10. Sial yang berulah kembali

133 20 28
                                    

Cavin Beuaregard adalah seorang pangeran yang mendapatkan kutukan dari penyihir yang membenci raja. Kutukan yang membuatnya akan sial dan memberikan kesialan pada orang sekitarnya. Sekiranya itu yang dia tahu, hingga dirinya harus keluar dari istana dan tinggal di mansion milik Keluarga Mckinzy.

Keluarga Mckinzy sendiri adalah kerabat jauh dari permaisuri, ibunya. Tempat ini menyambutnya dengan hangat, tidak ada diskriminasi selain orang-orang yang menjaga jarak yang pas. Walau begitu, dia tidak kesepian karena dia memiliki dua teman berharga. Dua saudara Mckinzy. Alfie Mckinzy dan Calista Mckinzy.

Semuanya seakan masih bisa diterima, dimengerti dan dipahami, setidaknya walau sial dia memiliki teman. Tidak peduli seberapa banyak ritual suci dan sebagainya dilakukan, dia tidak pernah mengeluh, tidak punya teman lain dia tidak pernah protes, bahkan kelahirannya yang disembunyikan tidak ada sakit hati. Dia masih bisa menerima semuanya-- hatinya murni penuh kasih.

Tapi, mengapa?

Semuanya berubah ketika hari itu Calista yang biasanya terlihat polos seperti malaikat berubah dan menjaga jarak. Padahal Calista adalah teman sekaligus adik yang selalu menempel dan membuat dia tidak kesepian. Walau memang Alfie setelah dewasa melakukan hal yang sama karena sibuk bekerja, dia bisa paham. Tapi, Calista? Kenapa gadis itu berubah dan melihatnya seperti kotoran yang harus segera disingkirkan? Itu membuat hatinya sakit.

Semuanya dimulai ketika hari itu mereka tidak sengaja bertabrakan hingga di hari yang sama Calista pingsan dengan darah yang keluar dari mulutnya. Dia ingat, hari itu Alfie sangat marah soal dia yang menyebarkan kesialan pada Calista hingga sakit dan mengajarkan menggoda orang lain yang tidak dia ketahuo. Oke, dia bisa mengerti soal kesialan. Itu sudah takdirnya begitu. Tapi, soal menggoda? Mengapa Calista melakukan hal seperti itu? Dia tidak tahu sama sekali.

Bahkan seminggu setelahnya, walinya yang selama ini terlihat damai malah memarahinya besar-besaran karena kesialan sebelumnya Duke Mckinzy harus menuruti semua keinginanan Calista hingga gadis itu kabur dari rumah. Hah! Itu jelas-jelas di luar kendalinya! Bagaimana Calista tega membuatnya di posisi seperti ini? Anak manis seperti Calista mustahil melakukan itu.

Awalnya dia ingin meluruskan kesalahpahaman ini dan bertanya pada Calista. Tapi lagi-lagi Calista melakukan kehebohan dengan menetap di istana dan berkata telah berteman dengan tunangan Putra Mahkota yang jelas-jelas wanita itu adalah penjahat! Tapi, tidak ada yang bisa menghentikannya karena Putra Mahkota sendiri yang memberikan izin.

Atas segala hal yang telah dia dapatkan. Cavin harus mendapatkan penjelasan dari Calista atas semua ini. Dia pantas mendapatkannya, karena itu, kabur dari rumah (menambah stress kepala keluarga Mckinzy) dan mengikuti Calista adalah ide yang baik. Sedari pagi ini dia sudah bertekad dan mulai menunggu kereta berisikan Calista dan Ayudia-- tunangan Putra Mahkota keluar untuk dibuntuti. Dia harus mendapatkan kebenaran!

Walau begitu harinya sungguh tidak mudah. Ingat, kesialan ini begitu nyata.

Baru saja dia menumpang di salah satu kereta. Kereta itu langsung kecelakaan dengan kusir yang terluka parah, berulang kali begitu, hingga akhirnya dia harus menyimpan sisa uangnya dan berjalan kaki mengikuti Calista ke sebuah toko dessert. Tapi, yang aneh, karena dia hanya melihat dari jauh. Calista dan Ayudia memakai kostum dan menyamar, lantas memasukkan seorang gadis ke dalam sana.

Cavin penasaran, apa yang dilakukan mereka berdua? Tidak! Pasti Ayudia telah memprovokasi Calista untuk melakukan kejahatan. Cavin harus melindungi Calista! Bermodal nekat karena tidak memiliki kereta yang mau menampungnya. Akhirnya dia menyewa kuda, sepertinya untuk sementara kesialannya hari ini yang sudah berjumlah lima dari kecelakaan kuda membuat Cavin sekarang bisa tidak sial dan lancar mengikuti kedua gadis itu.

Walau begitu, perjalanan jauh membuat dirinya yang terbiasa di rumah saja tidak enak badan. Hingga akhirnya di tengah jalan dia muntah (kesialan keenam) dan sempat kehilangan Calista yang sudah melaju pergi. Akhirnya dia tersesat (kesialan ketujuh) dan menjatuhkan kudanya ke dalam jurang (kesialan kedelapan). Setelah akhirnya dia menemukan jalan, dia melihat rumah sakit jiwa dari kejauhan dan menemukan kereta kuda tersebut walau sebelumnya dia jatuh ke dalam lumpur (kesialan kesembilan).

Setelah mengamati kereta yang akan dinaiki Calista. Akhirnya dia menaiki kereta di tempat penyimpanan barang sehingga kereta melaju dan rodanya rusak (kesialan kesepuluh, Cavin akan mengalami kesialan minimal sepuluh dalam sehari). Hingga akhirnya dia ada di hadapan kedua gadis ini, yang satunya-- Ayudia memakai rambut palsu coklat. "Apa yang kalian lakukan pada gadis itu?"

Cavin melirik keduanya yang terlihat panik sekaligus menatap pria itu kasihan dan jijik (?). Cavin sungguh tidak mengerti kenapa mereka menatapnya seperti itu, yang Cavin tahu dia hanya ingin membawa Calista kembali. "Cavin. Kenapa kamu ada di sini?" Evelia bertanya serius sembari menjaga jarak, jujur saja dia trauma dengan insiden biji buah. "Jawab dulu pertanyaanku! Apa yang kau lakukan pada gadis itu!"

Cavin bisa melihat Calista yang sudah sangat pasrah dan muak. Dia tidak mengerti kenapa gadis itu seperti ini. Padahal gadis itu malaikat polosnya. "Kenapa Anda bertanya? Ini urusan kami berdua. Lagipula menguntit seseorang adalah sebuah pelanggaran. Apakah Anda ingin dipenjara?" Luna sangat kesal melihat pemeran utama wanita-- yang naif sudah mencekik dia sebelumnya, maupun pemeran utama pria bodoh yang begitu menyusahkan mereka. Apa mereka tidak bisa mengurus diri mereka sendiri untuk tidak membuat kekacauan?

"Saya hanya khawatir pada adik saya! Saya tidak melakukan kesalahan!" Cavin berseru tidak terima, langkahnya mundur dan tanpa sengaja tersandung mengenai kusir yang memperbaiki kereta. Kusir yang kaget kehilangan keseimbangan, kereta yang belum sempurna terangkat jatuh, sedangkan tubuh kusir ambruk. Tanpa aba-aba kereta merosot kencang melindas perut pria tersebut yang membuatnya mati di tempat. "Ma- maafkan, saya!" seru Cavin panik.

"Gila."

"Mati kita."

Kedua gadis itu menatap ngeri Cavin yang berusaha menenangkan. "I- ini hanya kecelakaan! Calista! Kumohon dengarkan aku!" Evelia menggeleng keras, menuliskan kesialan Cavin dan bisa membuat orang mati memang menyenangkan. Tapi, jika mereka yang mati kan gak ngotak! Aslian, pemeran utama pria ini benar-benar menyeramkan. "No! Big no! Aku gak mau mati!"

"Aku bisa menjelaskan!"

"Nggak! Kamu serem tahu gak?! Orang baru aja mati di belakang kamu! Apa coba yang bisa dijelasin?!"

Cavin berusaha mendekati keduanya yang semakin mundur. Evelia dan Luna saling berbisik panik, rencana mereka membuang Jeslyn berjalan sempurna, tapi nyawa mereka malah terancam oleh Cavin! Bisa dilihat jika dua pemeran utama sial dan naif berdekatan sudah terjadi hal seperti ini, apalagi jika mereka disatukan, kekacauan apalagi yang akan terjadi coba? "Hitungan ketiga. Kita lari, oke?"

"Satu."

"Dua."

"Tiga."

Keduanya berlari kencang sekuat tenaga, Cavin mengejar mereka sembari berteriak layaknya orang kesetanan. Tempat ini jauh ke mana-mana, mereka tidak bisa meminta bantuan siapa pun. Ini sangat menyeramkan! Jantung kedua author sudah berdetak tidak karuan, berlari dan berlari dengan wajah panik.

"Jangan lari!"

"Lu yang berhenti sinting!"

"Kita gak mau mati!"

Mereka bertiga terus berlari dan berlari. Sialnya Evelia yang memiliki fisik Calista yang mudah sakit langsung kelelahan dan membuat kakinya yang lemas tersandung hingga jatuh ke tanah. "Lia!" Luna berseru panik sebelum Evelia kembali berseru nyaring, ah, mereka harus terpisah di sini. Evelia dengan ekspresi pasrah balik berseru, dia harus mengorbankan diri. "Terus lari! Cari bantuan! Jangan peduliin aku!"

Luna tidak mau mendengarkan dan berusaha berbalik arah. Tapi di sana Cavin sudah menggendong tubuh Calista yang membuat Luna mengurungkan niat dan segera kembali berlari. 'Maafkan aku. Aku akan mencari bantuan bestie!'. Luna terus menerus berlari hingga akhirnya terjatuh karena kelelahan. Dirinya melihat ke belakang dan melihat Cavin tidak ada di sana, air matanya sudah menggenang, mengkhawatirkan Evelia sebelum suara yang tidak asing memasuki indra pendengarannya. "Apa kamu memiliki hobi untuk duduk di tanah, huh?"

Bersambung...

06/04/2023

Stay Away From The Authors! [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang