Gadis dengan surai hitam pendek tengah berbaring di atas ranjang. Sinar mentari menyusuri tubuhnya dengan cahaya bias menghangatkan. Hembusan angin melambai-lambai membuat gorden bergerak pelan.
Suara erangan terdengar sebelum kedua matanya terbuka, menghadirkan iris biru laut yang menawan. Diiringi dengan gerakan mendudukkan diri dia memegangi kepala, lantas berdecak kesal. "Mimpi tadi malam aneh banget. Masa aku harus benerin cerita ancur buatan sendiri? Ngaco."
Gadis itu mulai membuka mata sembari mengerjab memperlihatkan sekeliling ruangan. Matanya yang masih terpejam sebelah langsung terbelalak lebar.
Loh? Loh? Loh?!
Di mana dia berada?
Ruangan dengan cat putih gading juga berbagai hiasan sederhana terbuat dari kaca berjejer sepanjang ruangan. Mulai dari lemari khusus kaca-kaca yang indah. Hiasan yang gemerlap anggun di jendela, juga kaca raksasa yang terdapat tepat di hadapan kasur.
Deskripsi ini... tempat ini....
Tidak. Mana mungkin. Masa dia masuk novel 'Endless Blashpemy'?
Netranya kini beralih pada cermin besar menampilkan penampilan salah satu figuran mayat. Figuran yang hanya dia tuliskan nama juga ciri-cirinya sekali karena karakter ini sudah mati bahkan sebelum cerita dimulai.
"Aahhh!"
Tidak mungkin. Dia menjadi Calista Mckinzy, yaitu salah satu tokoh figuran yang memiliki stempel satu-satunya teman pemeran utama pria. Dan mengapa dia bisa berteman dengan tokoh utama pria?
Pertama, itu karena sebelum terungkap pemeran utama pria adalah pangeran, dia sebelumnya hidup di bawah perwalian orang tua sang gadis, lebih tepatnya sang ayah yakni Duke Mckinzy sepupu jauh dari permaisuri. Dan tentang kenapa gadis ini bisa menjadi teman pemeran utama pria yang selalu sial, karena dia adalah gadis yang bodoh bahkan tidak bisa mengerti apa itu kesialan yang selalu melekat pada temannya itu. Ya, gadis yang sangat-sangat bodoh dan mati karena kesialan itu.
"Demi apa aku jadi si idiot, bodoh, gak punya otak!"
Evelia tidak tahu harus apa saat ini. Tiba-tiba otaknya berhenti bekerja dan tidak memiliki fungsi sama sekali.
"Nona muda! Apa ada yang terjadi?!" Seorang pelayan membuka pintu kamar tergesa lantas menghampiri gadis itu dengan khawatir. Tangannya menggenggam tangan sang nona yang mulai menangis.
Sial! Kenapa dia harus ada di novel ini?!
"Nona kenapa?"
"Huwaaa!"
Baiklah, mari kita menangis terlebih dahulu untuk meratapi nasib menyesatkan ini.
.
.
.
"Calista, apa kau baik-baik saja?"
Evelia-- yang kini menjadi Calista termenung dengan wajah sendu menatap keluarga Calista. Mereka semua tengah sarapan bersama, tampaknya keluarga ini khawatir melihat matanya yang sembap juga tangisan histeris tadi pagi.
"Aku tidak baik-baik saja Ibu," ucap Evelia kembali menjatuhkan kepala ke meja hendak menangis lagi. Jangan salahkan dia yang lemah. Karena pada dasarnya Evelia adalah orang yang pesimis, apalagi mengetahui masuk kedalam cerita yang tidak ada harapannya sama sekali. Bahkan ending cerita ini saja kiamat.
Benar. Kiamat.
Siapa juga yang waras bertahan hidup di dunia yang mau kiamat?!
"Sayang, kau kenapa? Tolong beritahu Ayah. Ayah akan membantumu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Away From The Authors! [TERBIT]
FantasíaComedy - Fantasy Sebagai seorang penulis, biasanya mereka akan mencintai semua tokoh yang dibuatnya, bahkan tokoh penjahat sekalipun. Alasannya cukup simpel, karena para karakter adalah anak-anak yang mereka ciptakan. Walau begitu dua author laknat...