Bagian 8

243K 2.9K 61
                                    

       “Justin?”

             “Yes, darlin’ ?” jawab Justin dengan suara lembutnya. Tangannya yang kekar membelai lembut perut wanita disampingnya.

       “Aku ingin menanyakan sesuatu”

       “Katakan saja darlin’

       “Apakah istrimu tahu bahwa kau pergi ke Venezuela bersama ku?” sontak pertanyaan Nathalie membuat Justin memutar bola matanya jengah. Dia tidak habis pikir, kenapa Nathalie memperdulikan perasaan orang lain.

       “Ya sweetheart, dia mengetahuinya. Kenapa kau bertanya seperti itu hmm?” ucap Justin seraya mengelus lembut pipi Nathalie. Nathalie menutup matanya, merasakan tangan kekar Justin di pipinya.

       “Tidak apa-apa. Aku hanya kasihan padanya, Justin. Kau terlalu kasar padanya” Nathalie menjawabnya dengan suara pelan. Dia takut jika Justin mara padanya karena sudah berani menanyakan sesuatu hal yang sangat dihindari Justin.

       “Nath, bisakah kita tidak membicarakan hal ini? Aku hanya ingin berduaan dengan mu disini tanpa diganggu oleh siapapun”

      

       Ya mereka pergi ke Venezuela hanya untuk berlibur. Dan juga mengurangi kecurigaan para karyawan Justin di kantor. Pergi ke Venezuela untuk menghadiri grand opening rekan bisnisnya? Oh, itu hanyalah sekelumit ide licik kecil Justin. Dia hanya ingin berdua bersama Nathalie.

“Baiklah. Aku mengerti” jawaban Nathalie membuat senyum di wajah Justin mengembang.

“hmmm darlin’, kau merasakannya?”

“Oh jangan lagi Justin” ucap Nathalie seraya memutar bola matanya jengah. Tapi sedetik kemudian, Nathalie berteriak. Justin memutar badan Nathalie agar terduduk diatas tubuhnya. Dan sekejap bibir mereka sudah beradu.

**

Gedoran pintu yang bertubi-tubi membuat Nathalie menggeliat pelan diatas tubuh Justin. Yaa sepertinya posisi women on top adalah posisi favorit mereka. Pelukan Justin semakin erat ditubuh Nathalie. Dan gedoran tersebut masih mengganggu pendengaran Nathalie.

“Justinnn lepaskan pelukanmu sayang. Ada orang gila yang menggedor pintu dengan kekuatan Hulk nya” ucap Nathalie dengan merasa sedikit geli karena memanggil suami orang dengan sebutan sayang. Sebenarnya, ini bukanlah keinginannya. Jika bukan Justin yang memaksanya, siapa lagi.

“Biarkan dulu darlin’, aku masih menikmati saat penis ku masih berada di dalam vagina mu”

“Justin!!”

What?

“Kata-kata mu tadi sangatlah tidak… sopan” ucap Nathalie dengan sedikit bentakan. Dia baru tau jika Justin bisa berbicara se vulgar itu.

“Lepaskan aku. Aku ingin membuka pintunya”

Akhirnya Justin dengan tidak rela melepaskan pelukannya ditubuh Nathalie. Saat Nathalie beranjak dari atas tubuh Justin, Nathalie mengerang saat milik Justin keluar. Nathalie memandang geli pada milik Justin yang menegang. Dengan sengaja, Nathalie mengecup lembut ujung kejantanan Justin.

“Oh tidak darlin’” ucap Justin dengan diiringi desahan lembut karena perlakuan Nathalie. Nathalie mengedipkan sebelah matanya untuk menggoda Justin.

Dengan cekatan Natthalie menyambar kemeja milik Justin yang berada di kursi dan memakainya dengan cepat. Saat Nathalie merasa gedoran pintu itu sudah keerlaluan, Nathalie berlari kearah pintu. Dan saat membuka pintunya Nathalie hanya bisa melongo.

“Dasar perempuan jalang!” teriakan yang penuh dengan amarah tersebut diiringi dengan suara tamparan yang cukup keras. Tentu saja itu sakit. Karena wajah Nathalie hingga tertoleh kesamping saking kerasnya tamparan.

Nathalie hanya bisa diam menatap wajah Ashley. Yaa istri Justin kini berada disini. Dan baru saja menamparnya dengan keras. Rasa bersalah menyeruak didalam hatinya. Ya sebut saja dia jalang. Dia memang jalang yang tidak tahu diri.

“Aaaa a aku tidak ber..”

“Hentikan saja ucapanmu itu jalang! Penggoda suami orang!” teriak Ashley tepat didepan wajah Nathalie dengan marah.

Justin mengernyitkan dahinya bingung mendengar teriakan-teriakan dari pintu. Bergegas memakai boxer dan celana nya dan memakainya cepat. Dia takut terjadi apa-apa dengan Nathalie. Justin sedikit berlari menuju pintu dan tercengang melihat Ashley sedang menjambak rambut Nahalie kuat. Bahkan Justin bisa mendengar isakan Nathalie yang hanya berusaha untuk melindungi wajah dan kepalanya dari pukulan Nathalie.

“Hentikan itu brengsek! Kau menyakiti istri ku!” teriak Justin seraya berusaha untuk melepaskan Nahalie dari amukan Ashley. Justin memeluk Nathalie erat. Tangannya ia gunakan untuk mengelus lembut rambut Nathalie yang baru saja dijambak oleh Ashley. Bahkan Justin bisa merasakan kepala Ashley yang berdenyut.

“Justin! Kau…”

       “Pergi brengsek! Kau menyakiti istriku” teriak Justin yang mengusir Ashley untuk pergi. Suaranya terdengar tercekat. Justin menangis. Dia merasa kasihan kepada Nathalie yang masih saja sesenggukan di pelukannya. Tidak. Dia harus membawa Nathalie ke rumah sakit.

       “Kubilang pergi, Ashley! Kau wanita brengsek. Kau sudah menyakiti istriku. Dan itu berarti kau juga sudah menyakitiku! Jangan harap setelah ini aku akan memaafkanmu. Kupastikan surat cerai akan datang 2 minggu lagi!”

       “Tapi, Justin.. dia sudah menggoda mu agar bisa bercinta denganmu. Dia…dia sama saja dengan pelacur diluar sana yang dengan mudahnya mengangkangkan kakinya agar dimasuki oleh kejantanan para pria mesum hanya untuk menguras uangmu!” teriak Ashley yang kini wajahnya sudah sangat merah. Air mata sudah mengalir turun membasahi pipinya.

       Nathalie yang mendengar kata-kata kasar Ashley hanya bisa mengepalkan tangannya. Dengan pelan, Nathalie memukul dada bidang Justin. Tidak. Dia tidak seperti itu. Justin dan dia saling mencintai. Nathalie tidak pernah berpikir untuk menguras uang Justin. Bahkan dia tidak pernah meminta untuk dibelikan sesuatu kepada Justin.

       Tiba-tiba semua pintu kamar yang berada di lantai itu membuka pintunya. Semua berteriak histeris dan kaget melihat pemandangan dimana seorang lelaki yang duduk di lantai dan hanya memakai celana tengah memeluk wanita yang memakai kemeja dan meringkuk didalam pelukan si lelaki. Dan satu lagi wanita yang nampak kacau berdiri di depan sejoli yang tengah berpelukan tersebut.

       Entah siapa yang memanggil pihak keamanan untuk datang ke lantai ini. Yang pasti kedatangan pihak keamanan membuat Justin sedikit lega karena wanita di depannya ini akan segera diseret pergi dari hadapannya. Justin masih mengelus lembut kepala Nathalie dan memluknya erat. Oh ya tunggu saja surat perceraian datang kepadamu, Ashley

      

      


AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang