15. Seni Kasih

2K 72 7
                                    

Lama nggak up.
Kalian apa kabar?

Adegan ini akan semakin panas, makanya siapkan tisu di samping kalian untuk antisipasi kepedasan.





Lanjut?

Oke!

***

Kulit beradu, mulut meracau. Liang membelah, tumpul menyikut merasuki.

"Bang Rammahh, tunngguhhh duluhh.. akkuhh ambill naaafaass...." Ketika Diro memanggil Rama dengan panggilan 'bang rama' disitulah kadar keimutan Diro meningkat.

Disitulah Rama akan takluk dan tunduk pada fatwa yang Diro lontarkan. Rama tahu Diro sedang gugup, makanya dia selalu menunda-nunda. Tak hanya itu saja, Rama pun tak kalah gugupnya. Mereka sama-sama gugup, namun kepalang dirundung nafsu menggelora.

Penisnya hampir saja bersarang dengan indah dan nyaman di dalam tubuh Diro. Namun baru saja hendak menyelipkan ke liangnya, Diro kembali menunda dengan berbagai alasan.

Hal itu membuat Rama frustasi saja, namun ia harus bersabar. Namanya juga cinta, dia tidak mau terlalu egois mencari kesenangan dirinya semata.

Rama menjelajahi bagian tubuh Diro mana saja untuk membuat Diro rileks dan nyaman. Badan Diro sudah penuh dengan bercak kemerahan. Putingnya tak lepas dari jarahan Rama sehingga puting itu tampak mencuat diatas tumpukan berlemak yang sudah sedikit berisi lantaran seringnya diremas dan dimainkan Rama.

Mungkin sudah seperti layaknya susu gadis SMP yang baru tumbuh. Sementara sebelah tangannya terus menggesek-gesekkan penisnya ke belahan pantat Diro. Kadang juga menyentaknya seperti menggenjot menimbulkan rintihan merdu dari Diro.

Dibalik itu, Diro masing menerawang untuk menimang apa yang akan terjadi. Apakah dia sanggup menampung penis besar Rama? Sanggupkah lubangnya menerima penis itu?

Diro sebenarnya masih ragu untuk melanjutkan permainan ini. Namun, setelah beberapa kali mengadu nafsu bersama Rama, dia tahu kearah mana permainan ini berarah.

Makanya dia mencari berbagai sumber pengetahuan tentang seks sejenis agar dia bisa bersiap diri untuk kekasih tampannya. Mulai dari bacaan-bacaan, bahkan video.

Selain itu, setiap melihat dan merasakan tekstur penis Rama, dia selalu penasaran apakah benar ia akan merasa nikmat seperti cerita-cerita atau mengerang penuh dengan kepuasaan seperti di video-video yang dilihatnya atau malah sebaliknya.

Dia tahu Rama tidak akan egois untuk menyakitinya dan dia juga tidak mau egois membuat Rama tidak terpuaskan karena menunggu terlalu lama dan malah berpaling darinya. Sungguh itu bayangan menakutkan.

"Setengahnya aja ya bang" Diro kembali menegaskan negosiasinya agar Rama tidak kebablasan.

"Yakin nggak mau seutuhnya?" geram Rama tak tahan untuk segera menjebol lubang perawan Diro yang dari tadi tidak jadi-jadi. Dia mencoba menawarkan diri. Syukur-syukur Diro menyetujuinya. Kalau itu terjadi, dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk membuat Diro mengerang puas dalam kungkungannya sehingga dia akan selalu dibayang-bayangi keperkasaan penisnya.

"Iya. Kita kan masih mencoba-coba untuk persiapan. Belum ngentot" Rama terkekeh mendengarnya.

Rama tidak percaya kekasih mungilnya masih sepolos ini padahal sudah sering direcoki dengan kemesumannya. Bagaimana bisa lubangnya disumpal penis masih dikatakan belum ngentot. Namun dia turuti saja gimana maunya. Toh, kalau nanti memungkinkan dia tidak akan lagi setengah-setengah, pikirnya menyeringai.

"Abang masuk nih?" Diro mengangguk perlahan menatap Rama yang juga menatapnya penuh nafsu.

Saat kepala penis itu masuk, Diro mengejan dengan mata terpejam dan bibir bergetar menimbulkan geraman panas Rama karena kepala penisnya terjepit tapi tak bisa masuk lebih dalam sebab pintu itu seperti mengatup.

Merayu Dan Memuja (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang