My Idol

5.3K 545 179
                                    

Pagi ini, seorang gadis masih terlelap dalam mimpi indahnya dengan mulut yg sedikit ternganga sampai-sampai dia tidak menyadari bunyi alarm yg sedari tadi berdering berkali-kali.

Akhirnya, orang itu pun membuka matanya perlahan sambil mengumpulkan nyawanya yg masih di awang-awang.

Tangan nya terulur hanya untuk mematikan jam alarm yg tidak berhenti berbunyi itu, ternyata sekarang sudah pukul setengah sepuluh pagi. Kemudian dirinya kembali memejamkan matanya dan melanjutkan tidurnya lagi.

Hari ini dia benar-benar bangun kesiangan karena semalaman ia bergadang untuk melanjutkan skripsinya. Namun anehnya matanya tak lagi bisa terpejam meskipun dia sudah berusaha untuk tidur lagi.

"Huh." Hembusan nafas kesal terdengar dari bibirnya.

Orang itu mulai membuka matanya kemudian bangkit dan duduk di atas kasur. Tepat di depan wajahnya ada sebuah pemandangan indah yg biasa ia lihat setiap pagi.

"Pagi cantik!" Ucap nya sambil tersenyum lembut menatap dengan tulus ke arah sebuah poster besar yg ada di dinding kamarnya. Yang menjadi penyemangatnya untuk kuliah dan bekerja.

Jika kalian berpikir itu adalah foto pasangan nya maka, kalian salah besar, Gracia menyandang predikat jomblo abadi di kampus karena ia sama sekali tidak memiliki pacar dari awal semester sampai sekarang. Foto yg terpampang di dinding kamarnya itu adalah foto seorang idol tercantik se ibu kota.

"Hari-hari menghalu." Ucapnya pelan sambil terkekeh. Ya... mengucapkan selamat pagi pada sebuah poster itu sudah menjadi kebiasaan yg wajib di lakukan untuk seorang gadis perawakan yg cantik dan cool secara bersamaan seperti dirinya. Dia adalah seorang photograper muda bernama Shania Gracia.

Kring!
Dering handphone nya membuat dirinya berdecak kesal. Siapa yg berani mengganggu pagi nya nan damai ini?

"Ck ngapain dia nelpon gue se pagi ini!" Kesal Gracia saat melihat siapa orang yg tengah menelpon nya ini, ternyata dia adalah rekan kerjanya. Gracia langsung menggeser tombol hijau untuk menjawab.

"Halo! Ngapa~" ucapan nya terpotong karena mendengar suara teriakan dari seberang sana. Orang itu sedikit menjauhkan telpon itu dari telinganya.

"Pasti lo lupakan?!"

"Kalo nelpon orang lain tuh budayakan baca salam sebelum bicara."

"Assalamu'alaikum ughtea"

"Walaikumsalam, ngapain lo nelpon gue sepagi ini?"

"Pagi jidat lo jenong! Udah siang ini!" Terdengar nada kesal dan ngegas dari seseorang di seberang sana.

"Yaudah siang! Cepetan ngomong kenapa lo gangguin gue se siang ini haaa?!" Tanya Gracia sambil meralat ucapannya.

"Pemotretan nya di majuin hari ini bego!" Jawab orang yg di seberang sana yg berhasil membuat Gracia melototkan matanya lebar-lebar karena kaget, bagaimana bisa ia lupa?! Bos nya pasti akan memaki nya jika begini.

"Astaga! Kok lo gak ngomong dari tadi sih!" Gracia langsung mematikan telpon nya lalu segera mengambil handuk dan bergegas untuk siap-siap.



















Gracia kini tengah tergesa-gesa saat sedang masuk ke dalam sebuah gedung penerbitan iklan dan majalah yg terletak di salah satu kota besar di jakarta tempat ia bekerja. Atau lebih tepatnya magang, meskipun ia hanya magang tetapi ke ahlian nya dalam mengambil gambar tidak perlu di ragukan lagi.

Ia sangat buru-buru sampai-sampai menabrak orang lain pun ia tak sadar. Ia hanya membungkuk meminta maaf kepada siapa saja yg tidak sengaja ia tabrak.

tiba-tiba handphone nya berdering kembali menunjukkan bahwa teman nya yg tadi itu menelpon dirinya lagi. Gracia segera mengangkatnya.

OS COLLECTION (GRESHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang