(14) - TOXIC LOVE

565 111 12
                                    

Jennie tersenyum saat melihat Jungkook yang sedang berdiri di samping mobilnya, entah kenapa sekarang Jennie tidak pernah menolak jika laki-laki itu ingin menjemputnya sepulang kerja. Sudah seperti kebiasaan, Jungkook akan ada saat ia pulang kerja.

Terkadang ocehan laki-laki dengan gigi kelinci itu membuat lelahnya sedikit menghilang. Jennie bukan orang yang tidak peka seperti Sooyoung, ia paham betul bahwa Jungkook menyukainya, laki-laki itu ingin mempunyai hubungan yang lebih dari seorang teman dengan dirinya tapi untuk saat ini Jennie belum siap untuk membuka hatinya kembali. Rasa sakit sebelumnya belum sepenuhnya sembuh jadi ia harap Jungkook bisa bersabar menunggu sampai dirinya pulih 100%.

Jennie tidak mau egois dengan membuka kembali hatinya dengan trauma yang masih mengganjal, ia tidak mau membuat hubungannya toxic seperti halnya Jennie akan selalu memiliki rasa cemburu yang berlebihan karena ia tidak mau kejadian masa lalunya kembali terulang. Sikapnya yang seperti itu malah akan membuat Jungkook tidak nyaman dan hubungannya pun tidak bahagia.

Biarlah seperti ini dulu, biarlah mengalir seperti air.

"Ini pertama kalinya kamu tersenyum" ucap Jungkook membuat Jennie menoleh setelah memasang seat belt nya.

"Benarkah? Aku rasa aku gak sejahat itu untuk tidak pernah tersenyum padamu"

"Aku yakin, ini pertama kalinya kamu tersenyum saat melihatku ada didepan kantormu hehe"

"Itu karena hari ini aku menerima gaji, jangan terlalu percaya diri ya Jeon Jungkook"

Jungkook hanya tertawa, ia tau senyuman itu adalah secercah harapan untuk dirinya. Ini pertama kalinya ia mengejar wanita sampai seperti ini dan rasanya benar-benar menyenangkan..

Ini mungkin yang dirasakan oleh wanita-wanita yang mengejarnya jika Jungkook memberikan mereka senyuman atau membalas pesan mereka.

"Baiklah, ayo jadi kita mau kemana sekarang? Langsung pulang?"

Jennie mengulum senyumnya, "Kita makan, aku lapar"

"Siap tuan putri!"

Jennie reflek memukul pundak Jungkook yang membuat laki-laki kembali tertawa.

**

Jennie dan Jungkook sudah berada di sebuah kedai mie jjampong terkenal.

"Aku iri dengan anak itu" ucap Jungkook tiba-tiba yang membuat Jennie menoleh kepada objek yang ditatap Jungkook

Jennie mengernyit, "Ada apa?"

"Anak itu makan bersama Appa dan Eommanya, aku tidak pernah merasakan itu"

"Appa dan Eomma mu kemana?"

"Appa sudah pergi untuk selamanya sejak umurku 12 tahun dan Eomma pindah ke luar negeri setahun setelahnya. Eomma bekerja disana, dia selalu mengirimiku uang untuk kebutuhanku tapi jarang sekali pulang. Ya begitulah"

Jennie tersenyum, "Dunia ini lucu ya, aku masih punya Appa tapi rasanya kalau bisa meminta aku tidak ingin mempunyai Appa. Aku cukup hidup dengan Eommaku"

"Kenapa?"

Jennie terdiam, mencoba menimbang apakah ia harus bercerita atau tidak.

"Ah.. mian. Tidak perlu bercerita itu pasti sangat sensitive untukmu dan kita masih berteman. Nanti jika kita sudah menjadi sepasang kekasih dan menikah, kamu bisa menceritakannya padaku"

"Yak!"

Jungkook tersenyum, ia mencoba mencairkan suasana karena ia tau masalah Jennie dan Ayahnya mungkin sangat berat, terlihat dari wajah Jennie yang mengeras menahan amarah.

ROOMMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang