31. He?

7.9K 773 96
                                    

Sebelum membaca, mari melihat senyum manis Bapak Mork sebentar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum membaca, mari melihat senyum manis Bapak Mork sebentar. Manis banget yakan?!!! Silahkan ambil, itu bukan punya Echan lagi kok.

Bapak duda anak satu❤❤❤


➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Happy Reading💕

🐯🐻🐬

•••

"Semua kisah itu tidak selalu tentang
kebahagiaan ataupun kegembiraan.
Kisah yang menunjukkan kebahagiaan
hanyalah dongeng, sementara kisah yang
menunjukkan kepiluan adalah
Kisah kehidupan."

Haechan mengerjapkan matanya pelan namun berkali-kali, ia melihat sekitar ruangan yang sangat asing baginya. Ruangan yang bercat hitam dan putih, dengan beberapa gitar dan bola basket di samping lemari. Sepertinya ruangan ini bukan kamarnya.

Aroma ruangan ini juga berbeda dan Haechan tidak mengetahui ia di mana sekarang. Tak perlu berlama-lama, lelaki manis itu langsung turun dari ranjang dan harus segera pergi dari tempat ini! Haechan hanya kepikiran tentang Chenle, itu saja.

Di ruangan ini tidak ada siapa-siapa, kesempatan untuk kabur bisa dilakukan. Belum sempat membuka pintu, pintu itu sudah lebih dulu terbuka dan—

Bruk!

Kepalanya menabrak sesuatu yang keras di depan. Bukan dinding, bukan meja ataupun lemari. Intinya, ini adalah sesuatu yang aneh!

Haechan perlahan mendongak dan menemukan pria tinggi yang sedang tersenyum hangat. Senyuman hangat untuknya. Itu berarti yang ditabraknya baru saja adalah... DADA PRIA TINGGI ITU!!

Manik kembar legamnya terpaku pada manik obsidian kelam pria tinggi itu. Haechan menatap pria tinggi itu sebelum langkahnya mundur ke belakang. Ia bukan takut, hanya saja harus waspada.

"Jangan takut, saya bukan orang jahat. Saya juga tidak akan melukaimu," Ucap pria itu.

Pria itu berjalan mendekati Haechan, memegang pelan lengan si mungil dan mendudukkannya di ranjang. Haechan hanya diam saja ketika pria itu melakukan itu semua padanya. Tak ada kekerasan di sini, hanya ada kelembutan yang ia rasakan.

"Tunggu sebentar, ya? Saya akan mengambilkan makanan dan minum hangat untukmu." Pria itu berkata sembari mengusap surai halus Haechan. "Jangan berniat untuk kabur, apalagi kabur dari jendela. Ini di lantai dua, kalau kamu kabur dan melompat, kematian yang akan menantimu. Jadi jangan mencoba untuk kabur."

Haechan hanya diam menatap punggung lebar pria itu keluar meninggalkannya seorang diri. Pria itu menyempatkan untuk mengelus pipinya sebelum pergi keluar.

Baby Bear S2 [MarkHyuck]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang