6

169 14 0
                                    

"Jadi kedatangan ku kesini untuk....melamar putra anda yang bernama Lee Jihoon"

─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇

Deg!!

"A-apa??" Jihoon membulatkan mata nya

"I-iya ji aku kesini untuk melamar dirimu" ucap nya

"Tidak, dan maaf aku tidak bisa menerima lamaran ini aku permisi" ketus jihoon kemudian ia pergi keluar rumah.

Jeonghan pov

"Hah....sudah lama aku pergi lebih baik aku pulang saja dan segera bertemu dengan seungcheol" monolog ku, aku pun langsung bergegas pulang. Wait mobil seungcheol? Ada apa dia pagi-pagi datang kemari? Tak lama aku pun langsung masuk kerumah.

"Tujuan saya datang kesini ingin melamar putra anda yang bernama Lee jihoon"

Deg!

mendengar hal itu aku mengepal tangan menahan amarah, what? Ia tidak salah dengar? Melamar jihoon? Adik nya sendiri? Dan seungcheol mengkhianati ku? Hiks rasanya sakit berani sekali ia mengatakan itu dengan tenang dan ya ada jihoon disitu yang tidak menjawab, sudah pasti jihoon akan menyetujuinya. Aku pun langsung pergi keluar






Brak!





Mendengar hal tersebut jeonghan lansung bergegas pergi keluar entah kemana ia pergi dan melaju dengan kecepatan 150km/jam pikiran nya benar-benar kacau, bagaimana tidak tiba-tiba seungcheol melamar adik nya bukan dirinya. Persetanan dengan adik nya meningkat ia sangat membenci adik nya, karena ia telah mengambil semua yang jeonghan punya.

"Aku benci! Aku benci seungcheol!! Aku benci jihoon!! Hiks" Ucap nya sambil memukul stir mobil. Jeonghan pun bingung ingin pergi kemana hati nya sangat sakit, suara dering hp terus berbunyi tetapi diabaikan oleh nya. Well jeonghan memberhentikan mobil nya di depan 'Quart Bar' . Jeonghan memarkirkan mobil nya kemudian ia masuk kedalam bar tersebut.

Author pov

Jihoon tak habis berfikir bahwa akan terjadi seperti ini, ia tidak tahu maksud dari ini semua. Jihoon berdiri di atas jembatan sungai han dan berteriak.

"INI KENAPA BISA TERJADI KEPADA TAKDIR KU, AKU BENCI KEHIDUPAN INI" teriak nya sambil menangis. Dia sangat membenci kehidupan sekarang karena bagi dia ini sangat tidak adil. Pertama ia kehilangan kekasih nya, kedua ia dijodohkan oleh seungcheol kekasih hyung nya sendiri. Jihoon menatap kedepan dengan pandangan kosong.

'Lebih baik aku melompat saja' batin nya. Tak butuh waktu lama ia menaiki pembatas jembatan dan akan bersiap untuk melompat, bulu kuduk jihoon berdiri karena ketakutan lalu ia memejamkan mata dan melompat.

"Aku tidak ingin hidup lagi hiks lebih baik aku pergi jauh selamat tinggal appa,eomma, jeonghan hyung maafkan aku" monolog nya.


























Grep!















Tangan jihoon seperti ditarik oleh sosok pria perperawakan tinggi. Jihoon membuka matanya.

"Apa kau gila hah? Kau ingin mati?" Ucap pria tersebut dengan nada agak tinggi.

"Ya kenapa? Kenapa kau menyelamatkan ku? Siapa kau?" Celetuk jihoon.

"ck. Kau ini tidak ada guna nya melompat dan membuang waktu mu, dan apa kau tidak memikirkan keluarga mu? Baiklah seperti nya aku membuang waktu" pria itu pergi meninggalkan nya, jihoon terdiam sejenak dan mulai menangis kembali dirinya begitu bodoh untuk semua ini tak bisa berfikir dengan jernih. Ia pun terduduk disana dan merenung. Pikiran nya benar-benar kacau.

"Soon kenapa jadi seperti ini? Kau pergi dan kau tahu? Seungcheol hyung melamarku tapi tenang saja aku lebih memilih mu dan aku akan menunggu mu sampai kau kembali" lirih nya. Suara handphone berdering jihoon hanya menghela nafas

'Eomma' ia menerima panggilan dari sang eomma. Jihoon mangabaikan panggilan tersebut dan mematikan ponsel nya.






































Tbc

Chapter nya makin lama makin gk nyambung ya, sorry author lagi buntu:( maklum lgi kgn sama mas jun🙃

next chapter~

èpoque (french) SOONHOON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang