Wallflower 4: Dua Kejutan

195 39 20
                                    

Satu bulan menjelang akhir tahun adalah waktu tersibuk bagi setiap karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu bulan menjelang akhir tahun adalah waktu tersibuk bagi setiap karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan. Mereka akan bergelung dengan laporan akhir tahun atau setumpuk deadline, tak terkecuali bagi pegawai di Joyful Mart. Setiap akhir tahun atau hari raya tertentu, mal yang menaungi perusahaan mereka akan menyelenggarakan berbagai kegiatan bertema hiburan dengan hadiah fantastis.

"Jadi, kami memutuskan untuk ikut event ini." Anye memberikan laporan mengenai rencana kerja dengan tim marketingnya kepada Camellia.

"Kamu yakin? Joyful di Ginza masih sangat baru. Apa nanti kita enggak akan rugi karena terlalu banyak pengeluaran?"

"Justru pilihan ini bisa jadi kesempatan Joyful makin dikenal di kawasan Tokyo. Promo dan hadiah menarik, siapa pelanggan yang enggak suka? Menurutku, ini bisa membantu peningkatan penjualan Joyful ke depannya, Mbak." Anye bisa bicara dengan santai saat mereka hanya berdua saja.

Camellia tampak berpikir keras dengan tangan yang bertumpu di dagunya lalu kembali berkata, "Baiklah, kita coba. Segera tanyakan pada Tenant Relation di Tokyo, apa syarat dan ketentuannya kalau kita berpartisipasi dalam acara tersebut!"

"Baik, Mbak. Kalau begitu, aku permisi."

"Tunggu! Kamu yakin bisa pegang Joyful di Tokyo?"

Lagi. Anye menangkap keraguan di mata kakaknya. Jadi, selama ini kinerjanya tidak pernah dilihat sama sekali? Kali ini, Anye ingin menunjukkan kalau ia pantas memegang jabatannya.

"Mbak Lia tenang saja, karena sekarang Joyful sudah masuk prioritas hidupku. Aku akan bekerja lebih giat."

"Oke. Kalau perlu bantuan atau menyerah di tengah jalan, kamu jangan sungkan kasih info Mbak, ya!"

"Tentu." Anye segera berjalan ke ruangannya. Kelamaan bicara dengan kakaknya membuat kepalanya makin penat saja.

Jarum jam di dinding ruangannya sudah menunjuk ke angka empat. Hari ini Anye memang berniat pulang cepat. Bukan langsung ke apartemen, melainkan ke tempat lain.

"Harus ketemu banget sama pemilik restonya?" tanya Jeany saat mereka memasuki lift.

"Enggak apa-apa. Entah kenapa waktu lihat konsep restonya, aku suka dan pengin datang langsung."

"Mau kutemani?"

"Enggak perlu. Kamu sendiri kan, sebentar lagi ada rapat."

Lift berdenting lalu keduanya keluar.

"Lagian ya, kamu enggak perlu nurutin kemauan anak-anak. Makan siang bareng juga sudah oke." Anye tahu, teman-temannya hanya bergurau ketika minta ditraktir, tetapi rasanya ia memang perlu melakukan itu sebagai bentuk penghargaan atas kerja keras stafnya.

"Jangan khawatir! Aku enggak keberatan kok. Semua pencapaian ini enggak luput dari hasil kerja keras tim, kan?"

"Iya deh, Princess memang yang terbaik. Salam buat Yugo, ya!" Jeany melambaikan tangan meninggalkan Anye di lobi.

WallflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang