?Seriusan gak mau?"
"Serius, sayang. Simpen aja buat keperluan lain,"
Pipi Adel kembali merona mendengar panggilan cowok itu dengan senyum tertahan. Ia menunduk guna menyembunyikan wajahnya yang memerah malu.
"Cie, blushing."
Sialan.
Adel berdeham menormalkan degup jantungnya yang berdetak tidak karuan ini.
"Gak pulang?"
Satria menggeleng sambil matanya menyusuri rumah megah itu.
"Ini rumah orang tua kamu?" Tanyanya dengan gaya bicara yang mulai ia ubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE LOVER [On Going]
Roman pour AdolescentsMenceritakan seorang anak kuliahan yang awalnya bersifat dingin dan cuek, kini berubah drastis menjadi BUCIN TOLOL semenjak berpacaran dengan gadis SMA. Audelina Belda yang memiliki sifat bar-bar akut, harus menjadi pasangan dari seorang Satria Edel...