0.0| Before That Story

44 5 0
                                    

0.0| Before That Story

"Jangan percaya pada siapapun. Cukup percaya pada diri sendiri."

**

Bell istirahat telah berbunyi 2 menit yang lalu. Seluruh murid berhamburan keluar. Ada yang menuju kantin, perpustakaan, ataupun toilet, macam-macam. Tetapi kantin tempat yang paling ramai.

Suara-suara murid berteriak memanggil nama penjual kantin. Riuh. Satu kata yang menggambarkan kantin sekarang.

Suasana semakin riuh ketika salah satu siswi yang terkenal suka mem-bully melancarkan aksinya. Ia menyiram es jeruk yang dibawanya kepada salah satu siswi yang memang sering berselisih dengannya.

Gadis itu bernama, Sabitha Rinjani. Bersama tiga orang temannya yang lain.

"Sa! Kamu apa-apaan sih?!" kata gadis itu sembari bangkit dari tempat duduknya.

"Oh, mulai berani lo sama gue?" Sabitha mendorong bahu gadis itu dengan satu jarinya.

Gadis itu sedikit terhuyung kebelakang. "Maksud kamu apa sih, Sa?"

"Lo nggak usah pura-pura nggak tau deh. Lo sama bokap lo sama aja. Banyak drama!" cecar Sabitha.

Gadis itu mengernyit kebingungan.

"Lo nggak tau, kan, apa yang bokap lo udah lakuin semalam? Lo kasih tau sama dia, nggak usah ganjen sama istri orang!" terlihat api kemarahan dimata Sabitha.

"Maksud kamu apa sih?!"

"Lo tanya sama gue? Tanya sama bokap lo. Ngapain pergi jalan sama nyokap gue semalam," kata Sabitha.

Sabitha menarik dagu gadis itu untuk melihat wajahnya. "Sekali lagi lo sama keluarga lo berulah, abis lo!" ia menghempas kasar dagu gadis itu.

Sabitha pergi meninggalkan kantin yang sudah ramai karenanya. Salah satu teman Sabitha mendekati gadis itu.

"Makanya lain kali nggak usah main-main sama Sabitha ya, Thal" kata Joy. Joyie Berlia Hermani perempuan berambut sepunggung berwarna ash brown.

Joy berlalu mengikuti Sabitha diikuti Wendy-salah satu temannya yang lain. Suasana kantin ramai kembali ketika ketiganya telah pergi meninggalkan kantin.

Tentu saja sekarang Thalitha menjadi pusat perhatian. Thalitha lantas pergi dari sana-menjauhi kerumunan dengan perasaan bingung yang dibuat Sabitha karena perkataannya tadi.

**

Bell pulang berbunyi nyaring ke segala penjuru sekolah. Semua murid berhamburan keluar kelas.

Fyi, Sabitha dengan Thalitha satu kelas. Memang menjengkelkan bagi Sabitha sekelas dengan orang yang dibencinya. Tapi, mau bagaimana lagi, peraturan tetap peraturan.

Setelah kejadian di kantin tadi, satu kelas makin tidak percaya dengan kepolosan yang dimiliki Thalitha. Tidak percaya bahwa dia anak baik-baik melihat Ayahnya yang seperti itu. Tetapi, ada juga yang masih merasa simpati pada Thalitha, mengingat pribadi gadis itu yang baik juga ramah.

Sabitha keluar dari kelasnya. Kali ini tidak dengan Joy dan Wendy. Ia sendiri. Niatnya ingin mengajak pulang bersama dengan Freza-sahabatnya dari SD.

THE HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang