5

625 31 1
                                    

Pagi ini saat istirahat pertama, aku berjalan melalui koridor utama sekolahku yang luasnya lumayan besar, sosok yang mengganggu tidurku muncul.

"Chel, benar kamu mau masuk ekskul basket?" Dia langsung menyampaikan maksudnya menemuiku. tanpa sapaan hai atau basa basi apapun.

"Eh kak? I..iya..emm tau darimana kak?" Aku selalu gugup jika kak carlo berhadapan denganku. matanya yang seperti copy-an mata elang membuatku takut meliriknya kalau dia sedang menatapku.

"Oldi. kalau kamu sungguh-sungguh ingin masuk, kamu harus buktikan padaku kalau kamu memang ingin jadi pemain basket, bukan hanya untuk nampang nama biar ditakutin sama anak-anak lain" dia serius sekali mengatakannya.

Padahal tujuanku ingin masuk ekskul di bidang yang sama sekali tidak ku mengerti ini hanya untuk mendekati dirinya. tapi tidak mungkin aku memberikan alasan ini padanya. bisa-bisa dia langsung mem blacklist namaku.

"Ada tes masuknya ya kak emang?"

"Ada. prepare yourself. minggu depan tesnya, kakak yang menilai" dia memberiku bonus senyum manisnya itu setelah menyelesaikan kalimatnya. lalu pergi.

"Bye kakak cute" aku berbisik pada diriku sendiri. andai bisa kuteriakkan tanpa membuatnya ilfeel padaku, pasti sudah kulakukan.

"Bye kakak cute? Ew kamu menyukainya? jangan harap dia mau sama cewe jelek seperti kamu. g a k l e v e l" suara itu datang tiba tiba dari belakangku. serombongan cewek dengan asesoris dimana mana, anting sebesar gelang, gelang gemerlap, kalung, bando, sepatu heels, gayanya bukan seperti anak sekolah. lebih mirip serombongan tante tante di mall. dan ternyata mereka memperhatikanku sejak tadi.

"Cih, tante" aku berbisik pada diriku. lalu bermaksud pergi dan tidak menggubris mereka yang kelihatannya merupakan geng menakutkan di sekolah ini. terbukti sejak tadi, orang orang melewati mereka menunduk seperti pembantu pada majikannya.

"Eh cewe jelek! jangan belagu lo! Masih kelas 10 aja udah kegatelan sama carlo. hihh" dia mendorong bahuku dengan keras sampai aku hampir jatuh. aku tetap memutuskan pergi dan menjaga emosi pada tante tante ini.

masalahnya, aku tidak memiliki teman. kalau aku diapa apain pun gabakal ada yang bela toh. Tapi dia dan teman temannya malah mendorongku dan memaksaku berjalan ke tempat yang agak sepi, gudang.

"Carlo punya gue. inget itu. jangan berani lo kegatelan kegenitan ngedeketin dia. camkan itu atau liat aja apa lo masih betah bertahan di sekolah ini atau ngga" cewe yang sepertinya ketua geng itu tetap mengganggu emosiku. aku tidak tahan lagi.

"Heh tante! Siapa juga yang kegatelan sama carlo?!" Aku mendorongnya sampai jatuh.

"Belagu banget sih lo!"

"Eh jangan macem macem lo!"

Teman teman se gengnya ngomel padaku. sisanya membantu ketuanya itu bangun.

"Cewe jelek!!!!!" Dia menjambak rambutku dibantu oleh teman temannya. aku tak berdaya. tanganku dipegang oleh teman temannya, begitupun kakiku. aku benar benar disiksa tanpa ada satu orangpun yang membelaku. aku mulai menangis karena kesakitan.

"Diam, kampung!" Seseorang dari mereka maendekap mulutku sampai aku tidak mampu bernafas normal. lalu semuanya berubah hitam.

**

Mataku berkunang-kunang, kepalaku serasa melayang. astaga aku dimana. Sesuatu bergerak di kepalaku.

"AAAAAAAAAAAAAA" aku menjerit ketakutan karena seekor laba-laba ada di atas kepalaku.

aku segera membuangnya dan menjauh dari makhluk mengerikan itu. Aku baru sadar dimana aku berada. gudang. aku juga baru ingat tentang pertengkaranku dengan sejumlah tante tante sekolah itu. aku pasti pingsan dan mereka meninggalkanku di sarang makhluk mengerikan ini. aku segera keluar.

*kringgg*

Ntah bel apa itu..mungkin bel masuk istirahat pertama, mengingat tadi aku bertemu mereka saat istirahat pertama.

"Rachel? Rachel kan? Kamu kemana aja?ngapain kamu di gudang? Kenapa rambutku berantakan? Kenapa wajahmu lebam?" Cewek yang merupakan teman sekelasku memberikan pertanyaan marathon saat aku baru keluar gudang. padahal dia tidak pernah bicara padaku sebelumnya.

"Iya saya rachel, anda orang pertama yang mengajak saya bicara dari 30 orang di kelas" aku bicara sambil membereskan rambut yang benar saja. b e r a n t a k a n.

"Aku alexa. dan coba kamu lihat ini jam berapa" katanya sambil menunjuk jam tangannya.

"ASTAGA DRAGON! Jam 4 sore?! Pulang sekolah?! Jadi barusan itu bel pulang sekolah?!" Aku panik sepanik paniknya, berarti aku sudah tidak sadarkan diri selama.......6 jam. DI GUDANG.

"Boleh aku tau kenapa kamu ada di gudang?kenapa kamu ga ada di kelas sejak istirahat pertama tadi?dan kenapa wajahmu kusut?" Katanya khawatir.

kami berjalan meninggalkan gudang.

"Baik, tapi maukan anda menemani saya mengambil tas dulu di kelas?" Aku memelas.

"Sure, tapi aku ada satu permintaan. tolong ganti cara bicaramu yang sangat baku itu. Anggap aku temanmu, bukan gurumu, oke?"

"Aneh ya?" Aku berkata setengah ketawa.

"Tidak, hanya terkesan sangat kaku..jadi gimana ceritanya?"

"Tadi pas istirahat, aku dicegat oleh geng tante tante, paling kakak kelas 11 atau 12. dia gasuka aku bicara dengan kak carlo itu loh yang jago basket..yang mukanya kyut ituu..terus aku disiksa di gudang. udah kayak apaan aja sih ya, disiksa di gudang hahaha..terus aku juga ga inget tuh gimana ceritanya aku ga sadarin diri.."

"Carlo? siapa lagi itu? Ntar aku coba cari tau deh seganteng apa orang itu sampe bisa bikin wanita bikin masalah sesama wanita.." katanya penasaran.

"ah jangan. nanti kalo dia tertarik sama kamu nanti akunya yang brokenheart lagi.." Aku memakai nada bergurau.

Tapi alexa ini emang cantik, rambutnya yang panjang terurai dengan cantik, tubuhnya yang langsing pastinya menarik perhatian cowok-cowok didekatnya. belum lagi dia ramah dan baik. mungkin kalo kak carlo mengenalnya bisa bisa mimpi buruk yang barusan kukatakan padanya bisa jadi kenyataan. huft aku berkata seperti layaknya kekasihnya saja, padahal aku bukan siapa siapanya.

-maaf kalo ceritanya masih garing, authornya baru belajar bikin cerita panjang..kalo ada usul comment aja ya-

MystifyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang