*Happy Reading*
Sean menggeram kesal seraya mengepalkan tangan dengan erat. Setelah itu, menyugar rambutnya kasar dan ....
"Menyebalkan!" umpatnya kemudian, sebelum melenggang pergi begitu saja, meninggalkan Ina di pusara sang Mama.
Awalnya, Ina hanya mengerjap bingung melihat itu. Terdiam seraya mengikuti langkah Sean dengan ekor matanya. Namun, saat Melihat Sean tiba-tiba berhenti melangkah, dan meliriknya cepat.
Glek!
Tanpa sadar, Ina pun menelan salivanya kelat. Bersiap menerima makian apapun yang akan dimuntahkan pria itu lagi.
"Mau sampai kapan kamu di sana? Katanya mau pulang?" tanya Sean dengan suara yang lebih rendah dari sebelumnya.
Kembali, Ina mengerjap bingung di tempatnya, sebelum kemudian tersenyum manis saat mengerti maksud Sean.
"I-iya, Pak," sahut Ina dengan riang. Seraya melangkah mengikuti Sean.
Melihat Ina sudah melangkah menghampiri, Sean pun meneruskan langkah dengan tegap dan cepat. Benar-benar tak menyadari jika Ina kesulitan mengejarnya.
Tentu saja, kaki Sean itu kan panjang. Langkahnya pasti juga lebar. Beda dengan Ina, yang tingginya saja hanya sedada pria itu. Otomatis langkahnya juga pendek.
Selain itu, Sean juga memakai celana yang tidak mungkin menghambat langkah di hujan deras seperti ini.
Sementara Ina? Pakai gamis panjang dan butuh tenaga ekstra melangkah di derasnya hujan, juga tanah kuburan yang licin.
Itulah kenapa, Ina jadi tertinggal jauh dan ....
"Aduh!"
Langkah Sean kembali terhenti, saat mendengar pekikan Ina di belakang tubuhnya.
Sean pun menoleh cepat, dan menemukan Ina sudah terduduk di jalan yang licin.
"Ngapain kamu di sana?"
Seluncuran!
Apa-apaan coba itu pertanyaannya? Sudah tahu Ina jatuh, pake nanya lagi, ngapain? Pria ini benar-benar ya?
"Gak Papa, saya hanya kepeleset aja." Namun mana berani Ina menyuarakan isi hatinya. Sebab itu sama saja mencari masalah lagi dalam hidupnya.
Tanpa bantuan Sean. Ina pun berusaha bangkit, dan menyeimbangkan diri dengan segera.
Melihat itu, Sean hanya bisa mendengkus pelan, sebelum berbalik badan dan melanjutkan langkah.
Tentu saja. Memang apa yang kalian harapkan? Sean menghampiri Ina dan menggendongnya?
Ugh, jangan harap!
Ini bukan novel Romansa yang sering kalian baca ya, gaes! Tapi ini Novel Amih Lilis yang authornya memang sering kejam.
"Aduh!"
Kembali, Ina terjatuh karena terpeleset jalanan yang licin.
"Kamu bisa jalan gak, sih?" salak Sean dengan kesal. Saat melihat gadis itu duduk di kubangan lumpur.
"Maaf," lirih Ina sambil menunduk dalam. "Tapi langkah Bapak lebar dan cepat. Ina susah ngejarnya," lanjutnya kemudian.
Mendengar itu, Sean pun menghela napas panjang, sebelum mengusap wajahnya dari titik-titik hujan yang membuat pandangannya buram.
"Bangun!" titahnya lagi dengan tegas, tanpa mau repot-repot menghampiri dan membantu Ina.
Gadis yang baru saja mendengar titah tegas itu pun segera bangkit, tanpa harus di perintah dua kali.
Dengan susah payah Ina pun bangun dari kubangan lumpur, yang saat ini sudah berhasil membuat sebagian tubuhnya kotor sekali.
Duh ... ini nanti bersihinnya gimana? Mana dress mahal, lagi.
"Cepat ke sini!" titah kedua segera terdengar, saat Sean melihat gadis itu berhasil bangkit.
"Jangan lebar-lebar langkahnya!" larang Sean kemudian, ketika melihat Ina sudah menyincing sedikit rok gamis hitamnya, dan bersiap melangkah dengan lebar.
Seketika, Ina mengurungkan langkahnya, dan melangkah perlahan ke arah Sean.
"Gak pelan kayak gitu juga, Ina ...!" geram Sean kesal, saat melihat Ina melangkah seperti putri solo.
Ina yang kembali mendengar titah pun menggaruk belakang hijab tanpa sadar, sambil mengerjap bingung ke arah Sean.
Terus Ina harus gimana?
Tadi katanya gak boleh lebar-lebar. Langkahnya. Sekarang langkah Ina kecil pun, masih aja disalahin. Lalu Ina harus melangkah seperti apa?
Ish, pria ini! Maunya kayak gimana, sih?
"Jalannya biasa aja, bisa kan? Buruan! Hujannya makin deras ini."
Ngomong, dong!
Ina pun mendengkus kesal, setelah akhirnya Sean memperjelas titahnya.
Setelah itu, Ina melangkah dengan biasa, sambil terus menyincing ujung rok gamis yang benar-benar membuat langkahnya kesusahan.
"Kamu gak bisa, ya? Pakai celana aja, dan gak usah pakai-pakai rok panjang seperti itu. Ribet saya lihatnya." Sean kembali menyuarakan protesannya.
"Tapi saya suka pakai Rok, Pak," jawab Ina disela langkah kakinya.
"Kenapa?"
"Karena saya merasa jadi princess tiap pakai Rok. Seperti barbie yang sering saya lihat di toko boneka," ucap Ina dengan jujur dan polos.
"Princess gak ada pakai gamis," protes Sean menyebalkan sekali. Membuat Ina langsung cemberut mendengarnya.
"Ada!"
"Siapa?"
"Princess muslimah!" jawab Ina dengan tegas, seakan lupa pada ketakutannya dalam menghadapi Sean.
"Dan kamu merasa seperti Princess Muslimah?" Sean menaikan alisnya satu. Seperti menyindir ucapan Ina.
"Bukan, sih." Ina makin cemberut.
"Lalu? Siapa kamu?"
"Istri Bapak yang ingin terlihat sepadan di mata kenalan Bapak," jawab Ina polos, namun sukses membuat Sean tertohok.
Karena entah di sadari atau tidak. Ina baru saja menegaskan bahwa, dia memakai gamis mahalnya hanya untuk Sean.
"Terserah kamu saja," ucap Sean kemudian. Tak ingin memperpanjang debatan.
"Ayo jalan!" ajaknya lagi sambil meraih tangan Ina, saat gadis itu sudah berada di dekatnya.
Degh! Degh! Degh!
Jantung Ina pun langsung bertalu heboh setelahnya. Sambil terus melihat tautan tangan mereka.
Ini ... beneran Sean mau menggandeng tangannya?
Sean juga tidak menariknya dengan kasar, dan genggamannya di jemari Ina juga tidak menyakitkan. Malah terasa hangat sekali.
Selain itu, Ina juga menyadari, jika pria itu mengurangi langkahnya demi bisa mensejajarkan langkah dengan Ina.
Tuhan .... bolehkah Ina berharap lagi dengan pernikahan ini?
The end ...
================================
Hai novel ini udah tamat Versi Wp ya ....
Untuk kelanjutannya, kalian bisa melipir ke GN, KBM, atau tunggu cetaknya.Sementara di wp masih ada OTW Beken yang akan menemani kalian.
Terima kasih masih setia mengikuti Kisah Zaina-Sean. Kira-kira .... hasil akhirnya Ina akan terus bersama Sean? Atau amih kasih lelaki baru seperti Rara dulu?
Yang kepo boleh langsung cus ...
See u ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan yang Pertama (Terbit)
RomanceSequel Istri Nomor Dua Tersedia dalam bentuk ebook dan cetak Link ada di bio💜