0.1| Unwanted Event
"Kehidupan memang tidak semulus yang kita kira. Maka dari itu, jangan pernah berekspetasi tinggi pada sesuatu."
*****
Sabitha baru saja keluar dari kamar mandi. Ia habis menenangkan dirinya dengan mencuci muka juga tangannya. Setelah berita Sabitha mencuri uang Thalitha, membuatnya semakin dibenci semua murid.
Tiba-tiba, seseorang menarik lengannya dengan paksa. Ternyata itu Freza. Sabitha dibawa entah kemana oleh lelaki itu.
"Eh! Lo mau bawa gue kemana, Za?!" pekik Sabitha. Ia merasakan tangannya yang sakit karena genggaman yang begitu kuat.
"Za lepas! Tangan gue sakit." seakan tuli, Freza terus membawa gadis itu.
Sampai dibelakang sekolah. Itu bukan taman, melainkan tempat menyimpan meja serta kursi yang rusak. Juga ada pohon besar disana. Tanah yang tertutup daun kering, membuat kesan seram.
Freza menghempaskan Sabitha begitu saja, hingga punggung gadis itu terhantam tembok. Tembok yang hanya dilapisi semen, tetapi tidak rata.
Sabitha meringis kesakitan, ia membalikan badannya. Melihat mata yang penuh amarah dari Freza membuat Sabitha sedikit takut.
"Lo kenapa sih, Za?!" tanya Sabitha sedikit keras
"Gue udah bilang sama lo, Sa. Jangan lagi bertingkah semena-mena! Predikat lo disekolah ini tuh udah nggak bagus. Lo mau tambah di cap jelek sama anak-anak?" kata Freza yang terbilang cukup frontal.
Sabitha yang mendengar itu sempat tertohok. Sejak kapan Freza berani berbicara itu padanya?
"Maksud lo tuh apa? Predikat jelek? Ya lo bener, tapi konteks yang dimaksud lo apa?"
"Lo ngambil uang Thalitha, bener?" tanya Freza.
Sabitha terdiam. "Lo percaya, Za?"
"Gue nanya sama lo." jawab Freza.
Sabitha menggeleng. "Bukan. Gue nggak tau siapa yang naruh uang itu di loker gue." gadis itu mencoba menjelaskan.
"Bukan lo? Tapi cuma ada lo dikelas jam istirahat." kata Freza seakan menuduh.
"Lo nuduh gue? Za, lo percaya sama Joy? Lo percaya sama omongan Joy? Lo lebih percaya mereka ketimbang gue? Gue sahabat lo, kan, Za?" Sabitha mencecar pertanyaan pada Freza.
Freza menggeleng pelan. "Gue percaya sama lo. Tapi gue udah bilang, kan, sama lo, jangan ganggu Thalitha lagi. Kalian saudara sekarang." ujar Freza.
Sabitha menghela napas. "Itu sama aja lo nggak percaya sama gue. Lo selalu belain dia terus, Za. Gue sahabat lo, bukan dia, bukan Thalitha. Lo berubah." ucap Sabitha dengan nada yang lumayan tinggi.
"Lo suka sama Thalitha, Za?" tanya Sabitha. Sepertinya Freza kalah telak. Laki-laki itu tidak pandai menyembunyikan perasaannya.
Freza diam. Ia bingung harus menjawab apa. "Jangan lupa minta maaf." hanya itu yang Freza katakan sebelum pergi.
Punggung itu menjauh dan akhirnya menghilang. Meninggalkan Sabitha sendiri ditempat sepi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HIRAETH
Teen Fiction[follow duls gaiseu biar berkah, kalau saya update jg ga ketinggalan] ** The Deep Nostalgic Feeling ** Ini bukan sekadar cerita anak SMA yang di mabuk cinta. Bukan juga kisah cinta klasik. Mungkin sedikit turun dari kata 'klasik'. Dan lebih cocok de...