16.GALAU

43.3K 4.8K 480
                                    

Kangen Biru nggaaa?

🦋


     Pagi ini begitu indah juga udara yang terlihat sejuk diluar, namun tidak dengan keadaan hati Biru. Anak itu seakan tidak punya semangat hidup.

Setelah memutuskan untuk pulang dari rumah sakit satu hari yang lalu, kini ia harus menerima kenyataan pahit. Biru dikurung di kamar dengan kaki yang dirantai.

Biru mengenakan piyama oversize berwarna hitam, kantung mata yang terlihat menghitam dan sayu, juga tubuhnya yang lesu tidak bertenaga. Biru sedang cosplay sebagai manusia paling depresi.

Sudah dua hari ia tak boleh kemana-mana. Ia juga tak diperbolehkan sekolah karena selama seminggu, ia akan tetap dikurung bagaikan tawanan akibat mencoba kabur dari mansion.

Biru turun dari kasur besarnya. Ia berjalan menuju pintu balkon dengan langkah gontai. Oh iya, rantai dikaki Biru itu panjang. Ia bisa berjalan kemana saja didalam kamarnya namun tidak sampai keluar balkon dan juga pintu kamarnya.

Biru duduk dilantai. Kedua tangannya ia tempelkan di pintu kaca balkon. Ia dapat melihat keadaan diluar mansion dari sini. Sumpah demi apapun Biru tidak tahan jika harus terus dikurung begini.

"Gue mau keluar," lirih Biru galau. Wajahnya ikut serta ia tempelkan di kaca pintu hingga hidungnya tergencet seperti pig.

"Bosen woi! Tolongggg!"

"Mengapa Elard dan semua anaknya begitu jahat dan seperti setan?" gumam Biru membentur-benturkan kepalanya pelan.

"Gue mau bebas brengsek!!" umpat Biru.

Biru tak perduli dengan kakinya yang sudah lecet karena ia mencoba melepaskan rantai besar itu. Ia berulang kali menarik paksa rantai itu hingga akhirnya pergelangan kakinya terluka.

Ceklek

Biru mendengar suara pintu namun ia tak menoleh. Ia tetap menyandarkan kepalanya di pintu balkon dengan mata menatap kosong keluar.

"Biru, apa yang kau lakukan? Jangan duduk dilantai! Kau bisa masuk angin!" Elard langsung mengomeli Biru.

Elard berjalan tergesa menghampiri anak bungsunya yang tak menghiraukan omelannya. Ia hendak mengangkat tubuh Biru namun anak itu memberontak.

"Biru mau disini!" ketusnya tanpa melirik Elard.

"Kau bisa sakit! Apa kau ingin kembali lagi ke rumah sakit, hm?"

Biru menatap Papanya malas. "Itu lebih baik daripada kaya gini. Apa kalian pikir dirantai gak sakit?" Mata Biru berkaca-kaca.

"Itu sebabnya jangan berulah!" balas Elard tegas.

"Papa udah ngehukum Biru kemaren, kenapa sekarang malah dihukum lagi?!"

"Itu masih belum cukup untuk membuatmu jera!"

"Tapi Papa–"

Elard menghela nafas panjang. Ia harus lebih bisa mengontrol emosinya. "Jangan banyak bicara. Cepat bangun, Biru!" potong Elard penuh penekanan.

Biru hanya diam. Ia memeluk kedua kakinya tetap kekeuh ingin duduk dilantai yang dingin itu. Tanpa banyak kata, Elard mengangkat tubuh Biru dengan paksa.

"GAK MAU PAPA! TURUNIN BIRU!" teriak Biru sembari memukuli pundak Elard.

Elard tetap mengangkat tubuh putranya. Ia menurunkan Biru diatas kasur besar itu dengan sedikit kasar karena sudah terlampau emosi melihat tingkah Biru.

"Berhentilah bertingkah."

Biru menoleh kearah Papanya. Ia tak tau dan tidak mengerti dengan jalan pikiran papanya dan juga semua abangnya. Kenapa ia diperlakukan seperti ini oleh mereka?

Biru Aldaren [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang