0.3| The Other Side

33 3 0
                                    

0.3| The Other Side

"Sisi lain dari seseorang pasti selalu membuat orang lain asing."

****

Setelah diberikan jaket oleh Argan, Sabitha kembali ke kelasnya. Beriringan, tentu saja. Yang pasti mengundang tatapan aneh semua anak kelas. Terlebih Joy, Wendy, dan Thalitha.

Thalitha yang melihat Sabitha sudah kembali, segera ia menghampiri.

"Sa, kamu nggak apa-apa, kan?" terselip nada khawatir didalam pertanyaan itu.

Sabitha menggeleng. "Gue nggak apa-apa." balasnya.

"Tapi baju kamu basah. Mau beli seragam lagi? Aku beliin." tawar Thalitha.

"Udah nggak usah, ini bisa kering." tolak Sabitha.

"Nanti kalau kamu masuk angin gimana?" kata Thalitha dengan nada lemah.

"Enggak, udah lo balik ke tempat duduk lo." suruh Sabitha.

Thalitha dengan berat hati kembali duduk.

"Lo ngapain sih kasianin dia?!" tanya Joy dengan bisik-bisik.

"Dia saudara aku,"

"Tapi dia nggak anggep lo saudara, Thal. Buka mata lo!" ucap Joy.

"Tau lo! Terlalu baik nggak bagus, Thal!" sambung Wendy.

"Kalian siapa ngatur-ngatur aku? Sabitha saudara aku walaupun tiri. Aku masih bersyukur ada saudara lagi meskipun tiri. Kalian? Apa yang kalian syukurin?" sarkas Thalitha.

Joy dan Wendy mendengar itu menatap Thalitha kesal. Sedangkan gadis itu telah sibuk pada aktivitas mencatatnya. Ia mencoba tidak peduli pada Joy dan Wendy.

**

Jam pulang telah tiba. Ya seperti biasa sekolah menjadi ramai. Terlebih diparkiran, sangat padat tentu saja. Ditambah cuaca hari ini sangat cerah.

Saat bel berbunyi Sabitha segera keluar dari kelas menuju ruang guru. Masih ada beberapa tugas yang harus ia serahkan pada guru mapel. Cukup lama ia didalam sana, mungkin sekitar 30 menit.

Setelah dari ruang guru ia pergi ke kantin. Ia sangat haus, tetapi air yang ia bawa telah habis. Ditambah lagi ruangan itu ber-AC, jadi ya menambah keringnya tenggorokan Sabitha. Suasana kantin juga cukup ramai, namun tidak seperti saat jam istirahat.

Setelah membayar, Sabitha menuju parkiran. Ia menghampiri Freza yang tengah bersiap untuk pulang, niatnya ingin nebeng Sabitha. Karena memang biasanya seperti itu.

"Za! Pulang bareng yuk," ajak Sabitha dengan wajah sumringah.

"Sorry, Sa. Gue udah ada janji sama orang. Lain kali aja." tolak Freza. Senyum diwajahnya luntur seketika.

"Sama siapa?"

"Za!"

Freza serta Sabitha menoleh ke sumber suara. Lagi dan lagi, ternyata itu Thalitha. Gadis itu terlihat melambaikan tangannya sembari tersenyum. Freza yang melihat itu segera melajukan motornya, meninggalkan Sabitha yang terdiam.

THE HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang