01. Azraf

24 10 8
                                    

Seorang gadis tengah menatap pantulan dirinya di depan cermin, ia tersenyum tatkala mendapati dirinya tampak sempurna.

Balutan dress selutut berwarna Dongker dengan sedikit polesan bedak, membuat gadis begingsul itu tampak anggun.

"Ara... Cepat turun sayang, udah di tungguin papa." Suara ibu negara sudah menggema, artinya ia harus turun agar ibu negara tidak mengeluarkan dekrit barunya.

"Iya ma sebentar." Jawab Ara tak kalah kencang, ia pun sedikit berlari untuk turun ke bawah.

Ara menghampiri keluarganya yang telah menunggu dirinya.

"Udah kayak princess aja... lama banget dandan." Sindir Stefan Arvata, kakak Ara yang dirumah di panggil Ava.

"Mah... Suruh diem tuh." Rungut Ara kesal, kakak nya selalu ada saja bahan untuk mengacaukan mood nya.

"Ava, jangan di ganggu Ara nya. Ntar berubah jadi hulk." Malah papanya yang bersuara, dan sialnya semakin menghancurkan mood nya.

"Yayayaya. Bahaya juga nih kalau dia jadi hulk, hancur ntar rumah kita pa." Sahut Ava.

"Terserah! Papa sama kakak sama aja!" Ara menghentakkan kakinya lalu melengos pergi ke mobil, membuat kedua orang tadi terbahak-bahak.

Ya, cewek itu belum tau saja apa yang akan terjadi padanya beberapa jam lagi.

~~~

Setelah perjalanan yang memakan waktu cukup lama, disinilah Ara berada sekarang.

Dirumah rekan bisnis papanya, dan sekaligus teman SMA. 

Ntah apa renacana kedua orang tua nya itu, yang jelas ia mencium sesuatu yang tidak mengenakkan.

"Wahh.. jadi ini yang namanya Zafra??" Tanya tante Zahra, yang katanya temen mama waktu SMA dulu.

"Iya tan, di panggil Ara juga gapapa kok.." ujar Ara lalu tersenyum.

"Ihhh.. cantik banget... Kalah kamu dulu Din... Emang gapapa nih, cantik banget loh." Puji Tante Zahra.

"Ngomong apa sih?? Ya gapapa lah.. kan ini udah kesepakatan kita dulu." Ujar mama.

Ara yang masih tidak mengerti arah pembicaraan nya hanya bisa tersenyum.

"Mana nih anak kamu??" Tanya papa Ara.

"Ada tuh lagi siap siap.." jawab om Raffi, suami Tante Zahra yang juga merupakan teman mama dan papa waktu SMA dulu.

Tak lama kemudian orang yang disebut om Raffi datang juga.

Ara terkesiap, orang di hadapan nya ini tampak seperti pangeran, dengan ketampanan nya yang luar biasa.

"Wahh! Kan bener, anak kamu gak kalah ganteng... Cocok banget deh." ujar Mama Dina antusias.

'Cocok?? Emang gue mau diapain??' -batin Ara.

"Wahh.. jadi seneng.. mereka cocok benget yaa kalau dilihat lihat. Beruntung banget kamu punya anak secantik Ara." Puji Tante Zahra tak henti hentinya.

"Firasat gue gak enak." Batin Ara lagi.

"Oke.. karna sekarang semua udah ada. Kita perjelas tujuan kita berkumpul disini." Ujar om Raffi.

"Atas kesepakatan yang kami buat saat kami SMA dulu yang kalau kami punya anak dan berbeda jenis kelamin, maka kami memutuskan untuk menjodohkan dan menikahkan anak Kami... yaitu Ara dan ......."

Deg

Jantung Ara berdetak tidak karuan, ini adalah mimpi terburuknya. Jangan kan menikah, pacaran saja tidak pernah terpikir kan oleh nya. Walau banyak sekali cowok yang berusaha jadi pacarnya.

"Apa??" Seru Ara dan cowok itu bersamaan.

"Iya.. kalian akan menikah.. kenapa? seneng??" Tanya Ariv.

"Tidak.." Ara menggeleng. "Ara gamau di jodoh jodohin." Tolak Ara.

"Ara.. ini sudah keputusan papa dan om Raffi. Tidak ada penolakan.." tegas papanya.

"Enggak!!" air mata mulai menetes dari matanya, Ara lalu bangkit dari kursinya dan berlari keluar rumah.

Ariv hendak mengejarnya, namun ditahan oleh Raffi.

"Biarin aja.. dia butuh waktu untuk memikirkan nya, bagaimanapun semua ini memang mendadak." Ujar Raffi, membuat Ariv kembali duduk.

Cowok yang semula nya hanya menyimak penolakan Ara lalu bangkit dari kursi nya, dan pergi entah kemana.

~~~

Cowok itu melihat seseorang cewek yang duduk di pinggir kolam rumahnya, sambil memeluk kaki nya dan terisak. Entah keinginan dari mana cowok itu menghampirinya.

"Gue gak mau punya istri cengeng." Ucap cowok itu dingin, membuat Ara terkejut bukan main.

"Gue gak mau nikah sama Lo!" Seru Ara terisak.

"Emang Lo kira gue mau?" Tanya cowok itu datar.

"Hei... siapa pun nama Lo. Lo tolong bujuk deh bokap Lo, supaya dia ngebatalin perjodohan ini." Ucap Ara, sesekali cewek itu menyeka air matanya.

"Kalau gue bisa, udah gue lakuin sebelum Lo minta." Sahut cowok itu datar.

Ara hanya bisa kembali terisak, dan menyimpulkan kalau cowok di belakang nya ini akan sangat menyebalkan.

"Lo-"

"Azraf."

Setelah mengatakan itu cowok itu berlalu pergi meninggalkan Ara yang masih kebingungan.

"Dia bilang apa? Azraf? Apa itu namanya? Arghh.. bodo ah.. kok gue jadi mikirin dia??" Batin Ara.




Yang udah baca jangan lupa vote yaa~ kalau suka ceritanya:)

Lup u❤️

DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang