Bagian 16

109K 1.9K 66
                                    

Apakah aku harus menyalahkan Tuhan? Tidak. Ini salah kita berdua. Andai saja aku menuruti apa yang dikatakan Shawn agar bekerja di perusahaan yang dipimpinnya pasti semua ini tidak akan terjadi. Semua adalah takdir.

Kepalaku sangat pening memikirkan semua ini.

Dari: Mr. McAliste
Perihal: baik?

Hai, darlin' . Apa kabarmu? Baik bukan? Kau tahu, aku sangat merindukanmu. Sangat. Jadi, bisakah besok aku datang?

Ur future hubby McAliste

Sial. Apa-apaan? Future hubby? Konyol. Apa ia pikir jika kita akan menikah? Tidak mungkin.

Untuk: Mr. McAliste
Perihal: Tentu saja

Terimakasih sebelumnya karena sudah mempeehatikan kesehatan dan keadaanku. Aku sangat menghargainya. Tentu kau boleh menjengukku besok. Kau kan bosku.

Nath xx

Tidak ada salahnya bukan jika aku membalas e-mail Justin. Aku harus bisa menghargai semua perhatian yang telah ia berikan kepadaku. Mungkin ia sangat menginginkan seorang anak.

Dari: Mr. McAliste
Perihal: Rindu

Aku merindukanmu dan bayi kita. Apa kau masih sering merasakan mual? Bayi kita pasti merindukan ayah tampannya ini.

McAliste

Membacanya membuatku tersenyum. Kata-kata yang ia gunakan berbeda dengan apa yang sering diucapkan Shawn. Justin orang yang humoris. Sangat berbeda saat pertama kali aku melihatnya.

Untuk: Mr. McAliste
Perihal: Tidak

Baby tidak merindukanmu, kau tahu. Tapi aku masih merasakan mual saat bangun tidur. Entahlah, kata dr. Chun itu adalah hal biasa yang terjadi terhadap ibu-ibu hamil pada umumnya. Jadi kau tidak usah terlalu perhatian berlebihan.

Nath xx

Jika aku boleh jujur, sekarang aku merasa mual. Kepalaku pening. Ntah kenapa aku menginginkan agar Justin berada disini, mengelus lembut perutku.

Dari: Mr. McAliste
Perihal: feeling

Aku merasakan jika kini kau membutuhkanku darlin'. Apa aku harus kesana sekarang. Aku takut hal buruk akan terjadi kepadamu dan bayi kita.

Si cemas McAliste

Untuk: Mr. McAliste
Perihal: Dial

Ya. Kau benar. Aku membutuhkanmu, Justin. Sekarang.

Nath xx

Dari: Mr. McAliste
Perihal: -

On my way

McAliste xx

"Terimakasih kau sudah datang".

"Tidak perlu berterimakasih. Dengan senang hati melakukannya untukmu". Tangannya tidak berhenti mengelus lembut perutku. Sejak ia datang, aku langsung merengek memintanya untuk mengelus perutku. Entahlah, kupikir aku akan menjadi ibu hamil yang manja.

"Aku takut kau sedang sibuk. Dan Shawn sedang bekerja. Aku bingung harus meminta tolong kepada siapa". Kulirik Justin yang kini juga menggenggam tanganku erat. Seolah mengatakan jika ia berada disini untukku. Sial. Aku terharu.

"Sesibuk apapun aku akan mencoba untuk terus berada disampingmu, darlin'".

"Aku tahu, Justin. Terimakasih".

"Urwell, darlin'".

"Ummmm Justin, bisakah aku minta sesuatu". Perasaanku gelisah. Antara aku harus mengatakannya atau tidak. Aku malu.

"Tentu. Apa yang sedang kau inginkan?"

"A a aku ingin melihat bagaimana proses pembuatan bayi". Suaraku semakin mengecil. Aku malu.

"Apa?! Tapi kenapa harus itu?". Benarkan dugaanku. Pasti ia akan terkejut.

"Aku juga tidak tahu. Tanyakan saja pada anakmu!!". Ia berhasil membuat perasaanku memburuk. Kenapa ia tidak diam saja dan langsung memutarkanku videonya? Lelaki!!

"Baiklah baik. Tunggu sebentar". Akhirnya ia menurut juga. Wajahnya pucat dan keterjutannya ITU masih belum hilang.

Justin beranjak dari kursinya dan keluar dari ruang inap ini. Mau kemana dia?

Aku menunggunya hingga rasanya aku sudah tertidur. Namun mendengar suara pintu yang terbuka mengagetkanku dari rasa kantukku.

"Kau kemana saja? Aku mengantuk".

"Kau mengantuk? Lebih baik tidur saja ya. Harus banyak beristirahat. Agar bisa cepat pulang". Aku tahu ini! Ini pasti akal bulusnya untuk mengerjaiku. Sehingga aku tidak bisa menonton videonya.

"Kau jahat!! Mana videonya! Aku ingin menontonnya".

"Kau menang". Kutampilkan senyum kemenanganku. Kugeser tubuhku kesamping. Lalu menepuk ranjang disampingku yang kosong agar Justin berada disampingku.

"Apa? Kupikir kau akan menontonnya sendiri".

"Tidak. Aku mau kau menemaniku menonton videonya. Ayo". Cepatlah Justin. Aku sudah tidak sabar.

Akhirnya Justin naik keranjang. Sebelumnya ia melepas sepatu kulit mahalnya. Ia mengeluarkan iPhone nya dan langsung menuju ke files. Aha! Pasti ia baru saja men download nya. Lalu ia memutar video. Cukup lama pembukaannya karena video ini memiliki cerita.

"Wanita seksi".

"Tidak seseksi seperti mu. Kau lah yang paling seksi dan sangat panas". Perkataannya membuatku tertawa. Panas? Ia pikir aku microwave. Kurasakan tangan Justin mengelus lembut perutku. Nyaman sekali. Aku masih fokus dengan video ini.

Tidak nyaman. Lama kelamaan video ini membuatku resah. Bagaimana ini.

"Ada apa?". Tidak. Justin menyadarinya. Bagaimana aku mengatakannya.

"Aku ingin......."

"Ya?". Justinnnn jangan pandang aku seperti itu. Dan tolong hentikan videonya.

"Baby ingin dikunjungi ayahnya". Aku mengatakannya dengan sangat cepat. Mustahil Justin bisa memahaminya.

"Maksutmu kau ingin agar aku...". Tanpa meneruskan kata-katanya aku langsung menganggukkan kepalaku dengan cepat. Sial. Aku malu sekali.

"Baiklah. Kemari ibu hamil manja, aku akan membuatmu panas"

******

Maafkan karena sudah membuat kalian semua menunggu lama. Tugas sekolah menumpuk belum sempet buka wattpad. Maafkan yaa. Jangan lupa vomment nyaa. Recommend ketemen kalian jg boleh :). Yang mau tanya² bisa ask di twitter @barbzxbitch atau ask.fm/argaisnn


AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang