ARABELLA 10

15 4 0
                                    

"Oh My God! Dia Tampan sekali Hantu kecil!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh My God! Dia Tampan sekali Hantu kecil!"

Ara sesekali mengerjapkan matanya memastikan bahwa dia tidak salah melihat rupa pria itu yang sangatlah menawan.

Pria itu menatapnya balik dengan mata yang sayu. Saat itu lah Ara baru sadar, sebelah bola mata pria itu berwarna merah, bukannya menyeramkan malah menambah ketampanannya!

Tiba-tiba pria mulai bergerak tidak nyaman dan kembali menutup matanya.

"Oh Astaga!!" Ara segera berlari.

Dia menahan tubuh pria itu yang hampir jatuh supaya tidak jadi membentur tanah. Sementara gagak yang tadi, masih terbang kesana kemari. Ara meliriknya sekilas.

"Apakah salah kalau Aku mengartikan burung itu khawatir? Aku menginginkan peliharaan yang pandai juga huhu"

Noyu pun ikut berteriak heboh, dan Ara merasa aneh melihat paniknya Noyu, tadi saja dia ditertawakan, "Dasar hantu kecil!"

"Cepat! Cepat Ara! Bantu dia! Ayo! kita harus menolongnya!"

"Iya aku tau! Diamlah hantu kecil!"

Ara menyentuh pipi Pria itu.

Apa yang bisa dilakukan oleh gadis kecil sepertinya? tubuhnya sangat kecil dan lemah. "Bagaimana ini?"

"Ah iya, tumbuhan kirinyis tadi masih banyak hantu kecil. Aku akan mengambilnya, kalian disini saja, awasi pria itu! "

Ara berlari, memetik semua kirinyis yang tersisa, karena melihat lukanya, pria itu butuh banyak.

Sekalian Ara mengambil air untuk membersihka luka pria itu dulu. Ternyata jarak Ara dan pria itu tadi tidak terlalu jauh, Ara segera mengambil daun yang bisa menjadi wadah airnya.

Sesekali Ara menatap langit yang sudah semakin gelap.

"Aku harus cepat!"

"Bagaimana hantu kecil, apa dia masih bernafas?"

"Iya Ara! Cepat, oleskan obat nya!"

Buru-buru, Ara langsung membersihkan luka pria itu yang cukup parah.

Mulai dari luka goresan di kedua tangannya, sepanjang lengan, dada dan perutnyanya, dan paling parah punggungnya.

Ada luka yang cukup panjang di punggung kanan dan kiri pria itu.

Sesekali, pria itu meringis saat Ara membersihkannya, sepertinya luka dipunggung itu yang paling parah!

"Shh shh.." Ara mencoba menenangkan pria itu.

Tak terasa, semua lukanya sudah Ara oleskan dengan tumbuhan kirinyis itu.

TanganAra mulai perih lagi, sepertinya semakin lecet. Ara bahkan tidak sadar kalau tangan nya sampai mengeluarkan darah.

ArabellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang