32.CUTENESS

37.3K 4.2K 640
                                    

Hawoo sayangku semua! i miss you banget<3

—🐊🦋—


     Pagi ini, anak laki-laki bernama Biru itu sudah mulai membaik walau masih belum sepenuhnya sembuh dari demamnya. Biru duduk disamping Elard sembari memeluk lengan Papanya. Infus Biru sudah dilepas namun plaster penurun demam masih bertengger di keningnya begitupun kaos kaki boboiboy yang membungkus kaki kecilnya.

"Arsen," panggil Elard.

Arsen berjalan cepat dan berdiri disamping Elard. "Butuh sesuatu tuan?"

"Kotak hadiah yang ada di ruang kerja."

Arsen menganggukkan kepalanya paham. Ia pun segera berjalan cepat menuju ruang kerja Elard untuk mengambil kotak tersebut.

Biru diam saja sembari mencubiti jari jemari Papanya yang ukurannya jauh berbeda dengan jarinya. "Papa? Kenapa mereka gak kerja?" bisik Biru menunjuk abang-abangnya yang duduk berjejer dihadapan mereka.

"Karna adik bungsu mereka sedang sakit."

"Ya tau, tapi gak semuanya juga kali yang jagain," sewot Biru.

Elard mengedikkan bahu seraya tersenyum tipis. "Coba tanya langsung pada mereka," kata Elard mengelus sayang puncak kepala Biru.

Biru menggelengkan kepalanya beberapa kali. Dengan berani ia mencubit lengan Papanya pelan. "Papa gimana sih? Biru gak berani!" katanya dengan suara sepelan mungkin.

"Tidak berani apa Biru?" Aldar menimpali.

'Bajingan! Itu kuping atau apaan?! Tuh setan bener-bener dah!' batin Biru.

"Nggak kok," jawab Biru menyengir hambar.

"Adik kalian tidak berani bertanya pada kalian," beritau Elard sontak membuat mata Biru membulat.

"Ih Papa cepu banget sih! Gak kawan!!" pekik Biru kesal. Bibirnya ia majukan beberapa centi membuat Papa dan abang-abangnya tertawa.

Wajah Biru semakin ditekuk kala Papa dan abang-abangnya tak berhenti menertawakannya. Ia bangkit dari duduknya kemudian duduk di singel sofa, dan berbalik memunggungi para pawangnya.

Elard menerima kotak yang sudah dibawakan oleh Arsen. Ia beranjak dari duduknya kemudian menghampiri Biru dan langsung menggendong anak itu.

"Ini siapa lagi? Sok kenal banget najis!" gerutu Biru.

Elard mendudukkan dirinya dengan Biru dipangkuannya. Ia menyentil bibir Biru pelan membuat si empunya semakin cemberut.

"Berhenti merajuk, Papa punya hadiah untukmu."

Seketika Biru langsung tersenyum lebar. Ia menatap Papanya penuh binar. "Mana? Mana hadiahnya Papa?" tanyanya antusias.

Elard terkekeh. Ia segera menyerahkan kotak hadiah itu pada putra bungsunya. Biru membuka kotak hitam itu lalu keningnya berkerut kala mendapati boneka dino berwarna hijau berukuran sedang.

"Kok boneka? Masa Biru yang lakik dan badboy gini dikasih beginian?!" tuntutnya tidak terima.

"Kau yang memintanya anak nakal." Elard mencubit pipi gembul Biru.

"Kapan? Dih Papa bohong. Biru gak pernah ya minta boneka. Ini mah buat anak kecil Papa," kata Biru kesal.

Matanya memicing menatap abang-abangnya yang terdengar menertawakannya, ia yakin pasti karena kata badboy dan lakik yang tadi ia ucapkan.

"Ini juga! Ngetawain apa hah?" amuk Biru.

Abang-abang Biru terlihat acuh dan malah semakin cekikikan. Biru yang kesal pun, berdiri dan berjalan cepat menuju lift.

Biru Aldaren [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang