Seorang gadis kini sedang tergesa-gesa untuk pulang ke rumahnya karena seseorang baru saja menelpon nya dan berkata bahwa ia membutuhkan bantuan.
Gadis itu berlari tak perduli lagi dengan orang di sekitarnya, ia harus menemui seseorang yg terbilang cukup dekat dengan nya namun hubungan mereka tak lebih dari seorang sahabat.
Sesaat tiba di apartemen nya, ia melihat seorang gadis yg sudah berdiri di depan pintu apartemen nya sambil menunduk dan melipat ke dua tangan nya ke belakang. Gadis itu segera menghampiri orang tersebut.
"Kenapa lagi?" Tanya gadis itu dengan lembut saat sudah berdiri di depan orang ini.
Orang itu langsung mendongak kan kepala nya dan tersenyum lebar sambil mengangkat tangan kanan nya yg penuh dengan darah segar yg masih menetes.
Gadis itu langsung menganga dan secepat kilat membuka apartemen nya dan mempersilahkan orang itu untuk masuk.
"Ini tangan kamu kenapa bisa luka gini?" Tanya gadis berparas anggun yg sedang membalut luka di telapak tangan gadis di depan nya ini. Di lihat dari baju yg ia kenakan kalian bisa langsung tau bahwa dia adalah seorang perawat.
"Tadi lagi motong bawang ehhh pisaunya patah trus kena tangan deh." Jawab nya dengan cengiran seperti tidak ada beban.
"Apa aku ngiketnya kekencengan? Sakit gak?" Tanya gadis itu lembut setelah selesai mengikat perban nya.
Gadis yg terluka itu menggeleng cepat.
"Enggak kok Shan."Orang yg di panggil Shan ini lagi-lagi di buat tak percaya dengan gadis ini yg selalu merasa baik-baik saja padahal dirinya sering luka-luka dengan alasan yg konyol atau lebih tepatnya gadis ini terlalu ceroboh.
"Kemarin ke pentok tiang, sekarang kena pisau. Besok apa lagi?" Tanya gadis yg di panggil Shan itu, dia adalah Shani Indira seorang perawat di salah satu rumah sakit terbesar di jakarta. Dari nada bicara nya bisa terdengar ia sedang kesal sekaligus khawatir sedangkan gadis di depan nya ini justru tertawa.
Memang benar dua minggu yg lalu dia menemui gadis ini lagi karena pelipis nya bengkak karena ia berjalan tidak lihat-lihat dan malah menabrak tiang.
Gadis itu kemudian mengambil tangan orang yg mengobatinya tadi kemudian ia genggam dan mengelusnya.
"Beneran gapapa tau, buktinya aku cuma luka kecil doang kan." Jawabnya meyakinkan sambil menggerakkan tangan nya yg satu lagi yg terbalut perban itu."Segini kamu bilang kecil, gimana gede nya Ge?" Tanya nya cemberut, luka sebesar ini dengan entengnya gadis itu malah mengatakan bahwa itu hanya luka kecil.
Gadis itu kembali terkekeh.
"Besok aku bakal lebih hati-hati Ok."Shani mengangguk.
"Kamu tumben Shan pulang jam segini?" Tanya gadis yg di panggil Ge itu, dia adalah Gracia karena Gracia yakin bahwa ini masih jam kerja Shani.
"Seseorang ngechat aku, katanya dia lagi butuh pertolongan pertama. Gimana gak langsung tancap gas balik ke rumah." Jawab Shani dengan cemberut.
Tangan Gracia terangkat untuk mencubit pelan pipi Shani karena Gracia merasa gemas dengan wajah cemberut Shani. Gracia memang sangat suka mencubit pipi tembem Shani.
"Yaudah kalo gitu aku balik dulu, kamu istirahat yaa. Ntar malem aku call." Ucap Gracia kemudian berdiri.
Shani mengangguk dan tersenyum tipis.
"Beneran di call tapi." Ucap nya dengan manja.Gracia hanya mengangguk dan lagi-lagi terkekeh, Shani ikut berdiri mengantarkan Gracia sampai di depan pintu.
Cup!
KAMU SEDANG MEMBACA
OS COLLECTION (GRESHAN)
RastgeleBaca Saja! bukan cerita happy ending melainkan never ending