11

556 19 0
                                    

Maaf ya part ini banyak P.O.V. nya

Enjoy!

Langit sepertinya sedang sedih, begitu juga diriku. pagi pagi begini langit sudah meneteskan air mata.

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan mohon telefon beberapa saat lagi.

Ntah sudah berapa kali aku mendengar suara nona operator berbicara seperti itu.

tidakkah dia tau aku ingin mendengar suara rachel bukan dia?

Ya, rachel marah padaku. dia tidak bisa dihubungi dari kemarin sore. Padahal ingin rasanya aku menjelaskan pada rachel ini hanya salah paham.

**

"Chelll!" Aku berusaha memanggilnya pagi ini saat baru tiba di sekolah.

Dia sedang bercakap cakap dengan seorang laki laki. mereka terlihat akrab dan...kelihtannya topik yang mereka bicarakan juga seru sampai sampai rachel bisa tertawa lepas begitu.

ah, paling teman sekelasnya. tapi bisa aku lihat tadi dia hanya melirik ke arahku dan langsung asik dengan laki laki itu. aku mengepalkan tanganku karena... cemburu.

tapi siapa aku?pacarnya saja bukan. apa hakku mencemburuinya?

Bukankah cemburu pada orang yang bukan milik kita itu salah? Ah sudahlah, pemandangan ini makin menusuk hatiku.

*bruk*

"Aduh arnolddddd" perempuan dibelakangku tidak sengaja ku tabrak.

Author's POV

"Eh sorry lex, ga sengaja" arnold langsung pergi meninggalkan alexa yang masih bingung dengan perubahan sikap arnold.

'Lah arnold kenapa' alexa bergumam dalam hati sambil menyelidik sekeliling barangkali bisa menemukan apa penyebab arnold berhenti di tengah koridor menuju X IPA 1 lalu pergi begitu saja.

Ah alexa menemukan penyebabnya.

"NOLD!!! TUNGGU!!!" Lexa memanggil arnold dengan suara yang kelewat keras sampai sampai rachel yang ada di ujung koridor mendengar suara alexa dan melihat ke arah suara itu berasal.

Rachel's POV

Ya, aku melihat mereka.

Aku melihat arnold pagi ini.

Dengan alexa.

DEG.

Perasaan ini lagi.

Perasaan yang membuatku meninggalkan arnold dengan suasana romantis di danau itu kemarin sore.

Aku tau ini berlebihan. ralat, sangat berlebihan. masa iya cuma gara gara notif di hp arnold dari alexa aku segini marahnya sama mereka?

Perasaan apa ini.

Atau jangan jangan..

Aku cemburu? Ah tidak.

Aku sebenarnya kenapa sih.

Aku benci merasa seperti ini.

Perasaan yang aku sendiri tidak tahu apa namanya.

*kringgg*

Bel tanda masuk kelas menarikku kembali ke alam sadarku. aku memutuskan untuk pindah tempat duduk, siapapun teman dudukku asal jangan alexa. setidaknya untuk saat ini.

"Rachel, kok pindah?" Itu suara alexa.

"Gapapa" jawabku singkat dan... dingin. seperti pertama kali aku bertemu dengannya.

tadinya aku tidak berminat menjawab pertanyaannya, tapi ntahlah wajah alexa terlalu melas dan membuatku tidak tega.

"Ohkay" lexa menjauh dari tempatku.

Matematika.

Baru pertama kali aku sama sekali ga konek dengan apa yang dibicarakan sama guru matematikku ini. kepalaku terlalu penat untuk diberi asupan pelajaran.

*kringgg*

Aku mengangkat kepalaku yang daritadi aku tempelkan dengan meja, mataku mencari sosok alexa tapi nihil. dia udah ngga ada di kelas, mungkin ke kantin. aku sama sekali ga berminat menyusul.

jangankan jalan ke kantin, dikasih makanan gratis pun aku ga tentu mau makan, nafsu makanku hilang ntah kemana.

Pelajaran selanjutnya, selanjutnya, selanjutnya sama seperti pelajaran matematika yang pertama tadi.

istirahat juga alexa selalu ngilang. bisa dihitung dengan jari berapa banyak kata yang kuucapkan hari ini.

Yaa... Itung itung hemat suara lah.

*kringgg*

Yang ini bel yang bikin murid murid pada seneng. except me, of course. no smile no words apalagi ketawa pada hari ini.

"Rachel.." bisa ditebak siapa pemilik suara ini. arnoldi.

"Hm" singkat dan padat.

"Kamu mau pulang kan?aku anterin ya?"
"gue bisa pulang sendiri." Aku beranjak dari kursiku.

*grep*

tangannya menahanku

"gue gasuka dipaksa." aku melepaskan genggaman tangannya.

"Baik"

dia pergi. ke meja alexa. Ke meja alexa?! ah dia mau apa sih?!

Author's POV

"Lex gue anter pulang ya?" hah arnold mau ngapain deh tadi rachel sekarang alexa.

"Gue bisa....."

"Gue tau lo bisa balik sendiri. gue cuma mau nganterin lo doang..mau ya?"

"Hmm........." alexa menimbang nimbang.

"Oke ayo kita jalan" arnold memutuskan sebelah pihak dan langsung menarik tangan alexa.

Dan yang anehnya alexa ga berusaha melepaskan genggaman arnold malahn menggenggamnya balik.

Dari wajahnya bisa terlihat jelas bahwa rachel yang sedang be-te jadi makin pengen meledak. dia beranjak dari kelas dan mendahului arnold yang sedang 'bermesraan' dengan alexa.

"Tenang aja lex, gue beneran nganter lo pulang kok" arnold membuka pembicaraan setelah punggung rachel hampir tidak terlihat di koridor.

"Gapapa lagi nold, gue sendiri aja"

"Gue pengen cerita lex, sekalian"

"Masih kurang yang tadi?"

"Hmm. udah ayo buruan"

**

Coffee Café.

"Biasanya gue kesini sama carlo kalo lagi ada masalah, kita sepakat kalo suasana kafe ini bisa bikin kita lebih tenang"

ya, aroma kopi yang menenangkan dengan musik jazz yang disetel di ruangan yang full ac ini tentu saja membuat siapapun yang ada di sini merasa nyaman.

"Kamu sepertinya sangat akrab dengan kakakmu itu ya?"

"Kita memang jarang bertengkar, berbeda dengan kebanyakan anak laki laki seumurku yang punya saudara laki laki"

*tring*

Bel yang tergantung diatas pintu berbunyi menadakan ada pengunjung yang datang.

Alexa dan arnold sama sama mengarahkan pandangan ke arah pintu masuk.

Dia?

MystifyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang