Baju zirah dengan noda darah berkilat samar dari sinar mentari yang menerobos lewat langit-langit istana yang berlubang, setengah hancur hampir roboh. Darah membasahi lantai sedangkan suara monster susul menyusul. Getaran di tanah kembali terasa, membuat tubuh Calix menggeram kembali limbung.
"Dasar sialan! Kau yang menghancurkan semua ini!"
Seruan nyaring terdengar membuat sang empu yang dituju menangis, darah segar mengalir dari pelipis karena reruntuhan yang jatuh menimpanya. "Maaf.. maaf.. saya tidak bermaksud-"
"Omong kosong! Semua orang sudah mati sekarang!"
Gempa kembali terasa semakin dahsyat, terdengar letusan gunung menghancurkan setengah istana dengan lava yang mengalir membuat mereka menghindar. Susulan teriakan orang-orang tidak bersalah susul menyusul. Cavin menggigit bibirnya menggeleng keras, pemuda tampan dengan surai emas serta netra hijau transparan bak malaikat pembawa sejuta sial mengaduh. "Kak! Kumohon... Kumohon.. ini bukan salahku."
"Persetan!"
Tanpa menunggu satu kesialan muncul, Calix kembali mengarahkan pedang menghujam tubuh sang adik. Jarak mereka sangat dekat, napasnya berderu kencang. Setidaknya jika kerajaan ini hancur Raja sial ini akan ikut mati dengannya, tapi Cavin segera menghindar melindungi diri, pedang kini berbalik menusuk jantung Calix.
"Uhuk, uhuk.."
Darah merembes keluar dari mulut Calix yang limbung menimpa tubuh sang adik. Netra emas penjahat itu melotot, mendapati kematian di depan mata. Air mata Cavin kembali bercucuran, wajahnya memerah penuh penyesalan. "Maaf.. Kak. Maaf.."
Napas Calix menderu berhasil menghujam tubuh lawannya yang kini sekarat. Tidak menunggu lagi kesialan terus menggema. "AAKHHHH! TUHAN SALAH APA AKU HARUS MENERIMA INI?!" Cavin berteriak histeris memeluk tubuh dingin kakak tirinya. Harusnya jika dia tidak menjadi Raja pria hebat ini yang sudah menginjak takhta.
Belum cukup sampai di situ, suara peringatan tsunami didapatkan. Menghancurkan bagian sudut istana yang lain. Di atas reruntuhan istana terdapat para musuh menanti. Air mata berjatuhan membuatnya menyedihkan. "Kau harus mati anak terkutuk."
Para penyihir yang berada di atas sana berkata, perlahan memejamkan mata Cavin memeluk tubuh dingin di depannya erat. Mati. Ya, inilah akhir yang pantas bagi anak terkutuk sepertinya. "Maaf...," lirihnya. Meteor raksasa mulai berjatuhan menghancurkan istana sampai menjadi abu. Begitupula dirinya, sengat panas membakar tubuh.
Tapi, itu bukan sekedar menghancurkan kehidupan Cavin maupun keluarganya. Seluruh dunia ikut hancur menemukan kiamat dengan akhir tragis yang melenyapkan segalanya.
Tamat.
.
.
.
Di situs Web Novel, kini tengah tranding novel fantasi tragis berjudul 'Endless Blashpemy' yang membuat para pembaca membenci penulis kisah itu sendiri. Kenapa?
Evelia_human|
Awokwok, kan semuanya terserah author :vLuna_111|
Mau dinistakan, digulingkan, dibikin mati. Takdir tokoh fiksi ada di tangan penulis 🗿Para pembaca mengamuk habis-habisan mendapatkan akhir tragis dalam kisah ini. Bahkan para penulis tidak menunjukkan rasa bersalah dan tertawa atas kematian tokoh favorit mereka.
Terlebih kisah ini bukan saja tentang kisah fantasi biasa. Bercerita tentang anak penuh sial yang menjadi raja, saudara tirinya yang iri, perebutan wanita polos menyedihkan, kisah rumit penuh tragedi yang menakjubkan berakhir dengan kehancuran dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Away From The Authors! [TERBIT]
FantasiaComedy - Fantasy Sebagai seorang penulis, biasanya mereka akan mencintai semua tokoh yang dibuatnya, bahkan tokoh penjahat sekalipun. Alasannya cukup simpel, karena para karakter adalah anak-anak yang mereka ciptakan. Walau begitu dua author laknat...