13. Cuddle

2.7K 109 3
                                    

Lama juga nggak update.

Semoga pembaca setia menunggu cerita yang slow banget ini publish nya. Maklum, banyak kerjaan.

_________

Diro kembali melakukan aktivitasnya seperti biasa setelah menikmati liburan beberapa waktu lalu. Yaitu kegiatan sekolah dengan segudang tugas yang tiada habisnya. Dia akan ujian semester dua minggu lagi.

Jadi sekarang dalam masa sibuk-sibuknya belajar untuk persiapan ujian. Beruntung Rama juga sedang sibuk dan sekarang sedang diluar kota untuk mengikuti beberapa tes kerja, jadi banyak alasan untuk tidak berjumpa.

Sekarang hari Sabtu. Sudah seminggu pula dia tidak bertemu Rama. Sebelumnya karena kesibukan masing-masing mereka juga tidak pernah lagi hang-out bareng.

Rama masih rutin antar-jemput Diro ke sekolah dan cuma itu saja. Tidak ada jalan-jalan atau untuk sekedar mampir buat nongkrong atau apa. Diro beralasan sibuk belajar sedangkan Rama berusaha menjadi kekasih pengertian dengan menuruti keinginan Diro.

Sebenarnya Diro bisa saja meluangkan waktu buat Rama. Tapi dia akan kesulitan untuk konsentrasi belajar karena pikirannya terus kepada Rama. Jadi dia akan menjaga jarak untuk sementara waktu sampai ujian kenaikan kelas selesai.

"Ayang Dio, ntar pulang sekolah kita hang-out bareng yuk. Udah lama loh kita nggak pernah ngumpul lagi." Diro menegakkan kepalanya menoleh ke sumber suara di depannya.

Itu suara Suci. Bangku Suci tepat di depannya sementara Diko di samping kirinya. Bangku Diro nomor tiga dari depan dekat dinding.

"Kemana?"

Kalau di pikir-pikir memang sudah lama mereka tidak pernah menghabiskan waktu bersama di luar sekolah. Biasanya paling tidak sekali seminggu mereka akan main bareng. Apalagi semenjak habis libur mereka sangat di sibukkan oleh tugas. Bahkan waktu makan di kantin pun mereka masih membahas pelajaran yang deadline.

"Biasa, beli cemilan dan eskrim lalu nongkrong di taman kota," mereka biasanya memang seperti itu.

Kebetulan di taman kota ada beberapa arena permainan buat anak-anak tapi tergolong kuat sehingga boleh dimainkan oleh orang dewasa.

Biasanya Diro dan Suci saja yang sibuk bermain sedangkan Diko hanya memperhatikan mereka saja atau sibuk bermain games di handphonenya sendiri. Menurut Diko permainan mereka kekanakan. Jadilah dia bagai pengasuh dua bocah tersebut.

Bila di lihat dari postur mereka masing-masing memang terlihat perbedaan yang begitu mencolok. Diro tidaklah pendek meski Diko lebih tinggi darinya. Diro 167 cm, itu sudah rata-rata tinggi orang Indonesia. Suci 158 cm dan Diko 178 cm. Makanya Diko belagu mengatakan mereka bocah. Tapi masih saja betah bertahan menemani mereka.

Dan Rama 186 cm by the way.

"Siapa yang traktir?" Tanya Diro iseng.

Ketika beli makanan, soal bayar-membayar mereka biasanya mengumpulkan uang yang tidak ditentukan jumlah masing-masingnya. Dan berapa terkumpul akan dibelanjakan semuanya. Kalau kurang, biasanya Diko lah yang nombok. Menurut mereka Diko adalah orang yang paling tajir diantara mereka. Sebenarnya itu hanyalah pujian berbalut maksud (palak terselubung).

Setelah pertanyaan itu, Diro dan suci bergerak menuju bangku disamping Diro dan memasang wajah memelas layaknya anak anjing (puppy eyes).

"Baiklah!" jawab Diko mengalah.

Meskipun Diko tidak dilibatkan dalam obrolan Diro dan suci tadinya, Diko sudah paham obrolan itu akan mengarah kemana. Kebetulan juga dia sedang sedikit sibuk mengerjakan tugas, jadi dia tidak mau membuat drama panjang yang pada akhirnya dia jugalah yang akan kalah. Bagaimana tidak, kalau dua bocah itu sudah bersepakat tidak akan ada yang bisa mengalahkannya.

Merayu Dan Memuja (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang