Haruto merasa deg-degan saat Jeongwoo bilang padanya jika Jisoo adalah guru les bahasa inggris.
Apakah Jisoo mau menjadi gurunya?
Astaga! Membayangkannya saja sudah membuat Haruto tersenyum.
Haruto membalas pesan Jeongwoo itu jika ia akan berdiskusi dengan orang tuanya dulu.
Haruto berdoa dalam hati agar orang tuanya belum menemukan guru les, supaya Haruto bisa memperkenalkan Jisoo untuk menjadi guru les-nya.
Haruto melihat kedua orang tuanya sedang duduk bersama menonton televisi.
Haruto duduk ikut bergabung dengan mereka.
"Kenapa, To?" Tanya sang Papa saat melihat Haruto yang memandang mereka.
"Papa sama Mama belum dapat guru les Haru, kan?" Tanya Haruto.
"Sudah, kok." Jawab sang Mama.
Haruto membulatkan matanya terkejut, "HAH? BATALIN!"
Sang Mama dibuat terkejut dengan teriakan putranya itu. "Ih, apasih To? Kenapa harus dibatalin?"
"Haruto udah nemuin," ucap Haruto.
Sang Ayah yang tak mengerti maksud Haruto itu pun bertanya, "Nemuin apa?"
Haruto menahan senyumnya untuk terlihat cool, "Haruto udah nemuin sendiri guru les buat Haru."
Anu, Pa, Haru udah nemuin bidadari.
"Siapa? Kok kamu yang nyari sendiri, sih?" Tanya Mama Haruto.
"Haruto punya teman, Kakaknya ini guru les privat bahasa inggris." Cerita Haruto pada orang tuanya.
"Tapi kan, Mama udah nemuin guru les buat kamu?"
"Haru tuh orangnya susah bergaul, Ma." Balas Haruto yang tiba-tiba menjadi sok-sokan, "Haruto terlalu malas buat kenal orang baru,"
"Dih, lebay kamu." Celetuk Papa Haruto. "Drama banget."
"Beneran, Pa. Kalau sama Kakaknya temen Haruto ini, kan udah saling kenal." Haruto tetap kekeuh untuk menjadikan Jisoo guru les-nya.
Sang Mama menarik nafasnya pelan, "Terus yang udah Mama temuin ini gimana?"
"Bilang kalau anak Mama udah nemukan guru les-nya sendiri," saran Haruto pada Mamanya itu.
"Emang Kakak teman kamu itu siapa?" Tanya Papa Haruto.
"Kak Jisoo," jawab Haruto.
"Haru, kamu sakit? Pipi kamu Merah, nak." Ucap Mama Haruto yang agak khawatir melihat anaknya itu.
"Eng-enggak kok, Ma. Haru lagi kepanasan aja," alasan Haruto.
"Ya udah, besok kenalin Mama sama Papa ke guru les mu itu," ucap Papa Haruto.
Haruto menganggukkan kepalanya, ia bersikap sok cool sekarang. Padahal mah dalam hati udah kegirangan, kesenangan, bahagia banget Haruto sekarang.
Haruto pamit pada kedua orang tuanya untuk kembali ke kamar. Haruto yang sudah berada dikamar itu langsung berlari ke ranjang dan loncat-loncat kegirangan di sana.
Untung ranjang Haruto itu mahal dan berkualitas, jika tidak mungkin sekarang ranjang itu sudah patah.
Haruto langsung mengirim pesan pada Jeongwoo bahwa ia belum mendapatkan guru les dan akan menjadi murid dari Jisoo saja.
Jeongwoo yang berada dirumahnya mengiyakan pesan Haruto itu, ia pergi ke kamar Jisoo dan menemukan Jisoo sedang bermain ponsel.
"Kak?"
"Apa Woo?" Tanya Jisoo yang masih memandang ponselnya itu.
"Haruto bilang dia belum nemu guru les, jadi dia sama Kakak aja les-nya." Beritahu Jeongwoo.
"Owh, ya udah. Kasih nomornya ke Kakak." Pinta Jisoo, Jeongwoo langsung mengirim kontak Haruto pada Jisoo.
Jisoo menyimpan nomor itu dengan nama 'Haruto teman Uwoo' dan mengirim pesan padanya.
Haruto teman Uwoo
| Misi, ini Haruto bukan?
Iy, km sp y?
Sy g knl km || Sv y, Sy Jso, gru les km
Owh Kak Jisoo?
Kirain siapa, maaf ya kak || Iya, ngga papa
Kapan mau mulai les nya?Papa sama Mama mau diskusikan
besok sama Kak Jisoo langsung || Okey, besok saya kesana sekitaran
Jam 7 malamOke, Kak |
Jisoo hanya membaca balasan pesan itu dan menaruh ponselnya di meja.
Sudah lama ia tidak mengajar les saat terakhir kalinya 3 bulan yang lalu. Ia akan menyiapkan beberapa materi untuk mengajar nanti.
Jisoo sebenarnya ingin juga bekerja saja ikut orang tuanya, namun ia agak tidak tega meninggalkan adik-adiknya karena tidak ada yang mengurus mereka jika Jisoo tidak ada disini.
Junkyu? Mana bisa ia percayakan Junkyu untuk mengurus Asahi apalagi Jeongwoo.
Tiap bulan orang tua mereka mengirim uang untuk keperluan mereka masing-masing, Jisoo bekerja sebagai guru les juga hanya untuk mengisi waktu luangnya daripada ia hanya duduk diam, ia paling bosanan orangnya.
Jisoo dan adik-adiknya paham bahwa orang tua mereka bukan tidak peduli pada keempat anaknya, mereka hanya berusaha mencari nafkah untuk keempat anak mereka.
Jisoo dan para adiknya juga bilang bahwa mereka tidak masalah dengan pekerjaan orang tua mereka yang sering keluar kota untuk jangka waktu yang cukup lama, mereka juga tidak merasa kekurangan kasih sayang dari orang tua mereka.
Tidak peduli apapun pekerjaan yang akan Jisoo lakukan, jika selama itu ia masih bisa melihat adik-adiknya bahagia dan kedua orang tuanya tetap sehat, maka akan Jisoo lakukan dengan senang hati.
🦋🦋🦋
To Be Continued
🦋🦋🦋
Btw cerita aku yang judulnya "Snaclez" udah aku up part nya ya.
Kalian bisa liat trailer dan deskripsinya dulu, kalau kalian tertarik, baru lanjut.
Makasih❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
FLAVOR.ITE (Jisoo x Haruto)
Fanfiction"Lo suka sama Kak Jisoo, ya?" "Iya." "Ingat, kalian itu beda sembilan tahun." "Terus kenapa? Salah?" •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• START : 17 SEPTEMBER 2021