12. Penjajakan

2.4K 107 2
                                    

___

___

___

Diro bangun dari tidur, mendapati dirinya dalam pelukan Rama. Suasana kost terasa sunyi. Pasti teman-temannya sudah pergi main semua. Dia memang tidak berniat untuk ikut. Dia capek, terlalu banyak kegiatan dan kurang istirahat.

Diro mengambil tangan Rama yang memeluknya dari belakang dan mengecupnya pelan. Dia tahu kalo Rama tertidur. Terdengar dari deruan nafasnya yang teratur di lehernya.

Diro berbalik menghadap Rama. Dia menatap wajah Rama serius seperti sedang merekam wajah itu dalam memorinya. Dia selalu kagum dengan wajah ganteng Rama.

Bahkan ketika tidur wajah itu masih tampak berkarisma. Alisnya yang tebal terbentuk rapi seolah dicukur. Hidungnya mancung dan bibir bawahnya sedikit tebal. Bibir yang sudah beberapa kali mencium, melumat dan menyesap bibir Diro. Diro masih ingat kerja keras bibir itu pada tubuhnya semalam bahkan desisan dan racauan yang keluar dari bibir itu.

Tanpa sadar Diro menjilat bibirnya sendiri. Diro ingin merasakannya lagi. Tapi dia malu. Bagaimana kalo Rama bangun ketika dia berbuat mesum padanya. Pasti akan sangat memalukan. Tapi dia ingin, bagaimana ini?

Diro memilih untuk berani sekarang. Bukankah Rama menyayanginya bahkan mencintainya?

Diro mulai memposisikan wajahnya untuk mendekat pada Rama. Tangannya di kepala Rama dan mempertemukan bibirnya dengan bibir Rama. Hanya begitu. Lalu melepasnya dan menyatukan kening mereka.

Diro bisa merasakan nafas hangat Rama. Nafas itu tidak lagi bau rokok. Lebih ke bau mint, mungkin Rama makan permen atau mungkin berasal dari bau pasta gigi yang dipakai Rama, pikir Diro.

Rama sebenarnya sudah bangun sejak Diro mengecup lembut tangannya. Dia hanya ingin tau apa yang dilakukan Diro ketika dia tidur. Dia senang bukan kepalang karena aksi Diro. Sekarang dia yakin kalau Diro menginginkan dirinya sebanyak dia. Artinya cintanya tidaklah bertepuk sebelah tangan. Hanya saja Diro belum menyadari atau mengetahui perasaannya itu.

Tangan Rama bertengger dipinggang Diro dan menariknya mendekat.

"Aku mengganggu tidur Abang ya?" Ternyata Diro sudah mulai berani. Terbukti dari dia yang tidak beranjak dari posisinya meski dia sudah ketahuan. Entahlah, rasa inginnya lebih kuat daripada malu-nya.

Rama hanya tersenyum menawan menanggapi pertanyaan Diro. Dia memajukan wajahnya mendekat hingga hidung mereka bergesekan. Sedangkan tangan Diro masih bertengger nyaman dan mengelus rambut tebalnya. Bibir Rama tepat berada didepan bibir Diro dan saling berpandangan mesra.

Rama mulai nakal. Dia menjulurkan lidahnya dan menyapukannya pada permukaan bibir Diro. Lalu lidah itu mulai menghentak-hentak seolah menggali celah bibir Diro.

Hal itu direspon baik oleh Diro. Diro gemas dengan Rama yang tak kunjung menciumnya dengan serius.

Sepertinya Diro sekarang sudah tertular virus mesum Rama. Diro membuka belahan bibirnya dan masuklah lidah Rama kedalam lalu melilit apa saja yang ditemukannya didalam rongga mulut Diro.

Pergumulan lidah itu cukup alot. Sementara tangan Rama semakin agresif, bergerilya menyusuri punggung Diro sampai pada tumpukan daging pada tulang ekor atau pantat Diro dan meremasnya seduktif. Hal itu mendatangkan lenguhan tertahan Diro karena mulutnya masih tersumpal mulut Rama.

Ciuman Rama turun kebawah menuju rahang dan leher Diro kadang juga menyesapnya pelan. Sedangkan tangannya semakin menjadi-jadi meremas pantat Diro karena tidak adanya penolakan berarti dari pemiliknya.

Rama bangkit duduk dan melepas atasannya sehingga topless sekarang. Hal itu tidak luput dari pengamatan Diro sama sekali. Rama memang pernah tanpa baju dihadapannya beberapa kali tapi dia tidak pernah benar-benar memperhatikannya.

Merayu Dan Memuja (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang