13

492 20 2
                                    

Aku makan sambil memegangi pipiku yang masih nyut nyutan karena insiden tadi. Tiba tiba pikiranku berlarian mengingat sepanjang hari ini.

"Jadi lex, rachel marah gara gara kemaren.....dia ngeliat notif di hape gue. dan notifnya itu dari lo"

"Loh kok? Biasanya juga biasa aja kan?"

"Ya itu pasti efek gue jadiin dia ttman bukan pacar lex. dia curiga gue nge ttmin lo juga. lagian pas banget sih dia ngeliat notifnya pas lo bilang 'lagi ngapain', jadi salah paham deh"

"Yaelah, maaf deh gue jadi buat hubungan kalian begini. Lo ga coba ngomong?"

"Ngga lex, bukan salah lo kok. ini murni salah paham. Dia dari malem gue sms ga dibales, gue telfon ga aktif, tadi pagi gue mau ngomong dia malah lagi ngobrol sama cowo gitu, mana akrab banget lagi"

"DAN GARA GARA ITU LO NABRAK GUE SAMPE JATOH. GA BANTUIN GUE BANGUN LAGI. SIALAN LO NOLD"

*tinggg*

Bunyi notification whatsapp menyadarkanku dari 'flashback' barusan.

Yunita Alexa:
[Gimana nold? Udah bisa dihubungin belom si rachel?]

Arnoldi Javero:
{Belom lex, gua desperate nih. apa gua datengin rumahnya aja kali ya sekarang?}

Yunita Alexa:
[Sekarang udah jam berapa coy, jam 9 malem lu mau ke rumahnya ya dia udah ngorok kali]

Arnoldi Javero:
{bodo deh lex, daripada gue ga bisa tidur gara gara kepikiran rachel terus kan makin ribet}

Aku langsung mengunci iphone ku dan meninggalkan makananku yang baru kumakan 1/4 nya. aku bergegas ke kamar untuk mengambil kunci mobil.

**

*tok tok tok*

"Permisi" tidak ada jawaban. rumahnya memang udah gelap. apa udah tidur ya?

*tok tok tok*

"Permisi...rachel..."

"Chel..."

"Permisi...ada orang di rumah?"

*tok tok tok tok tok tok*

aku mengetuk pintu rumah rachel dengan lebih keras, tapi nihil. tidak ada jawaban sama sekali.

mungkin alexa benar, rachel udah tidur. ah gagal lagi.

Carlo's POV

Perutku terasa perih karena lapar. aku malas sekali keluar sejak tadi. aku bener bener ga mood ngeliat wajah arnold. bener bener ga pengen. makanya aku menahan lapar ini sampai jam 9.30 malam. mungkin dia udah tidur jam segini, jadi aku tidak perlu melihatnya.

**

Makanan siapa itu di meja makan? Berantakan sekali. ini pasti makanan bekas.

hp arnold kok ada disini? Oh ini pasti makanan arnold. tapi kenapa dia tidak menghabiskannya?

*tinggg*

--------------------------------------------------
Whatsapp-now
Yunita Alexa: okay, gue bobo cantik duluan ya HEHEHE :3 night arnoldiii.
slide to view
--------------------------------------------------

Aku reflek menengok hp arnold. dan isinya adalah.... ARGH BRENGSEK. nafsu makanku hilang. aku tidak peduli lagi dengan rasa lapar yang membuat perutku merasa terkikis. bahkan alexa tidak pernah mengucapkan 'goodnight' padaku.

Apa mungkin arnold benar? Aku terlalu pengecut? Setengah tahun ini aku habiskan hanya dengan mengajaknya bicara sesekali seperti menanyakan nomor telfonnya yang sampai sekarang ada di kontakku tanpa berani aku mengiriminya pesan apalagi menelfonnya seperti yang arnold lakukan.

Aku bukan orang yang sulit bergaul. malah aku bisa dibilang cukup blak blakan orangnya.

tapi khusus buat alexa, aku tidak mengerti mengapa aku tidak bisa berhenti menatap matanya, kenapa aku selalu mematung setiap bertemu dengannya, mengapa aku salah tingkah saat bicara dengannya, mengapa aku tidak berani mendekatinya seperti aku mendekati teman teman perempuanku yang lain.

**

Pukul 00.00

Bagaimana caranya aku bisa tidur?!
Pikiranku melayang ntah kemana tidak jelas arahnya. Yang jelas semua itu tentang arnold dan alexa. persetan dengan notif itu.

Arnold bisa mendekati alexa dan aku tidak berani mendekati alexa. kalau aku tidak punya nyali untuk alexa, setidaknya aku punya nyali untuk rachel. aku bisa mendekati rachel. jika arnold memang berniat mendekati keduanya, setidaknya aku bisa mengambil setengah dari miliknya.

Aku akan membuktikan padanya bahwa aku bukan pengecut.

MystifyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang