"Bunda... Ayah kapan pulangnya sih?" Tanya seorang anak kecil yang kala itu tengah duduk di ruang tamu bersama ibunya, ia dan keluarganya berencana untuk ke taman hiburan.
"Sebentar lagi sayang, sabar ya." Jawab sang ibu lalu membelai lembut rambut anaknya.
"Bund... Abang ganteng gak?" Tanya anak itu sambil berpose dengan menunjukkan gigi nya.
"Ganteng bangett anak bunda." Puji sang ibu lalu mengabadikan moment itu.
Anak laki-laki berumur 12 tahun dan berambut hitam yang selalu di sisir kesamping itu pun tersenyum, ia anak yang ceria.
Anak itu memiliki tanda lahir di dahi kirinya, memiliki senyum termanis dan tampan dari lahir!
Saat mereka tengah berbincang tiba-tiba telepon sang ibu berbunyi, dengan nama ayah sebagai si pemanggil.
Sang ibu lalu mengangkat telepon itu dan berlalu, menyisakan sang anak dengan tatapan bingung.
Sesaat kemudian sang ibu pun kembali dengan wajah sedih, ia menatap anak semata wayangnya yang akan tak lama lagi akan punya adik.
"Maaf ya Davin, ayah tiba-tiba ada rapat penting." Lirih sang ibu, seketika air wajah anak itu berubah menjadi pias dan tatapan nya menjadi sendu.
Ya, dia adalah Davin! Davin Pradana, anak yang kelak akan menjadi sosok dingin dan pemarah.
"Pekerjaan lebih penting ya bund?" Tanyanya lirih.
"Davin, kalau ayah gak kerja nanti siapa dong yang beliin Davin mainan?" Ujar sang Bunda berusaha menghibur.
"Tapikan ayah udah janji duluan sama Davin." Protes nya tak terima.
"Hmm... Gimana kalau kita aja yang pergi ke taman nya? Besok kalau ayah udah gak sibuk baru kita main sama ayah, setuju?" Tawar sang ibu yang membuat mata anak itu berbinar-binar.
"Setuju bund." Seru Davin.
Akhirnya ibu dan anak itu pergi ke taman dengan bahagia, tanpa tahu apa yang akan terjadi disana.
~~~
"Bunda, itukan ayah." Ucap Davin lalu menunjuk ke arah sebuah kursi taman.
Sang ibu mengikuti arah pandang anaknya, dan seketika air yang dipegangnya jatuh.
Sang ibu tak kuasa menahan tangisnya, bagaimana tidak? Orang yang ia cintai sekarang duduk mesra bersama wanita lain, bahkan dengan seorang anak.
Asri-Bunda Davin- langsung menghampiri tiga orang itu, dengan air mata berlinang dan wajah sendu.
"Mas..." Panggil nya Lirih, bersamaan dengan Davin yang memegang erat baju ibunya dari belakang.
Dedi berbalik dan ia terkejut bukan main mendapati istrinya yang tengah mengandung dan anaknya, pria itu segera bangkit dari duduknya.
Air mata terus saja jatuh dari mata sayu milik Asri, mata sayu yang persis seperti milik Davin.
Tidak ada satupun yang membuka suara diantara mereka, terlalu terbius dengan suasana.
"Ayah kerja?" Pertanyaan itu lolos dari mulut Davin, pertanyaan yang begitu sarkasme dan menohok.
"Mas... Mereka siapa?" Bukan, ini bukan suara Asri. Melainkan suara intan, wanita yang bersama Dedi.
"Jelasin mas!" Tukas Asri, bukan menanggapi pertanyaan intan.
"Maaf Ntan, mereka istri dan anak aku. Aku menikah dengan Asri sebelum menikah dengan kamu." Jujur Dedi dengan suara lirih.

KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Teen FictionSemua berawal dari perjodohan seorang gadis dengan cucu pemilik sekolah. Azraf Gasandara, sang casanova di SMA milik kakeknya. Sikap nya tak dapat di baca. Kadang perhatian, kadang cuek, kadang dingin, dan kadang posesif. Namun seiring berjalannya w...