3 - Mariska

159 61 8
                                    

Hujan turun dengan derasnya. Terlihat sesosok wanita duduk didekat perapian sederhana dengan tangan memeluk tubuhnya, mencoba menghangatkan tubuhnya. Ia memiliki nama Mariska.

Dia adalah gadis cantik yang terkenal dengan kekayaannya. Namun, semenjak perusahaan papahnya bangkrut, ia dan keluarga hidup layaknya orang biasa. Hal itu membuat kehidupannya berubah 360°.

Papahnya dulu terkenal orang yang sangat baik namun, setelah perusahaan miliknya bangkrut, ia menjadi seseorang yang agresif. Hampir semua hal yang terjadi dirumah membuatnya marah.

Padahal masalah yang terjadi bukanlah perkara besar. Semua itu membuat Mariska hampir frustasi. Namun, dia mencoba bertahan untuk mamahnya, Kinan.

"Dasar istri tidak berguna, plakk,"
Terdengar suara gaduh dari dapur, membuat Mariska segera berlari untuk melihat apa yang terjadi.

"Cukup pah," teriak Mariska yang kini memeluk mamahnya sembari meneteskan air mata.

"Berani juga ya kamu nyuruh papah," teriak Bagas papah Mariska sembari mengayunkan tangannya, berniat untuk menamparnya. Namun, segera sebuah tangan menangkis tangannya jauh-jauh.

"Jangan kamu sekali-kali menyakiti Mariska, cukup aku saja yang kamu buat menderita," ucap Kinan.

"Emak sama anak sama aja!!" Ucap Bagas yang kini keluar rumah dengan menggebrak pintu keras-keras.
Tangis pecah pun mulai terdengar, dua perempuan itu memeluk satu sama lain.Tidak ada hal lain yang bisa mereka lakukan selain bertahan.

"Jangan kamu balas perbuatannya ya sayang," pinta Kinan.

"Kenapa mah? papah pantas untuk mendapatkannya," balas Mariska yang masih menangis diikuti sesegukan.

"Jangan sayang, kalau kamu membalasnya, sama saja kamu dengannya," ucap Kinan berusaha menahan putrinya itu.

Mendengar hal itu Mariska segera mempererat pelukannya, dia tidak menyangka mamahnya yang selama ini disakiti oleh papahnya justru melarang dirinya untuk membalas perbuatan papahnya.

"I love you mom," ucap Mariska yang kini membuatnya Kinan terharu.

***

Andrian duduk sembari menonton televisi. Rencananya hari ini ia ingin beristirahat sejenak setelah beberapa waktu lalu sibuk dengan pekerjaannya.

"Untung kerjaan udah kelar semua," ucap Andrian merasa lega.

Sementara itu Selly sedang sibuk memilih baju di lemari khususnya. Rencananya malam nanti ia akan pergi ke acara jamuan teman sekampusnya dulu.

"Yang cocok mana ya?" tanya Selly pada dirinya sendiri.

"Cocok semua mah," tutur Andrian ikut menjawab.

"Ah kamu, mamahnya lagi bingung juga,"

"Lagian cuman mau ke acara jamuan aja mah,"

"Tapi ini tuh acaranya di hotel terkenal, pasti tamu yang diundang banyak," ujar Selly.

"Ya udahlah terserah mamah aja," balas Andrian yang akhirnya mengalah.

Setelah itu Andrian melanjutkan menonton televisi sembari meminum secangkir teh hangat. Cahaya matahari semakin memancarkan sinarnya, menembus lubang-lubang kecil yang ada dirumah Andrian. Andrian berdiri berniat mematikan televisinya.

"Kayanya jogging enak kali ya?" pikir Andrian.

"Ngga ada salahnya juga, lagian udah lama gue ngga jogging," tutur Andrian setelahnya. Sesaat setelah itu ia segera berganti baju.

Pengejar Cinta Dosen (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang