9 - Rasa Yang Tak Di Undang

109 42 4
                                    

Heyo, balik lagi dikisah Andrian dan Bella, sebelum baca jangan lupa follow authornya😉 Happy Reading.


"Deadline tugas besok ya," ucap Andrian memberitahu.

"Iya pak," jawab semua anak secara serentak.

Setelah itu Andrian berjalan ke arah tasnya yang tergeletak diatas meja. Belum sempat ia mengambil tasnya, sepasang bola matanya beralih ke arah gadis yang hendak berjalan ditemani teman lelakinya.

"Bella," panggil Andrian.

Bella menengokkan wajahnya ke arah lelaki yang ada didepannya itu. Raut wajahnya terlihat begitu dingin, tanpa senyum terlukis diwajahnya.

"Saya mau ngobrol sama kamu sebentar," pinta Andrian. Bella terdiam, ia sama sekali tidak menjawab apa yang Andrian katakan.

"Gue duluan ya Bel," ucap Rendy dengan raut wajah malas.

Bella segera menahan tangan Rendy yang baru saja hendak berjalan keluar. Rendy merasa bingung sekaligus malas melihat keduanya bersama.

"Lo disini aja," ucap Bella dengan tatapan wajah yang masih terarah ke Andrian.

"Saya mau ngomongnya sama kamu aja," ucap Andrian .

Rendy membuang pandangan jauh-jauh sembari memiringkan mulutnya ke arah belakang. Entah kenapa ia menjadi sangat membenci pria yang diakui dosennya itu.

"Rendy itu temen saya pa, jadi apa masalahnya kalau saya minta ditemenin dia," jelas Bella dengan wajah jengkel.

"Udah Bel gue keluar aja," ucap Rendy mengalah.

Rendy berjalan melangkah ke arah pintu keluar lalu meninggalkan keduanya dengan hati yang bercampur aduk.

"Mau ngomong apa sih pa?" tanya Bella yang tak mau basa-basi.

"Kenapa kamu ngga bilang kalau kamu itu anak temen mamah saya?"

"Bapa nyuruh saya berhenti cuma mau nanya itu?" tanya Bella dengan nada cukup tinggi

"Iya,"

Mendengar jawaban dosennya itu, ia segera melangkahkan kakinya keluar dengan gerakan cepat. Namun, tangannya kembali dipegang oleh pria yang sangat ia benci itu.

"Tunggu saya belum selesai ngomong," ucap Andrian sembari menatap gadis itu lekat-lekat.

Tetapi, ucapan Andrian tak membuat gadis itu mengurungkan niatnya. Bella segera melerai tangan Andrian dari tangannya. Lalu pergi meninggalkan Andrian yang masih menatap kepergiannya.

***

Mariska berjalan ke arah deretan angkot sembari membawa beberapa kantong kresek berisi sayuran dan bahan-bahan untuk memasak. Hari ini ia berniat untuk memasak sup untuk mamahnya yang sedang jatuh sakit.

Tangannya kian melambai ke arah salah satu angkot yang hendak pergi.
Untung saja lambaian tangan Mariska berhasil membuat Angkot itu menunda kepergiannya. Mariska memilih duduk didekat pintu angkot yang terbuka lebar.

"Panas banget hari ini," ucap Mariska sembari mengusap wajahnya yang sudah dibasahi keringat.

"Habis belanja neng?" tanya kernet yang berada tepat disamping dirinya.

"Iya,"

"Belanjanya kenapa siang gini neng?" tanya Abang kernet yang kembali membuka suaranya.

"Habis ngerjain kerjaan rumah dulu bang," jelas Mariska yang di ikuti dengan anggukan Abang kernet. Tak terasa angkot yang membawa Mariska itu sudah berada di halaman depan rumahnya.

Pengejar Cinta Dosen (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang