Bagian 3

534K 4.7K 64
                                    

Morning sweetheart. Wake up. Aku tidak mau kau terlambat dihari pertamamu bekerja”bisik Shawn seraya mengelus perut rataku. Kurasakan tangan Shawn berpindah ke pipiku. Kubuka kedua mataku dan kulihat Shawn berjongkok di samping ranjang lengkap dengan pakaian kantornya.

Kali ini Shawn yang bangun terlebih dahulu. Aku sangat lelah dengan kegiatan yang kami lakukan semalam. Kutegakkan tubuhku lalu turun dari ranjang dalam keadaan telanjang menuju kekamar mandi.

“Oh cepatlah sweetheart. Kau membuatku bergairah lagi”teriak Shawn dari kamar tidur. Aku hanya tertawa mendengarnya. Shawn memang seperti itu. Dan kupikir itu normal.

“Tidak baby. Tidak ada acara bercinta dipagi hari atau aku akan telat masuk kerja” balasku yang berteriak dari kamar mandi. Kudengar Shawn hanya melenguh panjang.

**

Morning Mrs. Robidoux”sapa Lisa kepadaku yang baru saja ingin menyapaya.

Morning too Lisa. Panggil saja Nath. Nathalie” balasku disertai senyuman.

“Oh baiklah Nath. Ini hari pertamamu. Dan dimeja kerjamu sudah ada jadwal Mr. McAliste untuk 2 minggu kedepan. Cepatlah bergegas sebelum Mr. McAliste datang”ucap Lisa. Baiklah, Lisa hanya seorang resepsionis. Bagaimana dia bisa tau? Mungkin saja sekretaris kedua yang memberitahunya. Dan besok dia Lisa akan satu lantai denganku. Kuharap kami bisa berteman dengan baik.

“Terimakasih banyak Lisa” balasku dan langsung bergegas menuju lift. Syukurlah, lift ini hanya ada 1 orang dan aku tidak mau tahu siapa dia. Aku bisa melihat dandanan ku sebentar sebelum sampai di lantai 12.

“Kau sudah sempurna Nathalie”puji seseorang yang kuyakini aku tidak asing dengan suara ini. Kutolehkan kepalaku keasal sumber suara. Oh tidak. Itu suara Mr. McAliste. Bagaimana aku bisa tidak tahu bahwa seseorang yang dari tadi di dalam lift ini adalah Mr. McAliste? Kupikir dia belum datang. Dan Lisa tadi juga mengatakan bahwa Mr. McAliste belum datang.

“Maafkan saya Mr. McAliste. Saya tidak tahu bahwa anda berada 1 lift dengan saya” aku berucap dengan memandang wajah tampannya. Dia hanya tersenyum.

“Apakah kau hanya bisa berucap maaf dari kemarin Nath?” Tanya Mr. McAliste disertai senyuman yang tersemat di wajah sempurnanya. Shawn. Tentu Shawn lebih tampan dari Mr. McAliste. Sedikit.

“Tentu tidak Mr. McAliste”jawabku masih dengan memegang kaca yang tadi kugunakan.

Lift berdenting menandakan bahwa kami sudah berada di lantai 12. Mr. McAliste berjalan terlebih dahulu keluar lift. Sedangkan aku mengikutinya dibelakang.

Mr. McAListe memasuki ruangannya dan aku hanya berdiri di pintu ruang kerjanya. Aku tidak tau dimana letak meja kerjaku. Dan ini juga salahku karena tidak menanyakannya kepada Lisa tadi.

“Apa yang kau tunggu Nath? Masuklah” kata Mr. McAliste yang memandangiku dari ruangan kerjanya. Dia berdiri di depan meja kerjanya. Terlihat sempurna.

“Tapi Mr. McAliste, dimana meja kerja saya? Saya tidak melihatnya” ucapku seraya memasuki ruangan kerjanya.

“Kau lihat pintu itu? Masuklah kesana” jawab Mr. McAListe seraya menunjuk pintu berwarna putih yang dindingnya berupa kaca yang terlihat jelas dari sini ada perlengkapan kantor. Tunggu, Mr. McAListe pastinya akan tau apa saja yang kulakukan didalam sana. Sial.

“Baiklah. Saya akan mulai bekerja Mr. McAListe. Terimakasih”

Yeah, nyaman memang berada disini –ruang kerjaku-. Tetapi daritadi aku merasa diperhatikan oleh Mr. McAListe. Apa dia meyukaiku? Mana mungkin. Dia pastinya sudah mempunyai seorang istri. Dan aku juga sudah mempunyai Shawn. Oh tidak, jangan pikirkan itu Nathalie. Kau tidak boleh berselingkuh dari Shawn. Itu perbuatan yang tidak baik. Fokus pada pekerjaanmu.

AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang