; Family Time [Last Bonus Chapter]

9.9K 547 24
                                    

"Akhir ini sungguh membahagiakan,
walau sebelumnya sempat melupakan."

.
.
.

Happy Reading

🐯🐻🐬

•••

Brak!

Chenle menoleh ke arah sumber suara dan mendapati Mark dengan wajah penuh kekhawatiran. Sang kepala keluarga itu bahkan melempar tas kerja begitu saja— juga dengan rasa amat tak peduli.

"Daddy!"

Mark dengan segera mengambil alih Haechan yang masih menangis. Mendekap sang istri dengan erat, tak lupa mengusap lembut punggung sempit itu. "Ada apa dengan dirimu, Sayang? Mengapa kamu menangis, hm?"

Sedang Haechan menggeleng lemah di depan dada bidang milik sang suami. Entahlah, ia pun tak tahu mengapa dirinya menangis hingga sesenggukan seperti ini.

"Daddy, mengapa Mommy menangis? Apa Lele berbuat kesalahan hingga Mommy menangis? Apakah ada ucapan Lele yang membuat hati Mommy sakit, Daddy?" Chenle bertanya hati-hati dan dibalas gelengan oleh Mark. "Lalu mengapa Mommy menangis? Dan... Benarkah ada adik bayi di perut Mommy?"

Mark mengangguk lalu menjawab, "Maafkan Daddy, Lele," sesalnya.

"Tak apa, Dy. Jikalau Daddy dan Mommy bersungguh-sungguh ingin memiliki anak lagi, Lele akan menerimanya. Lele tidak berhak untuk menolak, bukan? Dan jika perhatian itu terbagi saat adik bayi lahir lalu kasih sayang Daddy dan Mommy lebih besar untuk dia, Lele juga akan memakluminya. Semuanya akan berjalan baik-baik saja ketika Lele menerima kehadirannya, 'kan?"

Penuturan Chenle terbilang tegas, namun di baliknya terdapat rasa kekecewaan yang amat besar. Faktanya, Chenle tak suka dengan kehadiran siapa pun di rumah ini yang berniat untuk mengambil alih kasih sayang dan perhatian Daddy dan Mommy-nya. "Lele mengerti, Dy. Lele sudah mengambil pelajaran dari kejadian kemarin. Lele akan menurut apa pun yang akan Daddy katakan. Silahkan jika ingin memiliki anak lagi. Lagi pula Mommy suka dengan anak kecil."

"Hei, mengapa Lele ikut menangis juga, Sayang?"

Semakin ditanya, Chenle semakin menangis. Sudut bibirnya menurun ke bawah diiringi dengan cairan bening yang mengalir deras. Awalnya saja tegas, namun lama-kelamaan sedih juga. Sebagai ayah yang baik, Mark segera memeluk Chenle. Berbagi kehangatan bersama istri dan anak tercintanya.

"Rasanya Daddy seperti memiliki dua bayi yang begitu manja," ujar Mark sembari terkekeh. Ia mengecup kening kedua bayi besarnya secara bergantian. "Kalian tidak ingin berhenti menangis, hm? Hati Daddy sakit ketika melihat kalian menangis seperti ini. Hentikan tangisan kalian, ya, sayangnya Daddy Markie?"

"Tidak mau..." jawab Haechan dan Chenle bersamaan.

Aduh, bagaimana ini?

Seketika Mark pusing. Padahal niatnya tadi tidak ingin membuat Haechan dan Chenle menangis seperti ini. Lagi pula, ini adalah bagian dari rencananya dengan tujuan memberikan kejutan kecil untuk sang anak. Dan tangisan Haechan itu juga pura-pura— alias air mata buaya.

Lantas mengapa semuanya menjadi runyam tak terkendali?

Mark mencubit kecil pinggang Haechan. "Sayang," panggil Mark pelan sekali. "Lele sudah menangis, mari kita hentikan permainan ini sekarang juga. Kasihan anak saya, hidungnya sampai memerah begitu."

Baby Bear S2 [MarkHyuck]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang