1

2.2K 58 2
                                    

[Cek bab Pengantar terlebih dahulu]

Pandanganku tertuju pada laki-laki jangkung yang sedang bermain basket. Aku yang sedang menjalani masa orientasi siswa baru memang sedang menyaksikan parade ekskul basket saat ini, atau lebih tepatnya menyaksikan cowok ganteng main basket.

Laki-laki itu terlihat sangat keren dengan keringat di tubuhnya, wajahnya yang sedikit bule membuatnya lebih cute dari cowok yang lainnya. Hmm dia pasti banyak fansnya.

*bruk*

aku tiba-tiba terjatuh karena passing melenceng dari cowo cute itu menabrak kepalaku. pengelihatanku buram karena terhantam bola basket. seketika itu juga dia menghampiriku.

"maaf,apakah kamu baik-baik saja?" raut mukanya terlihat sedikit menyesal.

"saya baik baik saja" dengan memasang muka dingin khas diriku. Aku memang bukan tipe cewek yang mudah bergaul dan girly seperti layaknya cewek normal lainnya. Aku cenderung lebih suka memasang wajah dingin dan misterius terlebih kepada orang yang baru kukenal. Walaupun orang baru kenalnya ganteng kayak tadi sekalipun.

Permainan berlanjut hingga selesai saat matahari benar-benar berniat untuk memanggang kulit peserta mos dan pemain basket yang sedang parade.

"bagaimana kepalamu?" suara berat terdengar tepat di belakangku membuat aku spontan menoleh ke belakang.

ternyata yang memanggilku barusan juga merupakan peserta mos. Aku tidak ingat mengenal siapapun di sma baru ini, termasuk laki-laki bertubuh atletis ini.

"siapa anda?" kataku dengan wajah sedingin salju.

"aku arnold, siswa baru juga disini. apakabar kepalamu?" katanya mengulang pertanyaannya tadi.

"bagaimana anda tau kepala saya kenapa napa?"

"tidak bisakah kamu berhenti bertanya dan menjawab pertanyaanku?bagaimana keadaan kepalamu?"

Tepat setelah dia menanyakan tentang kepalaku untuk yang ketiga kalinya, aku melihat cowo cute yang merupakan kakak kelasku itu akan menuju ke arahku.

"baik-baik saja" aku menjawab pertanyaan arnold lalu langsung meninggalkan cowo itu.

Entah apa yang merasukiku, bukannya berjalan ke arah lainnya, kakiku malah membawaku berjalan ke arah cowo cute itu. Aku menyenggol lengan berototnya yang masih menggunakan jersey basket dengan bahuku, tapi dia hanya menengok ke belakang lalu bergeming pergi.

Aku kira dia akan meminta maaf lagi karena kejadian salah passing tadi, menanyakan keadaan kepalaku, atau mengajakku kenalan seperti yang arnold lakukan tadi. Tapi ternyata kakak kelasku itu tidak bereaksi sama sekali.

"HAHAHAHAHA" arnold cekikikan di tempat dia berdiri. Walaupun agak jauh, dia menyaksikan kejadian memalukan tadi.

"jadi kamu berusaha mendekatinya?" katanya masih sambil sedikit cekikikan dan berjalan menuju diriku.

"bawel" aku berkata lalu melengos begitu saja melewati arnold.

**

Kegiatan mos berakhir hari ini juga. Aku cukup senang ketika mengetahui bahwa mos di sekolahku yang baru ini cuma berlangsung satu hari. Jadi aku tidak perlu berlama-lama menjadi badut dengan rok hawaii dan rambut kepang ala jaden smith masih kecil dulu.

Aku melihat daftar besar di mading untuk mengetahui aku dapat kelas apa.

"Carlo! Ambil kertas pengumuman satu lagi di ruang osis!" suara itu menarik perhatianku, cewek bertubuh mungil dengan rambut lurus yang panjang dan cantik adalah pemilik suara tadi.

Si cute itu lewat lagi sambil membawa kertas kertas ke cewe itu. Oh aku tau sekarang, tadi cewe itu menyuruh si cute. Si cute itu memang tidak sempat kulihat tadi karena terlalu fokus dengan si cewe mungil.

"Carlo toh namanya.." Aku berbisik pada diri sendiri.

"Hai manusia salju, kamu dapat kelas apa?" Suara berat milik arnold si cerewet kembali menari di telingaku.

Dia sepertinya tidak bisa membiarkanku tenang memperhatikan kak carlo cute deh.

"Bukan urusan anda bukan?"

"Kamu menyukainya ya? Daritadi kamu kayaknya ngeliatin dia terus..pake acara ngomong sediri lagi pas tau namanya..ehm" ih ternyata dia tau aku memperhatikan kak carlo daritadi, bahkan dia mendengar aku bergumam. berarti dia sudah berada cukup lama di belakangku.

Jengkel sekali aku dengan cowok ini, dia terlalu bawel, sksd, kepo, argh.

"Mengapa anda sangat suka mencampuri urusan orang?"

"Aku hanya mencoba berteman denganmu. Kamu menyalahartikan sikapku sepertinya" katanya dengan senyum manis.

"Aku tidak mau berteman dengan orang asing. mereka tidak bisa dipercaya"

"Bagaimana kamu akan mendapat teman kalau begitu? Aku kira semua orang adalah 'orang asing' pada awalnya sampai salah satu dari mereka memutuskan untuk menjadi teman bukan?" Masih dengan senyum menukik sebelah.

"Terserah anda saja lah" aku berniat untuk beranjak pergi lagi.

*grep*

Astaga. Dia menahan tanganku.

"Kamu belum menjawab pertanyaanku. Kamu kelas apa?" Katanya dengan lembut. Aku melepaskan genggaman tangannya karena tidak nyaman dilihat banyak orang.

"Cari saja sendiri di daftar. Rachel." Lalu aku pergi.

MystifyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang