"Seperti mati lampu ya sayang ... Seperti mati lampu~"Remaja berbadan kurus dan pendek tetapi berpipi gembul kini tengah asik berjingkrak heboh diatas kasur besar miliknya. Biru sangat bosan, jadi ia memilih untuk dangdutan saja.
Baru sepuluh menit, anak itu sudah kelelahan. Ia menjatuhkan dirinya diatas kasur kemudian memandangi langit-langit kamarnya.
"Bosan banget anjir! Bisa mati gue kalo disini mulu!" gerutu Biru.
Ia mulai bangkit dari tidurnya. Berjalan menuju pintu dan langsung membukanya.
"Anda ingin kemana tuan muda?"
"ANJING JOGET TIKTOK, BAPAK KAU MAKAN JENGKOL!" kaget Biru spontan.
Ia mengusap dadanya kemudian menetralkan pernapasannya. Ia menoleh kesamping kanan dimana ada Arsen dengan wajah datarnya tengah menatap dirinya.
"Gue kaget anjir! Lu ngapain disitu sih?!" murka Biru.
"Maaf tuan muda. Saya memang akan selalu berjaga disini," jawab Arsen.
"Gak usah jagain gua! Jagain aja tuh bos lo!" ketus Biru.
"Sekarang saya akan selalu menjaga anda tuan muda. Itu perintah dari tuan besar."
"Gue gak perlu dijaga ya! Sono sono! Mending lu makan dulu aja, gue mau jalan-jalan," usir Biru namun Arsen tak bergerak sedikitpun.
"Lo tuli ya om?"
"Sudah saya katakan bahwa tugas saya adalah menjaga anda tuan muda," ucap Arsen.
"Serah lo lah!" Biru berlari cepat kearah tangga.
"Tuan muda!" pekik Arsen. Ia langsung mengejar Biru saat melihat anak itu berlari kearah tangga.
"Berhenti disana tuan muda!"
Arsen langsung mengarahkan beberapa bodyguard untuk ikut mengejar Biru. Anak itu kembali berseluncur dari pinggiran tangga membuat semua penghuni mansion menahan napas.
"ENAK BANGET ANJENG!" teriak Biru disertai tawa riang saat berhasil mendarat dilantai paling bawah dengan selamat sentosa.
Berhubung Papa dan Abang-Abangnya sedang tidak ada dirumah, jadi ia akan berbuat ulah dulu sekarang.
"Badan doang besar, nangkap gue aja gak bisa," ejek Biru saat berhasil mengecoh semua bodyguard yang mengejarnya.
Ia berlari kearah dapur. Dapat ia lihat banyak maid yang sedang menyiapkan makanan. Biru dengan wajah tengilnya tersenyum miring. Ia berlari menuju para maid dan menumpahkan semua olahan yang sudah disiapkan.
Ia juga melumuri meja dengan selai coklat lembut yang ikut tumpah. Para maid memekik histeris. Mereka juga ikut menghentikan Biru namun anak itu terlalu gesit.
Biru berlarian diruang keluarga. Karpet bulu disana sudah tak terbentuk lagi karena Biru dengan entengnya menarik narik karpet bulu itu. Ia juga menjatuhkan semua hiasan diatas meja dan mengotori semua sofa dengan menumpahkan kue-kue kering diatasnya.
"BIRU!"
Biru menegang. Senyum manisnya perlahan memudar dengan tubuh yang kaku untuk digerakkan. Perlahan tapi pasti, Biru berbalik badan.
Dapat ia lihat disana, abang pertamanya, Aldar dan abang keempatnya, Liam sedang berdiri di pintu masuk dengan mata elang yang menatap Biru tajam.
"Apa yang sudah kau lakukan?!" gertak Liam.
Mereka berjalan mendekati adik bungsunya. Biru yang sudah dalam siaga satu langsung berbalik badan dan berlari tak tentu arah.
"TOLONG! ADA IBLIS NGAMUK!" teriaknya keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biru Aldaren [TERBIT]
AcakPERHATIAN! SEBAGIAN PART SUDAH DIHAPUS! Brothership | Familyship, bukan Romance dan bukan bxb! 🦋 Biru Aldaren. Anak tengil berumur lima belas tahun yang baru duduk di bangku SMA kelas satu. Remaja...