Bagian 13

137K 2.2K 77
                                    

Perhatian!!
Disetiap kata yang aku bold itu sudah berganti tempat dan suasana yaa. Jadi tolong dibiasakan^^

"Tidak"
"Kenapa? Kupikir kau menyukainya"

"Tidak, big papa. Warnanya terlalu pucat" lelah. Sedari tadi kami terus memperdebatkan warna cat untuk kamar bayi.

"Carikan warna yang terang big papa."  Shawn hanya menganggukkan kepalanya dan langsung meminta pegawai toko cat yang sedang kami kunjungi untuk mencarikan warna cat lainnya.

"Ini nyonya. Saya sarankan anda memilih warna biru" pegawai toko cat memberikanku beberapa contoh warna dari yang tua hingga muda. Warnanya sungguh indah. Dan aku mulai mempertimbangkan saran dari pegawai toko cat.

"Aku memilih ini. Ocean blue. Warnanya sangat tenang" putusku tanpa meminta persetujuan Shawn. Sekilas kulirik Shawn. Ia hanya tersenyum dengan pilihanku.

"Baiklah. Nyonya menginginkan berapa kaleng?"

"Apakah dua kaleng cukup, big papa? " untuk yang satu ini aku harus berdikusi dengan Shawn. Ia tahu berapa kaleng yang dibutuhkan untuk mewarnai dinding kamar si bayi.

"Kupikir itu sudah cukup, sayang. Kamar bayi kita tidak terlalu luas". Sial. Bayi kita. Bahkan aku ragu jika bayi ini adalah anakku dan Shawn. Tenang. Tarik napas. Buang.

"Baiklah Tuan. Silahkan anda langsung menuju kasir"

Dari: Justin McAliste
Perihal: how r u darl?
Tanggal: 24 Januari 2015

Apa kabarmu darlin'?  Dan tentu saja apa kabar juga jagoanku? Tentu aku berharap bahwa kalian berdua baik-baik saja. Apakah jagoanku sudah merindukan ayah tampannya ini? Hubungi aku segera.

McAliste calon ayah yang hebat

Tidak bisakah ia berhenti mengirimiku email. Aku disini mencoba untuk memperbaiki semuanya.

Lengan kekar kini memeluk pinggangku erat. Kepalanya bertumpu di pundakku. Sungguh, ia butuh bercukur.

"Geli, Shawn" aku mencoba menjauhkan kepalanya dari pundakku. Ini sungguh geli. Shawn juga tidak mau kalah. Ia berusaha untuk tetap menaruh kepalanya dan memposisikan dagunya yang tengah ditumbuhi bulu di leherku. Sial.

"Tidak. Kumohon hentikan"

"Baiklah." Akhirnya Shawn mengalah. Ia menjauhkan kepalanya dari pundakku dan kini menarikku lebih dekat lagi hingga punggungku merasakan betapa bidang dadanya.

"Aku suka." Apa maksud perkataanmu Shawn? Aku sungguh tidak mengerti.

"Aku suka melihatmu hamil dan bertelanjang kaki berjalan-jalan dirumah."

"Apa? Bagian mana yang terlihat bagus saat aku hamil? Tubuhku akan membengkak seperti balon gas!". Apa ia tidak tahu jika emosi ibu hamil lebih sering terpancing? Dan kemarahanku ini pun tidak ada kaitannya dengan perkataan Shawn tadi.

"Ya seperti yang kau lihat di telenovela, sayang. Aku senang bahwa usahaku selama ini tidak sia-sia. Dan jangan bawa-bawa kata 'gemuk' ataupun 'bengkak'. Ibu hamil memiliki keseksian tersendiri yang tidak pernah mereka sadari." oh Shawn, perlukah aku memujimu yang pandai membuatku tersipu?

"Kumohon Ashley, kita butuh membicarakannya." kupegang lengan Ashley yang hendak meninggalkanku. Disini aku sedang berusaha untuk memperbaiki semuanya. Jangan pernah menghakimiku.

"Apa yang harus dibicarakan lagi, bitch ?" Sabar, Nath. Kau harus berjuang.

"Duduklah, kumohon." kulihat Ashley melepas tanganku kasar. Akhirnya ia mau duduk. Baiklah, tarik napas dan buang.

"Aku sungguh minta maaf atas apa yang sudah terjadi selama ini. Aku.. Aku tidak bermaksud untuk membuat rumah tangga kalian seperti ini. Disini aku ingin memperbaiki semuanya" bagus, Nath. Ya seperti itu. Tenang.

"Apa?? Dengan mudahnya kau meminta maaf atas apa yang sudah kau lakukan kepadaku!! Apakah kau tidak pernah memikirkan perasaanku? Kau adalah wanita hina!!" gila. Ashley mengucapkannya dengan nada yang tinggi dan membentak. Telunjuknya pun tidak ketinggalan untuk menunjukku dengan tajam.

"Aku mengerti dengan perasaanmu, Ash. Kau tahu, waktu itu aku terlalu terlena dengan pesona Justin" Ashley memutar bola matanya malas. Apa aku salah? Justin memang mempunyai pesona yang kuat saat pertama kali aku melihatnya waktu itu.
"Sekali jalang tetaplah jalang" bentak Ashley dan mendorongku hingga jatuh. Tidak. Kumohon jangan terjadi. Kupandang darah yang mengalir di kakiku. Bertahanlah, sayang. Shawn... Justin aku membutuhkan kalian.

*******

Serius amat haha. Sengaja post pendek biar lebih greget. Jangan lupa vomment yaa. Oiyaa jangan marahhh haha

AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang