07. 𝐀𝐫𝐫𝐨𝐠𝐚𝐧𝐭 𝐆𝐢𝐫𝐥

792 174 14
                                    

Gelora menatap terheran kepada sosok cowok yang sudah menungguinya di depan gerbang rumahnya. Dan saat Gelora mendekati cowok tersebut, rupanya itu adalah Juna. Juna tersenyum kepadanya, kemudian melambaikan tangannya pada Gelora. Gelora pun membalas senyuman tersebut dan berjalan menghampiri Juna, namun saat Gelora sudah dekat dengan gerbang rumahnya, tiba-tiba dirinya berhenti dan teringat kata-kata Gino semalam yang berkata bahwa ia jangan terlalu dekat dengan Juna. Jujur saja Gelora agak sedikit terganggu dengan kata-kata tersebut.

Karena menurut Gelora kata-kata Gino semalam bukanlah kata-kata yang iseng atau refleks terucap saja di bibir Gino. Namun sepertinya Gino benar-benar serius melarangnya untuk dekat-dekat dengan Juna, tapi kenapa Gelora harus perduli akan hal itu? Lagian kan dia nggak perlu menuruti ucapan sampahnya si Gino, kalo si Gino saja bisa bebas deketan bahkan pacaran sama Bella, kenapa dia harus menuruti kata Gino yang memintanya menjauhi Juna? Lagian Juna itu cowok baik, akan sangat tidak sopan jika Gelora menjauhi Juna tanpa alasan yang masuk akal.

Karena disini yang patut di jauhi adalah Gino, bukan Juna. Tapi tetap saja, Gelora tidak bisa melakukan hal tersebut, meskipun ia sinis terhadap Gino bahkan suka kasar dengan cowok tersebut. Namun tak bisa ia pungkiri bahwasanya untuk menjauhi Gino adalah sesuatu yang sulit dalam hidupnya, Gino tidak berubah kok, Gino tetaplah Gino, Gino yang perduli padanya, Gino yang menyayanginya, hanya saja untuk saat ini mungkin Gino tidak di takdirkan bersamanya dulu. Tapi suatu saat nanti Gelora yakin bahwa Gino akan tetap kembali kepada dirinya.

Dengan langkah mantab Gelora kembali berjalan mendekati Juna. Gelora membuka gerbang rumahnya dibantu oleh satpam penjaga gerbang, setelah itu Gelora kini sudah berhadapan dengan Juna yang masih setia di atas motornya.

"Lo gak keberatan nih jemput gue kayak gini? Gue bisa kok berangkat sendiri, di anterin sama supir gue. Rumah lo sama rumah gue itu gak searah Na, lo berangkat dari jam berapa coba?" Tiba-tiba Gelora merasa tak enak hati dengan Juna, karena Gelora sudah cukup merepotkan cowok tersebut. Bukan berarti Gelora tidak tahu akan perasaan Juna padanya, Gelora tahu itu dan ia sangat paham bahwa Juna memiliki rasa lebih dari seorang teman untuk dirinya. Tapi Gelora tetap pura-pura bodoh, mungkin dia terlihat jahat, tapi jujur Gelora benar-benar tidak bisa merespon perasaan Juna terhadap dirinya.

Biarlah semuanya tetap seperti ini sampai suatu saat nanti ada seorang perempuan yang lebih baik dari dirinya dan bisa menggantikan Gelora di dalam hati Juna. Jika Gelora tidak bisa mendapatkan Gino, setidaknya dia tidak boleh menyakiti Juna dengan menjadikan cowok tersebut sebagai tempat pelampiasannya. Juna terlalu baik untuk itu dibandingkan dengan Gelora yang buruk ini.

"Gak ngerepotin sama sekali kok. Lagian biar jok belakang motor gue ada yang nempatin selain nyokap gue, dan kalo boleh jujur, lo adalah cewek pertama yang nempatin jok belakang motor gue setelah nyokap gue. Lagian lo gak inget ya? Hari ini kan sekolah kita ada tanding basket, makanya gue jemput lo sekalian barengan kan?" Ujar Juna dengan senyum di wajahnya yang begitu tampan bahkan saking tampannya sampai wajah Juna sangat mirip dengan salah satu karakter anime.

Gelora menepuk jidatnya, "Ya ampun! Bisa-bisanya gue lupa. Lagian kan juga gue hari ini jadi cheerleader buat sekolah kita kan ya? Ya ampun, pikun gue pikun!" Gelora tertawa renyah dan di ikuti oleh kekehan Juna.

"Yaudah makanya sekarang cepetan naik, keburu telat nih. Lagian jarak rumah lo sama sekolah kan lumayan jauh." Ucap Juna yang di angguki oleh Gelora, Gelora pun akhirnya naik di jok belakang motor Juna. Setelah itu dengan canggung dirinya berpegangan pada pundak kokoh Juna. Setelah itu Juna pun mulai menyalakan mesin motornya dan mereka pun kini menuju SMA Jaya.

Arrogant Girl

Saat sudah sampai di SMA Jaya, Gelora segera pergi menuju tempat ruang ganti putri. Karena dirinya harus berganti pakaian dan mulai berkumpul dengan beberapa kelompok cheerleadernya, saat sudah sampai di ruang ganti, Gelora segera mengganti pakaian sekolahnya dengan baju cheerleader kemudian ikut berkumpul dan mulai membicarakan tentang farmasi mereka nanti.

Arrogant Girl | JaesooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang