8 - Hari Libur

119 45 6
                                    

Yuhu, sebelum baca jangan lupa follow penulisnya ya he..he..he. Happy Reading

Hari ini Andrian libur bekerja. Ia ingin menghabiskan waktu liburnya dengan bersenang-senang. Ia berniat untuk jogging mengelilingi kompleknya ditemani sang kakak, Cika.

Keduanya sudah siap dengan baju olahraga lengkap dengan sepatunya. Cuaca hari ini kian mendukung aktivitas keduanya.

"Yuk berangkat," ajak Cika yang sudah siap.

Andrian mengangguk lalu segera mengikuti langkah kakaknya itu yang sudah mendahuluinya.

"Hati-hati," teriak Selly dari ambang pintu.

Sepanjang perjalanan senyum merekah tergambar diwajah keduanya. Tak segan-segan keduanya saling bertukar cerita yang dapat membuat keduanya tertawa terpingkal-pingkal.

Jalanan pagi itu masih sepi, belum banyak kendaraan yang berlalu lalang. Saat mereka berhenti disebuah toko, mereka melihat beberapa permainan dan toko kecil berdiri diseberang toko itu. Mereka berpikir sepertinya nanti malam akan ada festival.

"Nanti malem kesini yuk yan," ajak Cika.

"Boleh tuh," ucap Andrian setuju.

Keduanya sepakat untuk datang ke festival itu nanti malam bersama kedua orang tuanya jika mau. Setelah selesai beristirahat sejenak keduanya melanjutkan jogging mereka yang sempat tertunda.

***

Di rumahnya, Bella masih tidur terlelap dengan selimut yang masih melekat menutupi tubuhnya. Ia berpikir untuk tidur kembali setelah subuh tadi. Kiranti yang mengetahui hal itu segera pergi menuju kamar adiknya itu.

"Bel udah siang nih, bangun," teriak Kiranti dari luar kamar Bella.

Tetapi teriakan Kiranti tak kunjung membuat adiknya itu bangun. Ia mencoba untuk membuka pintu kamar adiknya itu. Ternyata pintu kamar Bella tidak dikunci sama sekali.

"Bel bangun," teriak Kiranti sembari menggoyangkan badan adiknya itu.

"Mmm...apaan sih kak," ucap Bella yang masih memejamkan matanya.

"Bangun, ih nih anak susah banget sih," kesal Kiranti.

"Iya..iya," ucap Bella yang segera melangkah menuju kamar mandi dan meninggalkan kakanya itu dengan raut wajah kesal.

Setelah itu Kiranti meninggalkan adiknya yang tengah mandi dengan raut wajah kesal. Bagaimana tidak, hampir setiap hari ia harus membangunkan adiknya itu untuk mandi.

Sesaat kemudian terlihat Bella keluar dari kamar mandi dengan rambut tergelung oleh handuk merah mudanya. Ia berjalan menuju meja rias untuk menyisir rambutnya yang panjang.

Bella sedikit kesal dengan kakaknya itu. Tetapi rasa kesalnya itu kian sirna karena teringat akan kejadian kemarin di kampus.

Sembari tersenyum-senyum ia membayangkan kejadian kemarin pagi di kampus, saat Andrian menyelamatkannya. Lama-kelamaan senyumnya itu menghilang menjadi renungan.

"Ih apaan sih loh Bel," kesal Bella pada dirinya sendiri.

Lalu beberapa saat kemudian, saat ia merasa kesal pada dirinya sendiri, terdengar ketukan keras dari luar pintu kamarnya disertai sebuah teriakan yang tak kalah kerasnya.

"Bel cepet turun, udah ditunggu mamah nih," teriak Kiranti.

"Hghhh... Punya kakak ngga sabaran banget sih," ucap Bella yang merasa sangat kesal. Ia lalu berjalan menuju ambang pintu untuk membukanya.

"Lama banget sih," kesal Kiranti sembari menyeret tangan adiknya itu menuju ke arah meja makan.

"Ih sakit," rintih Bella sembari melepaskan tangannya dari genggaman tangan Kiranti, lalu segera duduk dengan raut wajah kusut.

Pengejar Cinta Dosen (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang