ARABELLA 20

41 3 2
                                    

Luc duduk melipat tangan di dada dan menatap Ara menuduh.

Ara mengangkat alisnya seraya bertanya ada apa.

"Aku tau, kamu sudah memikirkan banyak cara untuk kabur dari rumah"

Ara hanya bersikap biasa walau Lucas menebaknya dengan benar.

"Lalu? Itu juga tak berguna, aku tau kamu tidak tidur dari tadi" Ara memutar bola matanya malas.

Namun, Luc membalasnya dengan senyum hangat yang membuat Ara terbelalak.

"Oh God!? Apa aku salah lihat? "

Ara telah memikirkan banyak cara untuk kabur dari pengawasan Luc agar dia bisa pergi ke Hutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ara telah memikirkan banyak cara untuk kabur dari pengawasan Luc agar dia bisa pergi ke Hutan. Tapi Ara segera berubah pikiran dan kembali berbaring saat teringat dengan Noyu yang tidak ada didekatnya. Belum lagi langit sudah mulai gelap.
"Awas saja nanti, beraninya kamu pergi meninggalkan aku terkurung disini!" kesal hati Ara pada Noyu.

"Aku sudah mendaftarkan namamu lengkap dengan nama keluarga kita."

Pernyataan itu membuat Ara terdiam dan menatap luc tak berkedip.

Karena itu Luc melanjutkan lagi, "Besok aku akan membantu mu keluar Mansion agar kamu bisa berburu, tapi aku punya syarat!"

"Apakah kamu tidak merasa aneh dengan perilakumu dari tadi Luc?" Tanya Ara yang sedang bingung dan curiga.

"Ada apa dengannya!!"

Ara menyipitkan matanya. Sementara Luc tersenyum hangat lagi. Membuat Ara semakin merinding.

"Pertama,Kamu harus menerima permintaan maafku dan memanggilku kakak luc!. Kedua, mulai detik ini kamu harus beritahu kemana saja kamu pergi atau darimana saja kamu sebelum kembali ke mansion"

"Apa??!"

Tak peduli dengan Ara yang melongo bingung, Lucas terus saja berbicara.

"Dan aku akan memulai dengan minta maaf. Yaa itu jika kamu mau memanggilku kakak tentunya."

"STOP! tunggu, aku sedikit tidak paham. Apakah ini efek kamu terlalu lama berbaring dan menutup mata tadi sehingga membuatmu lupa pada siapa kamu berbicara Luc?"

Luc langsung mengubah raut wajahnya, dia menatap tak suka Ara.

"Nah, kamu harusnya begini Luc!" Ara malah memberikan jempol tangan kanannya pada Luc.

"Lagi pula untuk apa kamu minta maaf? Aku tidak memerlukannya!"

"untuk apa meminta maaf padaku? Aku toh bukan Ara itu. Ara itu adalah orang yang harus kalian minta ampunannya ckck"

"Jangan Arogan! Mungkin kamu tidak menginginkannya, tapi kamu perlu izin bukan?!... Kali ini Aku serius Ara!" Luc menegaskan kembali kalau dia sungguh-sungguh. Dia sudah kembali dengan wajah dinginnya.

Seketika Mood Ara juga jadi down "heh! kamu juga sampai memanggil namaku Luc!" Ara menutup mulutnya pura-pura terkejut. Dan selanjutnya Dia membuat Lucas terdiam dengan pertanyaan yang dia berikan.

Dia bertanya, "Tapi, apa menurut mu ketika aku memaafkan, maka aku akan bisa melupakan?"

"Juga, ini bukan minta maaf! ini seperti menawarkan barang dan mengajakku barter! Dasar Luc, berengsek memang!" Amarah Ara dalam hati.

"I feel sick! Ketika ada orang yang membahasnya. Kamu pasti meminta maaf atas kejadian tiga tahun lalu bukan?"

"Aku tidak menawarkan dua kali, jadi lebih baik kamu berpikir ulang jika ingin menolaknya Ara"

TBC.

So guys, wellcome! I feel very grateful, ketika kalian ingin atau bahkan sudah membaca karyaku.
I thank you! 🤩

Ini adalah karya yang plotnya murni dari imajinasiku. Mungkin beberapa nama tokoh ceritaku sudah tidak asing lagi. Tapi itu benar-benar karyaku, idenya datang dari bayangan dunia yang aku inginkan untuk setiap tokoh dalam cerita ku.

Terimakasih! Kalau menurut kalian menarik, jangan lupa vote ya ⭐

Terimakasih! Kalau menurut kalian menarik, jangan lupa vote ya ⭐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ArabellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang