Hari ini seperti yang sudah di jadwalkan sebelumnya, keempat teman Azraf dan kedua teman Ara berkunjung kerumah pasutri muda itu.
"Assalamualaikum mama muda nan geulis." Teriak seseorang dari sebalik pintu, sudah dapat Azraf pastikan itu adalah suara Fariz.
"Neng Ara bukain pintu dong, mau cuci mata nih abang." Kali ini suara cetar Rakel membahana.
Azraf menghentikan Ara yang hendak membukakan pintu, lalu beranjak dari duduknya dengan tangan yang sudah gatal ingin menyumpal mulut kedua curut laknat itu.
"Assalamualaikum can-" kalimat Fariz seketika terhenti ketika pintu yang terbuka menampilkan sosok yang ganteng bukan cantik.
"Kok jadi Lo sih anjir?!" Seru Fariz tak terima.
Plakk!
Jitakan maut Azraf sukses membuat Fariz kicep.
"Makanya Riz, udah tau lakinya Harimau benggala. Masih juga Lo gangguin bininya." Ujar Arend seraya menggelengkan kepalanya, bingung dengan sikap kelewat pintar teman-teman nya.
"Eshan dong?" Celetuk Dita tiba-tiba.
"Eshan teh saha?? Temennya Upin?" Sahut Rakel membuat Dita menatapnya jengah.
"Itu lho harimau nya Alshad Ahmad." Jelas Mila.
"Oo... Nge mbek lah Lo dari tadi Dit Dit, tinggal ngomong gituan doang susah." Cerocos Rakel.
"Lo pada mau masuk gak? Kalau enggak gue tutup lagi ni pintu." Ujar Azraf memotong perdebatan Rakel dan Dita.
"Iye bang iye." Ujar Fariz lalu masuk ke dalam rumah Azraf dan Ara, diikuti oleh Arend, Rakel, Davin, Mila dan Dita.
"Araaa... I Miss you." Ujar Rakel berlagak ingin memeluk Ara, membuat cewek itu tertawa melihat keajaiban ciptaan tuhan.
Tiba-tiba saja kerah baju Rakel di tarik dari arah belakang, tentu saja pelakunya tak lain dan tak bukan adalah Azraf.
"Mau ngapain?" Tanya Azraf datar.
"Hayolo Kel..." Kompor Fariz.
"Itu bos... Mau meluk Ara, hehe." Jawab Rakel lalu nyegir tak berdosa.
Plakk!
Sekali lagi bunyi jitakan maut Azraf terdengar, dan kali ini korban nya adalah Rakel.
"Astagfirullahalazim... Kamu ini berdosa banget." Ucap Rakel dengan segala tampang tak berdosa nya.
"Gue gaada dosa, Lo itu yang berdosa." Kali ini Azraf yang mengucapkan nya, namun jangan membayangkan jika ia menyamakan dengan intonasi aslinya, karena itu sangat mustahil.
"Yuk duduk." Celetuk Ara yang menengahi Azraf dan Rakel.
"Dih... Lo ngapain di samping gue?!" Sewot Dita ketika pantat Rakel mendudukkan diri di sebelahnya.
"Suka-suka gue lah, bukan rumah Lo kok." Sahut Rakel santai, membuat Dita mengerucut kan bibirnya.
"Gais... Gue ada kabar baik dan kabar buruk nih." Rakel kembali berujar.
"Apa?" Tanya mereka semua serempak.
"Mau kabar baik apa kabar buruk dulu?" Tanya cowok 'jomblo' itu.
"Yang buruk aja duluan, biar kayak Lo." Usul Dita yang di benarkan oleh yang lain.
"Kampret Lo pada, kalau kenain gue aja cepet banget." Rajuk Rakel.
"Gausah sok ngambek, jijik gue! Mending cepetan ngomong." Ujar Fariz yang sama saja mulutnya dengan Rakel.
"Oke, kabar buruknya. Gue sama Dita kalau ketemu udah kayak kucing sama anjing." Tutur Rakel yang lalu mendapat tatapan marah dari teman-teman nya yang sudah serius menyimak.

KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Novela JuvenilSemua berawal dari perjodohan seorang gadis dengan cucu pemilik sekolah. Azraf Gasandara, sang casanova di SMA milik kakeknya. Sikap nya tak dapat di baca. Kadang perhatian, kadang cuek, kadang dingin, dan kadang posesif. Namun seiring berjalannya w...