☞ Si Manis ☜

110 8 0
                                    

hallo apa kabss

follow akun wattpadku yaah

secangkirmoca

ramein dgn komen+VOTE ❤️

1396 words

.

happy reading

.

Setelah kelima orang ini puas bermain, tidak—bukan kelima, tetapi dua. Dua perempuan yang sudah puas dengan segala permainan yang ada di timezone, kini terduduk di lantai dengan kaki keduanya yang selonjoran. Sedangkan tiga cowok lainnya berada di bangku yang tak jauh dari mereka.

Kedua perempuan itu menantang para laki-laki yang sejak tadi bersamanya untuk bermain apapun itu. Dan siapa sangka, Adel selalu menang dan tak terkalahkan. Gadis itu sudah seperti orang yang terlihat profesional dalam urusan ini. Bahkan kekasihnya sukses dibuat menganga saat Adel tidak pernah gagal saat bermain mencapit boneka.

Tidak hanya permainan itu saja, dance pun Adel berhasil mengalahkan teman-temannya. Satria mengakui gadisnya memang hebat.

"Sini duduknya. Situ kotor," ujar Satria pada kekasihnya.

"Gerah, Sat." balas Adel sambil mengibaskan tangannya berkali-kali di depan wajahnya sendiri.

Satria berdecak, bandel sekali gadisnya ini.

"Gue duluan ya, Del" ucap Fanya sembari bangkit dari posisinya.

Adel mendongakkan kepala dengan alis bertaut. "Buru-buru banget?"

Fanya mengangguk. "Gue dijemput temen di luar,"

"Mau kemana?"

Itu bukan suara Adel, melainkan Raden yang tidak sengaja mendengar perkataan Fanya.

Sejak memasuki timezone, keduanya tidak berinteraksi sedikitpun. Sebab wanita itu yang selalu menghindar setiap kali Raden mendekati dirinya. Bahkan, Fanya tidak mau menatap cowok itu barang sebentar saja. Hal itu membuat Raden sedikit kecewa namun ia sadar, Fanya seperti itu juga pasti karena ulahnya.

Suasana mendadak menjadi canggung setelah Raden bertanya kepada Fanya. Wanita itu tidak menjawab pertanyaan Raden. Dia memilih langsung pergi dari sana tanpa mengucap sepatah kata lagi.

Mereka hanya menatap kepergian wanita itu dengan sedikit rasa kasihan pada Raden.

Laksono yang berada di samping cowok itu menepuk bahunya pelan. "Dia masih butuh waktu kayaknya, Den."

"Sok tau" balas Raden menepis tangan Laksono.

"Lha anjirr, gue kasihani malah ngelunjak ya, lo"

"Gue gak butuh dikasihani. Yang gue butuhin cuma maaf dari Fanya," ucap Raden yang bergumam di akhir kalimat.

Adel dan Satria hanya menatap interaksi keduanya.

"Lo butuh maaf dari dia, tapi lo gak maju sedikit pun. Pantes aja lah dia bersikap kayak gitu," cerocos Laksono yang ternyata mendengar gumaman itu.

POSSESSIVE LOVER [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang