17

415 15 2
                                    

"hel!"

"Rachel dengerin gue!"

"dengerin gue dulu Rachel!"

"percaya sama gue chel!"

"carlo bohong sama lo!"

"RACHEL!"

*PLAK*

Lagi lagi telapak tanganku melayang ke pipi Arnold yang sejak tadi masih mengejarku dari belakang.

"Jangan pernah lo ngomong yang nggak-nggak lagi tentang carlo! Dia nggak bohong sama gue! Nggak kayak lo!" aku meninggalkan Arnold yang lagi lagi terpaku.

Aku berjalan menuju toilet dan masuk ke dalam. Membasahi wajahku dengan air dan mulai menangis. Aku merindukan arnoldi. Arnoldi yang dulu selalu di dekatku. Aku masih tidak percaya dia membuat aku dan alexa renggang, aku masih tidak percaya yang selama ini aku anggap special ternyata juga diberikkannya ke sahabatku, alexa. Saat melihat wajahnya aku seperti ingin berlari dan ada di pelukkannya. Tapi setiap itu juga, pasti ingatan tentang dia berbohong terkuak kembali di kepalaku.

Dan aku memang selalu pergi ke toilet saat aku merasa tidak baik. Saat sedih, saat marah. Kalau pada umumnya cewek-cewek selalu pergi ke toilet berjamaah karena takut ketemu makhluk makhluk alam lain, tidak bagiku. Aku tidak peduli dengan 'mereka'. Bagiku toilet adalah tempat melampiaskan emosi selain ruang musik yang kalo pagi pagi begini pasti ramai dengan tante-tante sekolah(kakak kelas yang pernah mem-bully ku). Aku pernah mencoba masuk ruang musik beberapa kali saat pagi dan alhasil aku malah mendapat tatapan membunuh dari mereka.

*KRINGGG*

Aku kembali ke kelas setelah acara 'pelampiasan emosi'. Okay that sounds weird.

"Rachiie, duduk sama gue lagi dong..gue kesepian nih" alexa memanggilku.

Aku berpikir sebentar, aku jarang sekali bicara dengan alexa semenjak masalah itu. Aku memang merasa kesepian karena hampir selama di kelas aku tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Apakah sekarang waktu yang tepat untuk memperbaiki pertemananku dan alexa yang renggang? Lagipula alexa kan ga salah. Dia juga dibohongin sama Arnold. Dia ada di posisi yang sama denganku.

"iya iya" aku membereskan barang barangku dan memindahkan tasku ke kursi di sebelah alexa.

"chel, gua bosen masa"

"hm-m"

"hm..boleh gue nanya?"

"hm-m"

"elo..masih marah?" alexa bertanya dengan hati-hati.

"ngga..gue ga pernah marah sama lo bae"

"tapi kan..eh..ngg..yaudah"

"kenapa lex?"

"nggapapa"

...

...

"ntar pulang sekolah jalan yuk?"

"ngga bias lex, sorry"

"ada acara?"

"hm-m"

"ke?"

"nggak tau tuh kak carlo"

"oh..yaudah" ...oh my god. Gue lupa. Carlo udah ngedeketin alexa belom ya. Yaampun gimana kalo hubungan mereka ancur gara gara gue salah ngomong barusan. Ntar gue dimarahin carlo lagi. Aduuuh. Rachel...how stupid.

"iya..you okay?" kali ini aku yang bertanya dengan hati-hati

"lah emang kenapa gue?"

"oh..ngga ngga.." ah ternyata belom.

MystifyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang