11. pulang(?)

3 3 0
                                    

Azraf terbangun dari tidurnya, tiba tiba saja perut nya terasa lapar.

Azraf turun ke bawah, ia melihat bi Inah yang sepertinya hendak pergi keluar.

"Mau kemana bi?" Tanya Azraf.

"Kepasar den, mau beli keperluan dapur." Jawab bi Inah, Azraf mengangguk lalu mempersilakan wanita itu pergi.

Azraf mengeluarkan mie instan dari lemari, lalu memasak nya. Jangan ragukan Azraf! Ia sangat handal dalam memasak mie dan nasi goreng.

Setelah mie rebus buatannya jadi, Azraf kembali naik ke atas untuk memanggil Ara.

Perlahan cowok itu membuka pintu kamar istrinya, dan melihat istrinya itu masih tidur.

"Ra." Panggil nya.

Tidak ada sahutan, Ara malah mengubah posisi membelakangi Azraf.

"Ra... Bangun, udah siang." Seru Azraf sambil menggoyang lengan Ara.

"Bentar lagi ma, 5 menit." Ujar Ara membuat kening Azraf berkerut, heran.

"Mama? Dia ngigo?" Tanya Azraf pada dirinya sendiri.

"Raaa." Azraf kembali mencoba menjemput Ara dari alam mimpinya.

"Bentar lagi mamaaa..." Ujar Ara seraya  menghentakkan kakinya ke kasur.

"Yaelah, gue dikira mamanya lagi. Emang suara gue kayak emak emak?" Lagi lagi Azraf bertanya pada dirinya sendiri.

"Ra... Udah jam 9 niiihhh." Seru Azraf ditelinga Ara, dan usaha nya membuahkan hasil.

Ara menggeliat, lalu duduk. Ia mengusap matanya, lalu melihat ke arah jam dinding.

"Benar kan jam 9, aku gak emak emak yang kalau bangunin anaknya bilang nya jam 9 padahal masih jam 7." Ujar Azraf, Ara mendengus kesal karena tidurnya terganggu.

"Ngapain?" Tanya Ara dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

"Sarapan." Jawab Azraf.

Ara mengangguk lalu berjalan sempoyongan karena nyawa nya belum sepenuhnya terkumpul, ia berjalan mendahului Azraf yang berjaga jaga di belakang takut jika cewek itu tiba tiba tidur dilantai.

Saat hendak menuruni tangga pertama, Ara yang masih setengah sadar sedikit terpeleset.

Dengan cepat Azraf menangkap cewek itu, sebelum dia terjun bebas ke bawah.

Sementara Ara yang sedikit lagi akan terjun bebas langsung melek karena kaget, dan sekarang ia merasa jantungnya sedang dangdutan ria di dalam sana karena Azraf memeluknya.

Azraf yang sempat terbius suasana lalu tersadar, ia cepat cepat melepas pelukan itu sebelum Ara merasakan detak jantungnya yang sudah tidak karuan.

"Hati hati kalau jalan." Ujar Azraf, sedikit salah tingkah.

"Lo ngapain peluk peluk?" Tanya Ara, ia akan menggunakan Lo gue jika kesal.

"Kalau ga gue peluk, mungkin Lo udah di pelukan tuhan." Jawab Azraf sekenanya.

"Dasar modus."

Ara mendengus sebal, ia lalu turun ke bawah tanpa menunggu cowok itu.

Sementara Azraf sibuk memegangi dadanya, ia merasakan debaran jantungnya berbeda sekarang.

"Gue kenapa? Gue ga mati kan ini?" Azraf bermonolog.

Maklum jika Azraf bingung dengan detak jantungnya yang mendadak cepat, ia tidak pernah jatuh cinta sebelumnya.

DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang