8

565 23 0
                                    

Hari ini di sekolah agak janggal, sejak istirahat pertama tadi alexa selalu menghilang setiap istirahat berikutnya, padahal biasanya dia dan aku seperti bayangan, dimana ada aku pasti ada dia.

Atau jangan jangan aku buat salah. ah perasaan daritadi baik baik aja tuh. hmm..istirahat pertama tadi........aku tertawa karena..ARNOLD! Aku melihat arnold dengan lipstick pink itu memanggil alexa, bukan memanggilku saat istirahat pertama.

bahkan arnold sama sekali gak nengok ke arahku. Mereka ngobrol terus lalu menghilang gitu aja. Ntah kemana dan ntah apa yang jadi bahan obrolannya, yang jelas mereka sama sekali ga ngajak aku bergabung dengan topik pembicaraan mereka yang kelihatannya menarik.

Apa jangan jangan alexa ilang setiap istirahat ada hubungannya sama obrolan mereka pas istirahat pertama ya?

Jangan jangan arnold lagi berduaan sama lexa?

Atau mereka merahasiakan sesuatu?

Atau arnold suka sama alexa jangan jangan?

Jadi arnold baru aja nyatain cinta ke lexa?

Terus mereka jadian?

OH MY G...

Hold on.

Khayalan ini makin ngaco. Kalo diterusin bisa bisa sampe 'jangan jangan alexa dan arnold nikah barusan' mungkin.

lagipula aduhhh rachel, ngapain juga sih mikirin masalah orang? Nggak tentu juga alexa ga keliatan daritadi gara gara arnold atau lagi kesel sama aku kan.

Lagian kenapa harus arnold yang kena sasaran. kenapa arnold arnold semua. kenapa juga ga mikir mungkin aja lexa lagi ga bener perutnya, jadi kudu cepet cepet ke toilet buat menjawab panggilan alam dengan segera. Hmm..

"Hel"

"Rahel"

"RACHELLLL" lamunanku hancur karena alexa mengguncang guncangkan tubuhku sambil setengah berteriak.

"Itu daritadi lo disuruh maju sama bu tika, disuruh nyelesain soal aljabar yang dipapan tulis. bengong aja sih daritadi" alexa menambahkan.

"Hah? Maju? Gila lo. Itu matematika macem apaan coba..bisa gila gue ngerjainnya. gimana carany........."

"Rachel! Sekali lagi kamu saya panggil tidak maju kedepan, saya jadikan kamu kepiting rebus di tengah lapangan!" Bentakan bu tika memotong kata kataku pada alexa.

bu Tika, guru pelajaran matematika yang mematikan bagi kebanyakan orang emang terkenal galak, apalagi kalo udah marah terus ngasih hukuman, hands up deh. itu sebagian profil bu Tika yang aku dengar dari gossip anak-anak lain yang baru aja kubuktikan sendiri sekarang. Aku mau ga mau jalan ke arah papan tulis, sampe berhadapan dengan angka, huruf, tanda dalam kurung, bagi, pangkat minus, oh Tuhan. ini pasti cuma april mob kan?

"bu, maaf deh saya ga bisa ngerjainnya bu, saya ga ngerti sama sekali. emang daritadi saya bengong" aku nyerah deh, daripada jadi tontonan juga di depan.

"bagus kamu mengakui kesalahanmu. sekarang jalan jongkok dengan tangan di telinga dari meja saya lalu kelilingi kelas ini sampai di meja saya lagi" yaelah bu saya kira kalo saya ngaku salah saya bebas hukuman. makiku dalam hati.

anyway, jalan jongkok dengan rok abu abu yang ngetat itu su-sah ba-nget. asal kalian tau aja, rok pendek begini kalo jongkok apa jadinya.

*kringgg*

ahh, kenapa ga dari tadi aja coba belnya bunyi. kenapa ga sebelum hukuman itu dilontarkan? kenapa bel itu seakan-akan nungguin hukuman ini berjalan lancar dulu baru bunyi.

"Jadi kan?" Aku memastikan alexa.

"Jadi dongg"

"Yaudah yuk, ke kelasnya arnold dulu ya? Kita bareng dia"

"Cie nyariin aku" ternyata orang yang baru aja mau kita cari ada di sisi pintu.

"Lo juga nyariin gue keles, buktinya lo kesini" ya berhubung gue udah ga canggung dengan suasana sekolah ini, apalagi sama alexa dan arnold, kata saya yang berevolusi menjadi aku telah berevolusi lagi menjadi gue.

"Bawel banget sih kalian, sama sama cari carian eh pas udah ketemu malah adu mulut" alexa menengahi.

Di parkiran.

"Di! Arnoldi! Tungguin bentar!" Suaranya terdengar ganteng, pasti pemilik suaranya juga ganteng. BAM. bener kan. kak carlo tergopoh gopoh berlari ke arah kami, atau lebih spesifiknya ke arah arnold, adiknya.

"Kenapa?"

"Emm..itu..kalian mau kemana?" Mata kak carlo menunjukkan kekaguman dari kecantikan perempuan di depannya. bukan, bukan gue. dia memperhatikan alex.

BRUK.

hatiku ngilu rasanya, seperti ditimbun beban yang memilukan. Why can't you look at me like that?. Kak carlo emang baik sama gue, tapi dia tidak pernah memberikan tatapan sedalam itu. tatapan penuh arti.

"Mau latihan basket" jawab arnold cepat.

"Gue ikut" dia memutuskan dan langsung masuk ke dalam mobil.

Tibalah kita di kompleks perumahan mewah. aku menebak, pasti kita akan ke gor yang kemarin itu aku dan carlo latihan.

"Lapangan basketnya ada di sini kan?"
Aku memecah keheningan yang bener bener kosong sejak tadi.

"Iya" carlo dan arnold menjawab bersamaan. Dan kita tiba di depan satu rumah. bukan sportclub.

"Kita jadi latihan kan? Ini mau ke rumah siapa?" Alexa menanyakan hal yang sedang kutanyakan dalam hati.

Mesin mobil dimatikan, arnold dan carlo turun tanpa ada seorangpun yang menjawab pertanyaan alexa.

"Lapangannya ada di dalem, ini rumah gue sama carlo" arnold akhirnya menjawab sambil membukakan pintu mobil untukku.

Rumah mereka termasuk yang paling sederhana dari deretan rumah keren yang elit elit di kompleks ini, setidaknya itu dari tampak luarnya.

And guess what i found pas udah sampe di dalemnya. Cuma ada ruang tamu dengan 1 ac dan 1 tv, dan ada satu pintu yang ada di pojok ruangan. Kak carlo membuka pintu itu dan kita masuk kedalam. a s t a g a d r a g o n .

pintu tadi itu ibarat portal, portal dari rumah sederhana ke rumah megah dengan wangi aromateraphy.

di sini ada sekitar 3 lorong di kanan dan 3 lorong di kiri dengan taman kecil berbentuk bulat yang ada di tengah tengah ruangan..rumah ini bentuknya seperti hotel. kita jalan menuju lorong depan, lorong utama yang isinya...oh Tuhan. ini pasti cuma mimpi. rumah macam apa ini?

Taman besar di belakang ini berisi kolam renang yang terbagi menjadi 2, ada lapangan basket juga, meja pingpong, bahkan ruang fitness. taman ini juga memiliki 2 ayunan dan meja serta kursi santai. 1/4 bagian dari taman ini tertutup atap, berisi dapur dan meja makan yang luas dengan kulkas. Aku dan alexa bener bener ternganga. rumah ini unik banget desainnya.

Pukul 17.30

Di sisi kiri lapangan

"Bukan! Bukan begitu! Kiri-kanan-naik" suara arnold terdengar mulai frustasi ngajarin gue lay up.

"Iya ini juga kiri kanan naik, kok salah melulu sih" gue juga mulai frustasi ga bisa-bisa deh.

"Ih elo tuh kiri-kanan-kiri, lo gaboleh melukin itu bola terus, kalo lo peluk terus jalan lebih dari 2 langkah ntar travelling"

"Adooooh, travelling itu apaan lagi?"

Di sisi kanan lapangan

"Alexaaa, masa lo nge shoot sedeket ini ga kuat sih?" Suara kak carlo juga terdengah sefrustasi arnold walaupun yang pertama milih berpasangan sama lexa itu dia sendiri.

Dan latihan kali ini dipenuhi oleh teriakkan 'bukan!' 'salah!' 'travelling!' 'double!' Terus aja kata kata itu yang keluar dari mulut kakak beradik yang sama-sama ganteng ini.

---------------------------------------------

(*)Travelling= tidak mendribel bola dalam 3 langkah saat lari ataupun berjalan.
(*)Double Dribble= saat bola dalam keadaan mati dan pemain kembali mendribble bola.

MystifyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang