16

486 14 0
                                    

Alexa's POV

Kemarin, rachel ga masuk sekolah. gaada yang tau dia kemana. Aku sms, ga dijawab. aku telepon juga ga diangkat. dia belakangan ini selalu begitu padaku. seakan-akan aku monster yang harus dihindari. dia ga mau ngomong, ga mau natap, gamau deket deket aku. ah. Gue kangen sama lo hel.

Aku sebenarnya bisa aja ngasih tau ke rachel yang sebenernya gimana, aku bisa aja ngelurusin semua salah paham ini. tapi aku udah janji ke arnold kalo aku ga bakal ngomong apa apa ke rachel.

arnold bersikeras untuk menjelaskannya ke rachel dan memintaku untuk bersabar. tapi sampai sekarang, belum juga ada kabar baik tentang hubungan arnold-rachel.

Rachel's POV

*TETOTETOTETOTETOT*

Bunyi alarm.
Kamis, 13 desember.
05.30 pagi.

Badanku udah terasa enakan, suhu tubuhku normal, kepalaku baik baik saja. em..hanya sedikit pusing. Yang jelas aku tetap akan pergi sekolah.

**

Aku selesai beberes, sekarang tinggal makan.

*Tin Tin Tin*

Klakson mobil siapa sih? Berisik banget. aku mencari asal suara klakson itu. aku mencoba menengok ke bawah dari balkon kamarku. mobil siapa itu di depan rumahku? Bukan tipe mobil papa..lagian papa kan udah berangkat pagi tadi.

Aku bergegas sarapan karena sekarang udah jam 6 dan itu waktu yang sempit buat aku ke sekolah. belom nyari bus nya, belom nyari angkotnya.

**

"Dadah maa, jen berangkat dulu ya"

"Iya hati hati"

Aku membuka pintu rumah dan melihat mobil tadi masih ada di depan rumah.

"Pagi chel" senyum manis dari lelaki tampan di depanku terpampang di wajahnya.

"Loh ini mobil kakak? Bukannya yang kemaren bukan ini ya?"

"Ini mobil aku, kemaren itu mobil rumah" mobil rumah. apa pula maksudnya itu.

"Mobil cadangan chel, kalo lagi ada apa-apa pake itu" kak carlo menjawab pertanyaan di kepalaku.

"Oh..."

banyak banget mobilnya. mungkin garasinya kayak showroom kali ya.

"Yaudah ayok masuk, ngapain disitu?"

"Lah?kakak ngejemput aku?"

"Ngga. ngejemput mama kamu. YAIYALAH RACHEL..udah buruan masuk"

Mobil kak carlo jauh berbeda dengan mobil arnold. mobil arnold itu bmw macem sedan sedan gitu deh. kalo mobil kak carlo ini mobil sport. tinggi besar kinclong, kayak yang punya mobil.

Dulu pertama kali kak carlo mengantarku pulang sehabis selesai latihan basket (private) pertama kali, dia memakai mobil 'rumah'.

Tapi kenapa kak carlo ngejemput aku ya? Isn't he supposed to pick alexa?

Alexa. kenapa dia begitu cantik? Sampe sampe kakak beradik yang sama sama tampan ini sama sama mengejarnya?

Aku ingat ketika pertama kali aku tahu arnold mendekati aku dan alexa bersamaan, aku tau aku tidak seharusnya membenci alexa juga.

aku tidak.... aku tidak pernah membenci alexa. bagaimana bisa aku membenci orang seperti dia? She looks like an angel. begitu baik, ramah. dan karena itu aku... iri padanya. saat aku tau bahwa arnold juga mendekatinya, aku begitu iri padanya.

"RACHEL TO THE EARTH RACHEL TO THE EARTH KITA BISA TELAT KALO LO BERDIRI DISITU TERUS" suara carlo menyadarkanku dari lamunan panjang tadi.

"Eh..i..iya kak aduh maaf ya kak" aku segera naik ke kursi depan mobil sport ini.

"Ngelamunin apa sih lo? Sampe segitu ga nyadarnya"

"Ng....p..peer gue ng.. ada yang lupa gue kerjain" aku terpaksa berhohong. ngga mungkin juga aku ngomong yang sebenernya ke dia.

"Oh"

Lalu semuanya keadaan di mobil menjadi sunyi dan canggung. hawa dingin menyisir diantara kita.

Ngomong-ngomong gue kok gue kangen sama arnold ya? Gue kangen sama lawakannya yang garing, ketawanya, jailnya, senyumnya.

"Rachel?"

"Iya?"

"Udah nyampe"

"Oh?iya ya"

"Kok lo bengong mulu sih? Ada apa? Kalo ada apa apa cerita aja sama gue, siapa tau gue bisa bantu"

"Iya iya" aku cuma bisa jawab begitu.

**

Carlo tetap berjalan bersisian denganku, sepertinya dia ingin membiarkanku dimakan oleh penggemar-penggemarnya yang sedari tadi menatapku dengan tatapan buas.

Sesampainya di depan kelas.

"Have a great day chel, gue tinggal ya?"

"Have a nice day too kak" aku memberi senyuman termanis yang bisa aku pampangkan di wajah.

*cup*

kak carlo... barusan mencium keningku dengan lembut. aku merasa sulit bernafas karena debaran jantungku yang bener bener ga beraturan. aku..

*BUGH*

Sebuah tinju seorang lelaki mengenai pipi kak carlo. aku reflek menengok ke arah lelaki itu dan.. ARNOLD?!

"Nold! Apa apaan sih lo gaada angin gaada ujan main tonjok tonjok aja!"

Kak carlo diam. dia tidak memegang pipinya sama sekali. tampangnya menunjukkan dia sedang marah. tangannya terkepal, siap membalas perlakuan arnold padanya.

"Chel! Lo harus dengerin gue! Carlo itu ga kayak yang lo bayangin! Dia cuma mainin lo!"

*plak*

Apa yang barusan aku lakukan? Aku menampar arnold? Ya aku menamparnya. Aku menarik kembali kata kataku tentang kangen sama arnold. dia bener bener ga jadi ngangenin sama sekali. Hubunganku dan arnold sedang tidak baik dan bisa-bisanya dia membuat fitnah ke orang yang dari kemarin meluangkan waktunya untukku? Hah.

"Jaga mulut lo baik-baik!" Arnold membeku di tempatnya.

Lalu Aku mengantar kak carlo sampai tangga koridor kelas 10.

"Pulang sekolah nanti gue ke kelas lo. Gue mau ngajak lo ke suatu tempat" kata kak carlo sebelum menaiki tangga. Aku bisa merasakan pipiku blushing lagi karena mengingat kejadian tadi. kak carlo menciumku.

MystifyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang