Happy Reading cintah!
"Biru! Jangan lari-lari, kamu belum sepenuhnya pulih!" peringkat Elard.
Pagi ini mansion besar keluarga Bhalendra dihebohkan oleh bocah nakal yang mencoba melarikan diri dari kamar. Biru, anak itu sekarang sedang berlari mengecoh Elard dan juga Arsen yang mencoba menangkapnya.
"Biru mau keluar Papa!" ucap Biru.
Sudah satu harian penuh ia dikurung di kamar tanpa diperbolehkan keluar oleh Elard dan juga Liam, dengan alasan keadaan Biru belum membaik. Padahal Biru sudah tidak apa-apa sekarang. Sisa lebam saja, mungkin beberapa hari kedepan akan hilang.
"Jangan membuat Papa marah Biru!" Elard mencoba meraih tangan kecil Biru namun ia kalah cepat. Bocah itu sudah keluar dari kamar dan berlarian kesana-kemari.
"ARSEN! TUTUP SEMUA PINTU TANPA CELAH! KEPUNG MANSION!" teriak Elard.
Arsen langsung melaksanakan perintah tuan besarnya. Pintu di seluruh penjuru mansion langsung tertutup rapat dan para bodyguard mengelilingi seluruh mansion.
Biru yang tak tau apa-apa tetap menjalankan rencananya untuk kabur. Ia menatap binar pegangan tangga yang terlihat kinclong menggoda.
Ia menaiki pegangan tangga dan meluncur tanpa rasa takut.
"BIRU!" Jantung Elard rasanya sudah pindah keusus saat melihat anak bungsunya berseluncur dari pinggiran tangga.
Biru tak mengindahkan teriakan Papanya. Ia malah asik tertawa girang hingga ia hilang keseimbangan pada pinggiran tangga paling bawah.
Ia menutup mata pasrah. Palingan kepalanya bocor, tidak sampai mati pikirnya.
"Hm, anak nakal."
Biru membuka matanya lebar-lebar. Mata bulat itu berkedip-kedip beberapa kali saat melihat orang yang sedang menggendong tubuhnya.
"L-lo siapa?" tanyanya mencoba turun dari gendongan laki-laki itu tapi tak bisa.
"Abangmu," jawabnya singkat.
"Sinting lo! Gua kagak punya abang!" amuk Biru memberontak digendong orang asing itu.
Tanpa mempedulikan protesan Biru cowok itu membawa Biru ke ruang keluarga diikuti empat orang lainnya.
Ia mendudukkan diri disofa dengan Biru yang ia dudukkan dipangkuan nya. Biru masih menatap cowok itu sengit. Enak saja main pangku pangku begini.
"Biru!"
Suara berat Elard mengalihkan atensi mereka semua. Biru langsung melompat dari pangkuan cowok tadi dan langsung menubruk tubuh tinggi Papanya.
"Papa, itu ada abang-abang gila. Ngaku-ngaku jadi abangnya Biru," adu Biru bersembunyi dibelakang tubuh Elard.
Elard terkekeh kecil. Niat tadi ingin memarahi Biru, sekarang ia malah gemas sendiri mendengar perkataan polos dari anak bungsunya itu.
Elard duduk di singel sofa kemudian mendudukkan Biru dipangkuan nya menghadap cowok-cowok berwajah datar didepannya.
"Mereka abang-abang mu boy," ucap Elard.
Biru melongo ditempat. Para manusia kulkas yang wajahnya datar seperti tembok ini adalah abangnya? Ah astaga, yang benar saja.
"Gak mau! Mukanya datar semua. Gak asik!" teriak Biru kesal.
Salah satu dari mereka menggeram marah. "Jangan berteriak, Biru!" peringatnya dingin.
Biru menatap horor orang itu. Mengapa tiba-tiba jiwa garangnya merosot ya? Melihat tatapan orang itu saja sudah berhasil membuatnya ketar ketir.
"Ya maap," gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biru Aldaren [TERBIT]
De TodoPERHATIAN! SEBAGIAN PART SUDAH DIHAPUS! Brothership | Familyship, bukan Romance dan bukan bxb! 🦋 Biru Aldaren. Anak tengil berumur lima belas tahun yang baru duduk di bangku SMA kelas satu. Remaja...