☞ Adel yang Malang ☜

139 10 0
                                    

vote ya bebskii

MAKSA!!

secangkirmoca

2273 words

.

.

.


"Woy, apa-apaan lo!" sentak seorang cowok yang baru saja akan menduduki bangku kursinya kepada salah satu teman kelasnya. Sedangkan teman kelasnya itu malah menatapnya bengong. Persis seperti seorang idiot.

Laksono mendekat pada orang itu. "Lo ngapain duduk di tempat gue?" ujarnya setelah sampai di hadapan teman songongnya.

"Gakpapa."

Mendengar jawaban temannya itu lantas dirinya mendelik tajam. "Udah kaya cewek aja lo ditanya dikit jawabnya gakpapa."

Rian-nama teman songongnya itu mengerjapkan matanya berulang kali. Tidak mengerti yang diucapkan oleh Laksono.

Laksono berdecak. "Lo pindah ke tempat lo sendiri, gue mau molor." titahnya yang langsung dituruti Rian. Aneh memang, tidak ada alasan yang jelas untuk Rian duduk dan langsung menurut begitu saja. Mungkin memang dasarnya orang itu yang gaje alias gabut.

"Aahh, akhirnyaa gue naroh pantat juga setelah dari Subuh gak bisa duduk" ucap Laksono dengan nafas lega.

Raden yang mendengar itu lantas berbalik menatap sahabatnya yang duduknya berada di seberang, paling belakang.

"Ngapain lo jam segitu udah bangun?" tanyanya. Sebab ia sendiri tahu jika manusia sejenis Laksono ini paling tidak bisa bangun pagi. Kecuali terpaksa atau dipaksa.

Laksono menatapnya datar. "Nunggu ayam jantan bertelur, jing."

"Anjir mau banget lo disuruh nunggu begituan, kalau gue jadi lo mending pindah tidur ke kandang ayam."

"Lo percaya?"

Raden yang tadinya heboh, kini memasang raut masam. "Bangsat lo emang,"

Laksono terbahak sambil bertepuk tangan melihat raut wajah sahabatnya itu. Di sela tertawanya, Satria masuk ke dalam kelas mereka dengan wajah murung (?). Ia pun mengalihkan pandangannya pada Raden yang ternyata juga sedang menatapnya dengan tatapan bertanya. Laksono mengangkat kedua bahunya tidak tahu apa yang terjadi dengan temannya yang satu itu.

"Jelek bener muka lo, Win." ejeknya yang tengah mencoba mencairkan suasana.

Namun, Satria sama sekali tidak menggubris hal itu. Laksono yang duduk di belakangnya, serta Raden yang berada di bangku sebelah kanannya lantas menghampiri Satria.

"Tumben lo, Sat. Lagi badmood?" kini berganti Raden yang bertanya.

Satria menggeleng pelan sebelum menyumpal kedua telinganya dengan earphone dan mulai mendengar kumpulan lagu kesukaan gadisnya. Kemudian dia menelungkupkan kedua tangan di atas meja disusul kepalanya yang ia sembunyikan di lipatan tangan itu.

Raden dan Laksono kembali saling pandang. Keduanya bingung dengan keadaan Satria, mungkin suasana hatinya memang sedang buruk.

"Lagi berantem kali sama ceweknya," bisik Laksono pelan agar tidak terdengar oleh Satria.

"Bisa jadi" angguk Raden sependapat dengan sahabatnya.

Laksono menatap Satria dan Raden bergantian. "Tapi biasanya gak gini, cok. Lo liat muka dia, kusut bener udah kayak setrikaan emak gue."

POSSESSIVE LOVER [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang